Oleh: Aqila Ghania Syaakirah
Muslimahtimes.com – Teman, kita tahu bahwa hidup dipenuhi oleh hal yang negatif dan positif. Tatkala segala hal yang negatif-negatif itu sering bermunculan dari berbagai arah, membuat harapan kita layu seketika dalam jalan memperjuangkan kesuksesan.
Dan itu memang menjadi tantangan bagi semua manusia di dunia, Teman! Apalagi bagi kaum milenial, itu sangat memengaruhi mereka. Yang menjadi pertanyaan adalah, sebesar apa hal tersebut memengaruhi kita?
Jawabannya sangat-sangat berpengaruh, maka kita harus berhati-hati dalam bertindak karena itu akan memengaruhi masa depan kita.
Teman, kita tahu rasanya dikecewakan oleh seseorang yang sangat kita percaya. Rasanya sangat menyakitkan dan membekas. Tetapi, apa rasanya ketika kita dikecewakan diri sendiri? Rasanya lebih menyakitkan. Ketika kita gagal dalam mencapai sesuatu, seringkali rasa kecewa itu datang.
Betapa berbahayanya, sekali kita kecewa rasanya seperti orang yang tidak berguna. Rasanya kita mau menyerah, seakan-akan tidak ada harapan lagi. Yang tadinya kita sangat giat, bersungguh-sungguh setiap hari, bangun pagi dengan semangat. Sekarang kita menjadi mager, cemberut, nggak mood untuk melakukan apa pun. Rasanya ingin rebahan saja sepanjang hari. Betul kan?
Masalahnya di sini adalah rasa percaya diri. Ini yang hilang dari kebanyakan remaja saat ini, “Ih, aku kayaknya enggak bisa deh,” sering sekali kalimat itu terlontar dari mulut kita. Saat melihat kesempatan menuju cita-cita atau saat kita diberikan amanah dan kepercayaan. Padahal, kita belum berusaha untuk mencoba. Makanya, ada yang bilang bahwa musuh sesungguhnya adalah diri kita sendiri, bukan orang lain. Benarkah?
Pertarungan terbesar menuju kesuksesan adalah bukan dengan orang lain atau saingan kita. Tetapi dengan diri kita sendiri. Dengan melawan rasa malas kita, prasangka buruk kita, amarah kita, keluhan kita, itulah salah satu jalan menuju kesuksesan. Itu merupakan salah satu cara untuk berubah menjadi orang yang lebih baik.
Meragukan diri sendiri justru akan membuat kita selangkah lebih jauh dari target kita, meremehkan diri sendiri akan membuat kita gagal, menyerah duluan akan membuat kuta seperti pecundang. Coba deh, siapa yang mau jadi pecundang? Pasti tidak ada, yang ada kita semua pengin disebut sebagai pejuang. Maka berjuanglah untuk menjadi pejuang sejati!
Langkah pertama menjadi pejuang sejati adalah kita harus percaya dengan kemampuan sendiri. Sejatinya, kita harus tetap maju. Walau ada keraguan pada kita tentang diri kita sendiri. Jangan khawatir masalah gagal atau berhasil, yang penting adalah kita berusaha dan ikhtiar dulu, Teman!
Allah paling tahu tentang hambanya, Dia yang mengetahui apakah kita mampu atau tidak, Dia yang mengetahui apa yang baik untuk kita. Maka, seharusnya kita tetap ikhtiar untuk maju dan berusaha, walau terasa sangat mustahil di luar kekuatan kita sendiri. Tapi percayalah! Allah punya rencana buat kita.
Dan sebagai penutup, kita harus tetap semangat dan konsisten, Teman! Yakinlah, kamu bisa menggapainya. Apapun yang terjadi, tetaplah berprasangka baik kepada Allah.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, Allah berfirman:
“Aku (Allah) sesuai dengan prasangka hamba pada-Ku.” (Muttafaqun ‘alaih.)