Oleh. Ummu Nazry Najmi Nafiz
Muslimahtimes.com – Saat ketegangan dengan Rusia memanas, ribuan pasukan NATO, beberapa kapal perang, dan puluhan pesawat ikut serta dalam latihan militer yang membentang melintasi Atlantik, melalui Eropa, dan ke kawasan Laut Hitam.
Latihan perang yang diberi tajuk Steadfast Defender 21 itu ditujukan untuk menyimulasikan respon organisasi militer 30 negara terhadap serangan yang ditujukan kepada salah satu anggotanya. Latihan ini akan menguji kemampuan NATO untuk mengerahkan pasukan dari Amerika dan menjaga jalur pasokan tetap terbuka. (Brussel, Sindonews.com, 29 Mei 2021).
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden , menyiapkan anggaran yang cukup fantastis guna menangkal pengaruh Rusia , Cina serta Iran di Eropa dan Eurasia. Presiden AS Joe Biden telah meningkatkan anggaran belanja federal menjadi sekitar USD6 triliun untuk tahun fiskal mendatang. Label harga baru secara efektif akan membuat pengeluaran AS mencapai angka tertinggi sejak Perang Dunia II.
Dari jumlah itu, pemerintahan Biden menganggarkan sekitar USD1,9 triliun untuk memerangi pengaruh Rusia, Cina, dan Iran di sebagian besar Eropa dan Eurasia, dengan fokus tinggi khususnya di Timur Tengah. (Washington, Sindonews.com, 29 Mei 2021 )
Perseteruan antarnegara adidaya semakin memanas. Satu sama lain saling unjuk kekuatan untuk menggentarkan negara pesaingnya dalam konstelasi politik internasional. Padahal negara adidaya saat ini menganut ideologi yang sama, yaitu sekuler kapitalisme. Akibatnya perseteruan mereka tidaklah jauh dari hal-hal yang bersifat perseteruan untuk mengambil dan menguasai sumber kekayaan dunia di sebuah negeri berupa sumber daya alam, baik minyak bumi maupun bahan tambang dan mineral lainnya.
Walaupun digadang-gadang jika di antara negara adidaya tersebut memiliki perbedaan ideologi yang dianut, namun tetaplah ideologi sekuler kapitalisme lebih lekat menonjol dan merekatkan kesamaan di antara mereka. Sebuah ideologi yang melahirkan sifat tamak dan serakah manusia.
Akibatnya, persaingan di antara negara-negara adidaya tersebut bisa memantik perang dunia ketiga. Mengingat negara-negara adidaya yang saling bersaing tersebut memiliki kekuatan militer yang kuat, yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Hingga hari ini pun parade militer di antara negara adidaya tersebut saling dipertunjukkan dan saling dipertontonkan. Dunia tinggal menunggu kapan letusan tembakan perang dunia ketiga itu dimulai.
Hal di atas mengingatkan kita pada sejarah masa lampau, sejarah terus berulang, saat dua negara adidaya, yaitu negara Romawi kuno dan negara Persia berseteru. Saling unjuk kekuatan, untuk saling menguasai satu sama lain. Yang berakhir dengan dikalahkannya negara Persia oleh Romawi saat itu. Persis sama dengan apa yang terjadi hari ini. Saat Amerika dan negara-negara NATO yang menjadi sekutunya, berusaha membendung pengaruh dan kekuatan Rusia dan Cina yang pengaruhnya di dunia mulai dikhawatirkan oleh Amerika, sehingga diprediksi bisa berpotensi menggeser kedudukannya sebagai negara adidaya pertama dunia.
Saat terjadi perseteruan dan peperangan antara Romawi dan Persia dan dimenangkan oleh negara Romawi, sungguh Daulah Islam yang mulai tumbuh di Madinah hanyalah negara kecil di bawah kepemimpinan Baginda Nabi besar Muhammad Saw. Sebuah negara yang tidak pernah dipandang dan diperhitungkan sedikit pun oleh negara adidaya saat itu yaitu negara Romawi dan Persia.
Romawi asyik dengan kepongahannya sebagai negara yang tidak pernah terkalahkan dalam peperangan dan memiliki kekuatan militer yang super elit di zamannya. Pun Persia, sibuk dengan agenda memulihkan kembali kekuatan militernya yang sempat terkoyak habis oleh Romawi.
Di saat yang sama Baginda Rasul Saw, tetap konsisten dengan agenda menyampaikan risalah Tuhannya ke seluruh penjuru alam. Rasul Saw tidak pernah memperhitungkan kekuatan materi yang dimiliki negara-negara adidaya yang berkuasa saat itu. Baginda Rasul Saw hanya meyakini kebenaran risalah yang diwahyukan kepadanya, bahwa Allah Swt Maha benar dan tidak akan pernah menyalahi janji-Nya.
Hingga Rasul Saw, dengan penuh percaya diri menyampaikan surat dakwah kepada para pembesar negeri, termasuk kepada Kisra penguasa Persia saat itu dan Kaisar penguasa Romawi saat itu. Surat baginda Nabi mendapatkan banyak tanggapan. Ada yang menerimanya dengan senang hati dan masuk ke dalam Islam, menerima risalah yang dibawa Baginda Nabi Saw. Ada yang menolaknya hingga merobek robek surat seruan dakwah dari Baginda Nabi, ada pula yang mencuekinya, tidak mempedulikannya.
Beragam respon yang diterima oleh Baginda Rasul Saw atas surat dakwah yang disampaikan, tidak pernah menyurutkan langkah dakwah Rasul Saw, bahkan menjadi bahan renungan untuk kemudian Rasul Saw mengambil tindakan yang pantas yang harus diambil.
Alhasil, Baginda Rasul Saw mengambil langkah mengirimkan pasukan perang Mu’tah yang dipimpin oleh Khalid bin Walid ra.
Show of force militer negara Islam yang dipimpin oleh Baginda Rasul Saw tersebut berhasil menggentarkan dan menyiutkan nyali negara adidaya Romawi saat itu. Sebuah kesan mendalam dan tak terlupakan, terekam kuat dalam benak pasukan militer negara Romawi. Militansi pasukan Rasulullah Saw sangat hebat dan kuat.
Selanjutnya, Baginda Rasul Saw menyiapkan militer yang akan berangkat menuju medan Tabuk, yang langsung dipimpin oleh Baginda Rasul Saw. Kabar keberangkatannya tersiar kuat sampai ke negara adidaya Romawi saat itu. Hingga Romawi mengambil keputusan menarik mundur kembali pasukannya, begitu mendengar bahwa Rasul Saw sendiri yang meminpin langsung pasukan militernya ke medan Tabuk.
Demikianlah, betapa Rasul Saw telah menancapkan dengan kuat pengaruh hebat parade militer negara Islam yang dipimpinnya. Di tengah kuatnya pengaruh negara adidaya Romawi dan Persia saat itu. Sehingga hal ini menjadi bekal terpantiknya jiwa militansi kaum muslimin dalam mendengar seruan dakwah dan jihad. Dan dengan izin Allah Swt, Islam mampu berkuasa di muka bumi hingga 1400 tahun lamanya dan mampu menebarkan kebaikan bagi seluruh alam. Dan hal itu akan kembali terjadi setelah runtuhnya daulah dan negeri negeri kaum muslimin dikuasai paham nasionallisme sekuler kapitalisme hingga hampir 100 tahun. Daulah Islam akan muncul kembali ke permukaan bumi setelah kekuatan negara-negara adidaya kapitalis dunia mengalami kegoncangan dan kebangkrutannya setelah mereka satu sama lain berseteru memperebutkan kekayaan bumi dan sumber-sumber materi dunia, akibat keserakahan mereka sendiri.
Sedangkan Islam dan kaum muslimin bergerak hanya dengan bekal keyakinan akan janji Allah Swt dan kebenaran akan bisyaroh (kabar gembira) yang disampaikan Rasulullah Saw, bahwa Islam akan tegak kembali seperti tegaknya pertama kali di masa Baginda Nabi Saw, Slsaat negara adidaya Romawi dan Persia berkuasa penuh di muka bumi saat itu.
Wallahualam.