Oleh: Azrina Fauziah
(Member Komunitas Pena Langit)
              Â
Siapa nih millenials yang belum kenal BTS? Iya benar, Boyband asal Korea Selatan yang sedang mendulang kepopularitasanya di dunia hiburan Internasional. Sejak Rabu (9/6/2021) BTS bersama Brand makanan cepat saji McDonald’s baru meluncurkan BTS Meal di Indonesia. Sontak saja gerai McD diserbu ramai-ramai oleh para ojek online dan Army para penggemar BTS hingga menimbulkan kerumunan. Atas kejadian ini pihak kepolisian menyegel beberapa gerai McD di Jakarta Pusat.
Dikutip dari kompas.com, Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin mengaku bahwa pihaknya menyegel lima gerai McDonald’s yang berada di Jakarta Pusat karena menimbulkan kerumunan. Arifin mengatakan pihaknya menutup gerai 1×24 jam sesuai ketentuan.
Tidak ada yang spesial dari paket BTS meal dengan paket makanan yang biasa dijual namun yang sangat membedakan ialah tampilan kemasan yang berwarna ungu dengan label grup K-pop tersebut. Yang mengherankan adalah antusias dikalangan generasi millenial yang begitu fanatik membeli produk sang idola dan menunggu berjam-jam sampai menimbulkan kerumunan yang dapat menjadi sumber penyebaran covid 19. Selain hal tersebut terdapat pihak lain seperti e-commerce yang menjual bekas kemasan BTS Meal kembali dengan harga yakni Rp 300-600 ribu rupiah. Harga yang lebih mahal dari kemasan yang berisi makanannya.
Fenomena Hedonis Wave
Korean wave atau dikenal Hallyu telah melanda dunia termasuk Indonesia. Sejak 1990-an Korea Selatan telah memberikan perhatian khusus industri hiburan Korea. Salah satu keseriusan mereka dalam membangun industri hiburan seperti musik diproyeksikan dengan mendirikan Kementerian Kebudayaan dengan departemen khusus K-pop. Dalam dua dekade, Negeri Gingseng yang telah mengadopsi gaya pemikiran Barat akhirnya membuahkan hasil dengan antusiasme yang luar biasa dari penggemar di seluruh dunia termasuk Indonesia. Fenomena BTS merupakan salah satu bagian dari kesuksesan Korea Selatan dalam meluaskan Hedonism Wave ala Barat.
Fenomena BTS Meal sejatinya menunjukkan bahwa kualitas masyarakat khususnya generasi muda muslim telah diserang oleh pemikiran hedonisme Barat bukan Islam lagi yang menjadi inspirasi dan panutan. Hal ini terlihat dari kefanatikan terhadap semua hal mengenai budaya K-Pop dan mengidolakan artis-artis dari Negeri Gingseng tersebut.
Padahal rata-rata para Korean Idol memiliki standar pemahaman yang hedonis, liberal, mental illness sampai ateis. Pemikiran tersebut tentu saja bertentangan dengan pemahaman seorang muslim. Namun negara hari ini seolah tidak peduli dengan rusaknya identitas generasi muda demi memenuhi pundi-pundi rupiah.
Sikap tersebut wajar sebab negara telah mengadopsi sistem kapitalisme. Kapitalisme telah menanamkan nilai-nilai sekuler dalam kehidupan yang hanya berorientasi kepada keuntungan materi. Sehingga meraih segala cara untuk mendapatkan keuntungan tanpa peduli kehalalan ataupun keharaman caranya. Kalaupun cara yang digunakannya benar seperti menjual produk dengan kolaborasi Idol, kapitalisme tidak akan perduli dengan produk yang ia jual apakah memberi pengaruh buruk atau tidak bagi masyarakat.
Sistem kapitalisme ini dikenal lebih memihak kaum minoritas borjuis daripada rakyat jelata. Generasi muda dipandang sebagai sumber daya yang dapat meraih pundi-pundi rupiah. Generasi muda yang memiliki jumlah yang besar dimanfaatkan sebagai sasaran konsumen bagi para pemodal. Sungguh keserakahan yang mematikan potensi generasi muda sebagai estafet peradaban.
Berbeda dengan Islam, kepemimpinan negara difungsikan sebagai pelayan umat yang akan memberikan perlidungan dan periayahan kepada rakyat. Negara dipandang memiliki tugas besar dalam membentuk pemuda dengan identitas sejati sebagai muslim. Maka negara akan memberikan pendidikan terbaik untuk membentuk para pemuda agar menjadi muslim yang berkepribadian Islam yakni pola pikir dan pola sikap sesuai Islam, selain itu pendidikan Islam juga membentuk pelajar untuk memiliki keilmuan, kreatif dan inovatif dalam berteknologi.
Dalam menunjang pendidikan seperti itu maka negara akan memberikan guru dan fasilitas yang terbaik bagi pelajar dengan pendanaan yang bersumber dari kekayaan negeri. Selain negara menerapkan sistem pendidikan dan ekonomi Islam juga akan menerapkan sistem pergaulan Islam yang akan memfilter semua budaya asing yang bukan berasal dari Islam seperti hedonism wave agar tidak menjangkiti generasi mudanya. Waallahu ‘allam