Oleh. Sherly Agustina, M.Ag.
(Penulis dan pemerhati kebijakan publik)
Muslimahtimes.com–Kondisi umat sangat memprihatinkan, di dalam negeri gorengan radikalisme terus diembuskan sebagai bagian dari proyek islamofobia. Umat Islam selalu menjadi pihak tertuduh, apa pun yang berbau dan berlabel Islam selalu dijadikan kambing hitam. Tak terkecuali di luar negeri, islamofobia menjadi proyek dunia, salah satunya yang kini terjadi di India, minoritas muslim tertindas. Beginilah ketika umat tak memiliki junnah, tak ada yang membela, bahkan menjadi bulan-bulanan kafir penjajah.
Tepat 101 tahun umat tak memiliki junnah, masalah yang menyelimuti umat seakan tak kunjung selesai. Bahkan, rezim menjadikan Islam dan umat Islam sebagai masalah utama negara yang harus diperangi. Terlihat dari proyek islamofobia, deradikalisasi, moderasi beragama dan turunannya yang kian masif. Padahal, umat sadar bahwa masalah urgen yang seharusnya diselesaikan oleh negara ialah pandemi yang tak kunjung selesai, kemiskinan, kelaparan, pengangguran, PHK, utang yang meroket, moral generasi, dan sebagainya.
Masalah yang muncul tersebut bukan karena Islam, justru terjadi saat Islam tak diterapkan dalam sebuah sistem. Sistem yang sedang diterapkan di negeri ini adalah kapitalisme. Para pemilik modallah (korporat) yang mendominasi dan memegang kunci dalam setiap kebijakan negara. Para penguasa pun tak berkutik di hadapan para pengusaha, tak peduli jika harus mengorbankan rakyat kecil.
Banyak Masalah Ketika Tak Ada Junnah
Di dunia yang sedang viral saat ini, apa yang dilakukan penduduk Hindu India terhadap umat Islam khususnya para muslimah yang diperlakukan tidak adil. Muncul larangan mengenakan hijab dan itu dipaksakan. Para muslimah pelajar dan mahasiswa dilarang mengenakan hijab jika ingin ke sekolah dan kampus. Bagi yang tetap konsisten mengenakan hijab, maka menjadi bulan-bulanan kaum Adam Hindu India.
Seorang pelajar muslimah berhijab, Muskaan Khan menjadi bulan-bulanan kaum Adam. Hebatnya, Muskaan Khan begitu berani menghadapi kaum Adam yang membully-nya karena dia mengenakan hijab. Dengan lantang Muskaan Khan mengucapkan takbir, “Allahu Akbar, Allahu Akbar”.
Tak heran jika pelarangan hijab tersebut memicu protes dari kaum muslimah India, khususnya para pelajar. Aksi unjuk rasa pun tak terelakkan, memprotes larangan gadis muslim berhijab untuk masuk ke ruang kelas di beberapa sekolah di bagian Karnataka, India Selatan, di Kolkata, India. (Republika co.id, 10/2/2022)
Di India, diskriminasi kaum muslim selalu berulang. Minoritas Muslim selalu tertindas. Mulai dari pengusiran, agar tak diakui kewarganegaraan, bahkan dugaan genosida terhadap umat Islam terjadi di India. Sementara umat Islam di negara lain diam seribu bahasa, agar dinilai peduli hanya sebatas mengecam. Tak ada yang berani membela umat Islam yang terzalimi di belahan bumi yang lain.
Belum lagi di negara lain, umat Islam dizalimi seperti Palestina, Rohingya, Kashmir dan lainnya. Tanpa junnah umat benar-benar hilang arah, tak ada pembela dan perisai. Hanya bisa menerima menjadi obyek rakusnya kafir penjajah.
Renungan Rajab: Umat Butuh Junnah
Di bulan Rajab, bulan yang agung di mana banyak peristiwa sejarah. Bulan penghubung menuju bulan suci, yaitu Ramadan. Di bulan Rajab, ada peperangan yang Rasul taklukkan. Bulan runtuhnya institusi Khilafah oleh kaki tangan kafir penjajah, Mustafa Kenal Attaturk. Maka, hendaknya bulan Rajab menjadi renungan bagi umat Islam, bahwa kini telah tepat 101 tahun tanpa junnah. Umat harus menengok sejarah dan memperjuangkan kembali Khilafah.
Satu-satunya pembela dan perisai umat tak lain hanyalah Khilafah agar tak lagi menjadi bulan-bulanan kafir penjajah. Dulu di masa khalifah Al-Mu’tashim Billah, ada seorang muslimah dilecehkan oleh tentara Romawi, maka khalifah segera ambil tindakan tegas setelah mendapat laporan pelecehan tersebut. Tercatat dalam sejarah apa yang dilakukan oleh Khalifah Al Mu’tashim Billah. Khalifah menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah (Turki). Seseorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari gerbang istana khalifah di kota Baghdad hingga kota Ammuriah (Turki), karena besarnya pasukan. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tahun 223 Hijriah (837 Masehi), ketika hendak menaklukan kota Ammuriah.
Kini umat Islam tertindas, dizalimi dan bingung mau mengadu pada siapa. Maka, urgent segera terwujud kembali institusi yang mampu melindungi dan menjaga umat Islam di seluruh dunia. Sehingga predikat umat Islam sebagai umat terbaik bisa terwujud dengan baik. Kekuatan besar sebuah negara yang menzalimi umat Islam, hanya bisa dilawan oleh negara lagi sebagai rivalnya. Ingat, umat Islam tak pernah mengusik keyakin agama lain. Begitu pun ketika Islam kembali memimpin dunia, Islam menghormati keyakinan dan agama umat lain.
Rasulullah bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).
Allahu A’lam Bishshawab.