Oleh Lulu Nugroho
#MuslimahTimes — No farewell words was spoken, no time to say goodbye, you were gone before we knew it and only God knows why. Fair winds following seas, sailor.
__________________________________
KRI Nanggala 402 is on eternal patrol, istilah maritim yang menunjukkan bahwa mereka, 53 awak Nanggala 402, kini telah berada di penghujung tugas. Kapal selam resmi yang memperkuat alutsista sejak 1981, dengan julukannya sebagai monster bawah laut mengakhiri masa baktinya bagi tanah air. Seluruh awak dinyatakan tewas pada Minggu (25/4/2021) sore.
Hal ini disampaikan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Minggu petang. Diberitakan sebelumnya, kapal pabrikan Jerman tahun 1979, yang memiliki berat 1.395 ton, dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter ini dinyatakan hilang pada Rabu (22/4/2021).
Kapal ini memiliki kecepatan yang tak diragukan, mencapai lebih kurang 25 knot saat melaju. Meski sudah berumur, tetapi ia mendapat perawatan beberapa kali sejak 2009 hingga 2012. Namun saat ditemukan KRI Rigel, hasil visual dengan menggunakan robot bawah laut, Remotely operated underwater vehicle (ROV), MV Swift Rescue, tampak di sana Nanggala terbelah menjadi 3 bagian.
Pada kedalaman 838 meter itu, anak-anak bangsa terbaik yang berada di dalamnya, menuntaskan tugasnya. Indonesia kembali berduka, ramai netizen di berbagai sosial media menyatakan bela sungkawa. Di twitter dengan tanda pagar, #GugurPutraBangsa dan #SelamatJalanPahlawan, sempat menjadi trending topik.
Media asing seperti The Wahington Post, CNN, Associated Press, dan Business Insider, pun turut menyoroti kejadian ini. Begitu pula muslim Palestina turut mendoakan dan menyolatkan korban. Bahkan Himpunan Anak-anak Masjid (HAMAS) Jogokariyan menggalang dana untuk pembelian kapal selam baru sebagai ikhtiar pengganti KRI Nanggala-402 yang baru.
Hal ini tentu sangat memprihatinkan, sebab selama ini Indonesia hanya memiliki 5 kapal selam, 2 buatan Jerman sejak 1981, dan 3 lagi buatan Korea Selatan. Dibanding negara lain, negeri kita sangat jauh tertinggal. Korea memiliki 83 dan Rusia 62 kapal selam. Padahal terhampar 17.500 pulau di Bumi Pertiwi, dengan garis pantai sepanjang 81.000 km.
Sebanyak 62% luas wilayah Indonesia adalah laut dan perairan. Tentu merupakan hal yang penting, adanya penjagaan keamanan yang lebih besar di wilayah laut. Di samping itu, anak-anak bangsa pun berprestasi dengan kekuatan militer terbesarnya di Asia Tenggara.
Sedangkan menurut daftar yang dirilis Global Firepower bertajuk 2021 Military Strength Ranking, Indonesia di posisi ke-16 dari 138 negara di dunia, dengan PowerIndex 0,2697. (Kontan.co.id, 21/1/2021). Maka bangsa ini cukup bertaji dan diperhitungkan oleh negara lain.
Apalagi jika didukung dengan persenjataan dan alat berat yang memadai. Sebab alat utama sistem senjata (alutsista) merupakan salah satu unsur pembentuk kekuatan militer sebuah negara. Hanya saja lemahnya perekonomian di negara berkembang masih dianggap sebagai salah satu kendala untuk membangun postur militer yang kuat dan disegani.
Sebagaimana Connie Rahakundini, Pengamat Militer, pernah menilai bahwa anggaran Sistem Pertahanan Indonesia sebesar Rp 300 Triliun masih sangat kecil, baru mencapai 1% dari GDP. Semestinya sistem pertahanan RI membutuhkan 29% dari GDP. (CNBCIndonesia, 5/1/2021)
Islam Menjaga Keamanan Bangsa
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَاَ عِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَا طِ الْخَـيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰ خَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْ ۚ لَا تَعْلَمُوْنَهُمُ ۚ اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْ ۗ وَمَا تُـنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَ نْـتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ
“Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).”
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 60).
Di dalam Islam, aktivitas pokok negara adalah mengemban dakwah. Hal ini menjadi landasan politik luar negeri. Sedangkan penerapan Islam sebagai politik dalam negerinya. Karenanya dakwah dan jihad merupakan puncak keagungan Islam, sebab sejatinya di sana kalimat Allah ditinggikan.
Pada saat itulah diperlukan pasukan, pembentukan formasi kepemimpinan, logistik, latihan, pembekalan dan persenjataan yang mumpuni. Maka perindustrian negeri Khilafah dibangun sebagai industri perang dan militer (Ash shinaah al harbiyah). Sebab menggentarkan musuh seperti tercantum pada ayat 42 dari surat Al Anfal, mengharuskan adanya persiapan.
Sebagaimana Rasulullah saw pernah memerintahkan pendirian industri manjaniq (senjata pelontar) dan dadabah (semacam tank kayu). Kedua alat itulah yang digunakan untuk menggempur Thaif. Salman al-Farisi kala itu memberi masukan tentang manjaniqpada Rasulullah saw, senjata yang biasa digunakan di Persia.
Dalam Islam, alutsista diproduksi negara secara mandiri, seperti kapal induk, kapal selam, helikopter, rudal, tank dan lainnya. Tidak bergantung negara lain. Realita saat ini negara pemasok senjata memiliki kemampuan mengendalikan negara pembeli. Karenanya berbahaya jika Negara Islam di bawah kontrol negara lain.
Sehingga pasokan alat berat tidak perlu mengandalkan negara lain. Tidak hanya membuat industri militer dan non militer, manufaktur untuk produksi senjata nuklir, pesawat, rudal, satelit, artileri pun wajib dimiliki. Industri yang meliputi bahan baku, bahan bakar dan alat berat, terintegrasi di bawah kendali Khalifah.
Negara berdaulat di wilayahnya, melindungi pemikiran dan seluruh harta milik umat. Maka selain industri alat berat dan persenjataan, negara juga membangun industri untuk mengelola harta kepemilikan umum seperti eksplorasi barang tambang, pengeboran minyak bumi beserta kilang-kilangnya, batu bara, gas.
Selain itu, tugas penting lainnya adalah memetakan ancaman dari dalam dan luar negeri. Pertimbangan militer, anggaran dan tanggung jawab Khalifah adalah untuk mendukung dakwah dan jihad. Sebagaimana dahulu Utsman bin Affan pernah membawa harta seribu dinar ketika Rasulullah menyiapkan pasukan Tabuk. Rasul bersabda, serta mengulang-ulang kata-katanya,
ما ضر عثمان ما عمل بعد ال يوم
Apa yang dilakukan Utsman setelah hari ini, tidak akan membahayakannya nanti. (Imam Ahmad dan At Tirmidzi telah menuturkan riwayat yang disahihkan al Hakim dan disepakati oleh adz Dzahabi dari Abdurrahman bin Samurah).
Visi dalam melihat dunia pun sesuai arah pandang Islam, bukan utk persaingan antar negara, atau show of force.Tapi dalam kerangka iman dan tunduk patuh terhadap aturan Allah. Maka jika saat ini masih dijumpai ketidakmandirian dan problem anggaran, sungguh menghambat sebuah negara berada dalam bargaining position.
Hal ini tidak akan terjadi tatkala seluruh negeri muslim menyatukan seluruh potensinya, yakni jumlah penduduk yang besar (1,8 milyar penduduk), pada sebaran wilayah yang strategis, serta logistik geopolitik dan geoekonomi, di bawah kepemimpinan global yang menggunakan Islam dalam pengaturan kehidupan bernegara dan berbangsa. Saat itulah akan tercipta peradaban yang bangkit. Wallahu ‘ alam