#MuslimahTimes — Menikmati novel laskar pelangi seperti menikmati kebahagiaan di masa kecil yang mungkin jarang terekspos. Kalau tidak boleh disebut dilupakan. Atau ditinggalkan karena kini kita telah dewasa.
Ya, Andrea Hirata berhasil menarasikan dengan untaian kata yang detil tiap latar dalam novel ini. Tempat-tempat di Belitong digambarkan amat detil sehingga saat membaca kita seakan ditarik untuk mengunjungi pulau kecil di salah satu bagian negeri ini. Suasana digambarkan dengan apik hingga imajinasi ikut berputar-putar mengikuti alur kisah yang dibuat. Waktu pun dijabarkan dengan amat indah hingga seakan kita tertarik menjadi mereka yang menikmati waktu meski secara usia kita jauh terpaut.
Andrea Hirata pun berhasil menuliskan novel dengan gaya yang jauh dari romansa cinta picisan. Jauh dari kata porno literasi. Tapi, novel ini dibuat secara intelek. Hingga, meski ada kisah cinta di dalamnya tapi bukan cinta atas nama nafsu belaka. Namun, ada sisi-sisi manis fitrah seorang insan yang memang Allah anugerahi rasa cinta.
Berbagai diksi yang dihadirkan dalam novel ini pun ciamik. Menunjukkan kualitas intelektual penulis dan kemampuan sastra yang rupawan. Sehingga, tiap kalimatnya ibarat bunga yang bermekaran dan sayang untuk dilompati atau dilewatkan. Rasanya, tidak boleh ada satu kata pun yang tak terbaca.
Inspirasi dalam novel ini pun tak terhingga. Semangat belajar, berkarya, integritas, persahabatan, ketaatan, kehormatan, dan banyak hal lain diramu menjadi satu bagian yang tak terpisahkan. Buku ini layak menjadi buku non fiksi karena syarat akan ilmu pengetahuan.
Bagi seseorang yang tidak suka digurui maka membaca novel ini adalah salah satu pilihan. Kenapa? Karena di dalamnya kita akan disuguhkan berbagai hikmah termasuk tentang syirik dengan cara yang amat indah. Kita akan menemukan bahwa syirik yang termasuk dosa besar bisa membuat kita sadar untuk tak melakukannya.
Jika Anda pernah menonton film Laskar Pelangi, Anda akan lebih dibuat kagum jika langsung membaca novelnya. Karena, bagi pecinta buku membaca lebih nikmat daripada menonton. So, takkan pernah rugi jika novel ini menjadi waiting list untuk buku bacaan selanjutnya.
Saya pun suatu saat nanti akan membacanya kembali. Kenapa tidak sekarang? Karena, tumpukan buku yang lain telah melambaikan tangan untuk segera dijamah dan dilahap habis. Hehehehe..
Novel Laskar Pelangi/Andrea Hirata/ Penerbit Bentang/ Oktober 2008/ 534 halaman/ Peresensi Choirin Fitri