Oleh. Salma ShakilaÂ
MuslimahTimes.com – Serial drama ini rasanya belum seviral sekarang sejak awal kemunculannya. Tapi kemudian sangat viral hingga berpengaruh terhadap masyarakat walau sekadar karya fiksi populer. Serial ini sekarang trending di lebih dari 22 negara dan menjadi serial nomor 1 di WeTV. Wow, cukup fantastis, bukan?
Konon katanya saking viral dan berpengaruhnya serial drama ini sampai-sampai menyebabkan gamofobia alias tidak mau punya komitmen dalam pernikahan di kalangan anak muda. Tingkah laku Mas Aris yang selingkuh dan manipulatif membuat banyak anak muda ragu-ragu menikah karena takut dapat suami seperti Mas Aris. Selain itu, banyak suami yang geram dan bahkan mengirimkan surat terbuka di media sosial yang intinya keberatan pada serial drama ini. Karena gara-gara lihat serial drama ini, banyak para suami yang dicurigai istrinya berselingkuh. Mereka menyampaikan bahwa apa yang dilakukan Mas Aris tidak mewakili perilaku para suami pada umumnya. Dari sisi Kinan sendiri, dia begitu yakin kalau hampir seluruh pihak mendukungnya untuk melawan Lidya Danira. Tim Kinan muncul dalam beberapa meme di medsos. Bisa begitu ya?
Viralnya serial drama ini didukung beberapa hal. Pada awalnya kita akan disuguhkan informasi bahwa tayangan drama ini terinspirasi dari real life sensasional love affair recited Mommy ASF. Serial drama ini dianggap diadaptasi dari kisah Layangan Putus yang ditulis Mommy ASF pada KBM yang viral pada tahun 2019, suatu komunitas menulis online yang cukup besar di Indonesia. Namun kemudian berkembang informasi bahwa script cerita juga digarap oleh tim kreatif. Tentu hal ini sangat memungkinkan terjadi perbedaan jalan cerita. Bahkan bisa jadi alur cerita berbeda jauh dengan kisah yang diklaim sebagai kisah cerita serial drama tersebut.
Kita akan terkaget-kaget ketika melihat alur cerita yang penuh dengan adegan dewasa dan mempertontonkan pemeran utama berselingkuh bukan seperti gambaran bersama istri yang lainnya. Tetapi tanpa ada ikatan pernikahan. Gaya hidup bebas dipertontonkan tanpa malu-malu dan begitu vulgar. Selain itu, gaya hidup Barat yang lain juga dipertontonkan misalnya suka minum wine. Bayangkan dalam acara tujuh bulanan kehamilan Kinan saja tersaji Sangria sejenis coktail asal Spanyol yang mengandung wine. Kata Wine yang nota bene adalah minuman keras berkali-kali muncul. Bukanlah ini gaya hidup Barat? Benarkah serial drama ini diadapatasi dari kisah Layangan Putus yang ditulis Mommy ASF ataukah hal itu hanya untuk mengantarkan agar serial drama ini menjadi viral? Bukankah kisah yang diceritakan Mommy ASF tidak serupa seperti yang ada dalam serial drama Layangan Putus? Penulis sendiri telah memberi klarifikasi jika kisah yang diyakini ‘based on story‘ bukanlah kisah nyata yang sebenarnya.
Kemudian viral juga di sosial media, pernyataan dari Lola Dira Fidya yang dianggap tokoh asli Lidya Danira. Lola merasa dirugikan karena diiftnah dan dipojokkan dengan cerita yang mengarah pada dirinya. “Namun makin kesini ana semakin banyak melihat reaksi dan juga persepsi yang bermunculan karena bisnis yang diproduksi adalah disebut-sebut bagian dari kisah hidup ana. Andaikata itu benar, mengapa ana tidak dilibatkan untuk berkisah?” Sambungnya. “Entah dari novel atau series yang ana amat sayangkan, dibelakangnya digembong-gembongkan oleh orang kafir, musuh-musuh Islam yang mencintai pepecahan pada umat Islam juga pembenci Syariat Allah,” tuturnya.
====
Seiring berjalannya waktu muncul beberapa tulisan di media sosial bahwa kisah Layangan Putus ini ternyata berbeda bukan sekadar soal pekerjaan yang berbeda antara dokter hewan dan dokter umum. Atau jumlah anak yang empat atau satu. Kemudian muncul pembanding tokoh dan scene bahwa serial drama ini memiliki kesamaaan dengan serial drama dari luar negeri seperti Penthouse, The World of Married, dll. Terutama disorot tokoh pelakornya. Jadi, tidak hanya karena sama-sama bertema perselingkuhan saja bahkan ada beberapa scene yang mirip.
Selain itu, penggunaan bahasa Inggris yang dominan pada dialog para tokohnya mengindikasikan serial drama ini memang ditargetkan masuk pasar internasional. Tentu itu termasuk prasyarat, selain adanya tayangan-tanyangan vulgar yang memang harus berani disuguhkan jika ingin tembus pasar internasional.
====
Harus diakui, akting para pemeran utamanya memang bagus. Dan jatuhnya alamiah seperti yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tak heran, karena mereka itu segolongan artis peraih piala citra. Yang jadi pertanyaan, untuk skala drama tema populer seperti ini haruskah memasang aktor dan aktris pemenang piala citra? Sampai juga berkembang pertanyaan untuk para pemeran. Salah satunya, pertanyaan yang disampaikan pada aktor Layangan Putus.
“How much did they pay you for ‘Layangan Putus’?“
“Enough..very good enough…it’s really very good enough“, jawabnya.
Sepertinya memang cukup besar jumlahnya. Tak ayal memang orientasi profit ada dalam serial drama ini. Walaupun ternyata hasil akhirnya serial drama ini harus banyak menampakkan kehidupan bebas ala Barat.
====
Seperti yang kita ketahui, mayoritas masyarakat +62 yang merupakan penikmat hiburan. Tayangan yang dominan dinikmati sekarang adalah ceita romansa. Mulai dari cerita-cinta ingusan sampai cerita tema perselingkuhan dan cinta segitiga termasuk yang ada dalam drama seri ini. Adegan-adegan sensual perselingkuhan yang mungkin sengaja dihadirkan dalam serial drama ini disuguhkan bersamaan dengan akting Kinan dan Mas Aris yang apik. Saking viralnya sampai-sampai ada adegan yang direpost berkali-kali. Termasuk kata-kata
“It’s my dream, not her’s“
“My dream, Mas!“
Ternyata sebuah tayangan walau hanya fiksi alias kisah tidak nyata juga bisa membawa pengaruh dalam masyarakat. Karena apa yang kita lihat, kita tonton, kita dengar, dan kita baca akan membawa pengaruh pada pemikiran dan tingkah laku. Pasca melihat tayangan drama maka akan ada value yang kita terima.
Jadi, sebenarnya yang dibutuhkan masyarakat adalah tontonan yang berbobot agar bisa menjadi tuntunan. Sekarang banyak sekali tayangan yang tak berkualitas karena kita berada pada masyarakat yang menerapkan sistem sekulerisme. Sistem yang menjauhkan agama dari kehidupan. Saking jauhnya dari agama, tontonan yang ada tak bisa digunakan untuk meningkatkan keimanan kepada Allah tapi malah digunakan sebagai penyebaran pemikiran dan pemahaman yang rusak dan pemikiran sesat dan menyesatkan seperti pemikiran ala Barat yang sudah masuk ke negeri-negeri kaum muslimin.
Dan kontrol atas tayangan apa saja yang bisa ditayangkan berada di tangan negara. Jika negara mendukung orientasi media yang hanya profit atau keuntungan semata, maka tayangan-tayangan vulgar yang mempertontonkan kehidupan Barat akan terus bermunculan dan diakses masyarakat walaupun katakanlah ada batasan usia. Tapi tentu ini akan berpengaruh buruk terhadap masyarakat.
Di sinilah pentingnya sebuah negara yang memang menginginkan kebaikan untuk rakyatnya dengan memberikan dan mengizinkan tayangan yang bisa diakses masyarakat hanya tayangan yang baik, yang bisa menjadi tuntunan, meningkatkan keimanan kepada Allah, dan mengantarkan pada kehidupan yang baik di duna dan akhirat. Negara yang seperti ini adalah negara yang menerapkan syariat Islam sebagai sistem kehidupannya, yaitu Daulah Khilafah islamiah.