Oleh : Agustinae
#MuslimahTimes — Indonesia sudah hampir satu tahun ini masih “hidup berdampingan” dengan Covid-19, bahkan dikabarkan ada lonjakan kasus yang semakin meningkat dari kasus sebelumnya. Tingginya lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah daerah di Indonesia telah menyebabkan kolaps nya pelayanan di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes). Dengan situasi wabah yang semakin tak terkendali, bagaimana seharusnya peran negara dalam menangani permasalahan ini? Yuk kita telurusi faktanya.
Dilansir dari KOMPAS.com (Sabtu, 19 Juni 2021), perhimpunan dokter-dokter spesialis mengeluarkan pernyataan merespons situasi pandemi di Indonesia yang tengah mengalami lonjakan Covid-19 secara signifikan. Sebanyak lima perhimpunan dokter-dokter spesialis mengadakan konferensi pers pada Jumat (18/6/2021), yang salah satunya ditayangkan melalui Youtobe Pengurus Besar PAPDI. Lima perhimpunan tersebut adalah Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI).
Ketua umum Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, KKV, FINASIM, FACP, mengungkapkan pandemi telah berlangsung setahun lebih dan sejak awal pandemi para dokter telah mengimbau pada orang-orang dengan komorbid untuk tidak berobat kerumah sakit jika tidak terpaksa. Menurut Dr. Sally, Indonesia menghadapi double ancaman ketika orang-orang dengan komorbid datang kerumah sakit berbarengan dengan pasien Covid-19. Orang-orang berpenyakit non Covid-19 juga perlu mendapatkan pelayanan yang layak. Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru), Dr. Erlina Burhan Sp.P(K), M.Sc, Ph.D mengatakan kasus kembali naik setelah adanya pembukaan tempat wisata dan pergerakan masyarakat yang tinggi.
Kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan tajam sejak Mei 2021. Berdasarkan data kasus harian dan Satgas Covid-19, pada 15 Mei 2021 angka penambahan kasus Covid-19 yaitu 2.385 kasus. Kemudian kasus perlahan meningkat dan semakin tajam, tercatat pada 15 Juni 2021 ada 8.161 kasus harian, 16 juni 2021 dilaporkan 9.944 kasus, dan pada 17 Juni 2021 sebanyak 12.624 kasus.
Dokter Erlina Burhan mengatakan, jika dibandingkan dengan 15 Mei terjadi peningkatan kasus pada 17 Juni sekitar 500 persen diikuti dengan peningkatan kasus kematian berkaitan dengan Covid-19. Selain melonjaknya jumlah kasus covid-19 yang menjadi sorotan adalah Bed Occupation Rate (BOR) yang sudah hampir penuh diberbagi daerah Indonesia.
Apabila melihat fakta yang ada dengan situasi wabah yang makin tak terkendali menunjukkan sistem kesehatan yang diterapkan oleh kepemimpinan kapitalistik sudah kolaps. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kapatilasme lebih mementingkan kepentingan yang menurutnya membawa manfaat. Paham ini telah berhasil memutus hubungan antara rakyat dan birokrat, menganakemaskan konglomerat dan menganaktirikan “konglomelarat”.
Ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan sering dijadikan dalih atas melonjaknya kasus Covid-19, dan ini menunjukkan bahwa ketidakmampuan negara dalam meriayah rakyat sekaligus menunjukkan hilangnya wibawa kepemimpinan mereka di mata rakyat. Negara memang sudah salah langkah sejak awal ketika dominan menjadikan pertimbangan ekonomi dalam menyikapi wabah. Diperparah dengan penerapan kebijakan-kebijakan yang kian menjauhkan jarak antara mereka dengan rakyatnya.
Kolaps nya sistem kesehatan di bawah kepemimpinan kapitalistik menandakan bahwa sistem ini tidak mampu memberikan solusi tuntas yang mampu menyelesaikan permasalahan umat yang semakin hari semakin bertambah, terlebih lagi dengan adanya pandemi Covid-19 ini. Penerapan sistem kapilatisme tetap akan memunculkan benturan dengan kepentingan-kepentingan lainnya. Oleh karena itu diperlukan perubahan sistem politik yang mampu menyelesaikan permasalahan umat tanpa melihat kepentingan-kepentingan tertentu.
Sistem pemerintahan yang dapat menyelesaikan permasalahan umat saat ini adalah sistem pemerintahan Islam, yang mana sistem ini berbasis pada kesadaran ideologi pada umat. Dalam sistem pemerintahan Islam, konsep kesehatan untuk mengobati pasien penderita wabah diberikan dengan gratis, profesional, dan tidak berdasarkan pada pelayanan untung rugi. Terjaminnya kesehatan rakyat merupakan kewajiban bagi negara.
Maka dari itu perubahan sistem dari kapitalisme menuju Islam tidak bisa ditunda-tunda, harus disegerakan dan perlu perjuangan bersama dari seluruh elemen umat. Caranya tidak lain adalah dengan melakukan dakwah Islam ideologis, yang mana mengukuhkan keimanan akan kebenaran dan kesempurnaan sistem Islam. Dengan adanya dakwah ini, maka umat akan sadar atas kebobrokan sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini semakin hari semakin mendekati kehancuran.