Oleh. Ashaima Va
Muslimahtimes.com-Kasus seorang siswi yang dipaksa berhijab di SMA Negeri 1 Banguntapan, Bantul, DIY, cukup menyita perhatian publik. Ada yang mengecam keras, ada pula yang menyayangkan. Pasalnya SMA tersebut berstatus SMA Negeri, maka dianggap bukan pada tempatnya memaksakan seragam dengan identitas keagamaan.
.
Ibu dari siswi tersebut telah melaporkan kasus tersebut pada Ombudsman Republik Insonesia (ORI) DIY, Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan Yogyakarta (AMPPY), sebagai kasus perundungan pihak sekolah pada siswa. (Republika.co.id, 1/8/2022)
.
Pro kontra terhadap permasalahan ini terjadi dan hal ini bergantung pada kaca mata apa yang kita gunakan. Mereka yang menggunakan kaca mata hak asasi mengecam keras sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Karena menurut mereka model berpakaian adalah sesuatu yang masuk ranah individu, tak sepatutnya dipaksa.
.
Jika menggunakan kaca mata hukum syariat Islam, maka tidak ada yang salah dengan hijab. Berhijab adalah pemenuhan kewajiban seorang hamba kepada Rabbnya. Untuk menumbuhkan kesadaran untuk berislam sepenuh ketakwaan. Sayangnya, atas nama sekularisme umat kini digiring untuk berperilaku bebas. Akibat nilai-nilai liberal yang ditanamkan oleh Barat melalui agen-agennya. Demokrasi yang amat menjunjung tinggi kebebasan telah memberikan warna kelam bagi generasi.
.
Kejadian paradoks lainnya adalah fenomena Citayam Fashion Week (CFW) yang baru-baru ini viral. Atas nama kebebasan berekspresi mereka mendapatkan banyak apresiasi. Remaja-remaja usia sekolah seperti dimaklumi nongkrong 24 jam dan ber-catwalk ria di zebra cross. Dandanan modis untuk eksis hanya menunjukkan gaya hidup konsumerisme yang membabi buta.
.
Maka, bisa kita katakan gaya hidup sekuler yang dielu-elukan Barat telah membawa degradasi moral remaja pada titik terendahnya. Tak ada kamus ketaatan pada diri mereka, yang berlaku adalah kebebasan berperilaku. Sekolah tak lagi menjadi prioritas bagi remaja kekinian. Mereka beranggapan tanpa sekolah kekayaan tetap bisa didapat. Menjadi youtuber atau selebgram adalah cara instan untuk meraup cuan. Ilmu pendidikan hanya demi selembar ijazah dan telah bergeser dari filosofi sejatinya. Ditanggalkan saat tak lagi mampu mendatangkan uang banyak.
.
Aturan Allah Swt adalah seperangkat aturan yang berasal dari pencipta manusia. Yang akan mampu menuntun manusia selama hidup di dunia. Berpakaian menutup aurat adalah bagian dari kewajiban yang dengannya kemuliaan seorang perempuan terjaga. Ketundukkan yang bisa menyelamatkan dunia dan akhirat.
.
Sekularisasi Produk Imperialisme
Eropa saat abad kegelapan, masyarakatnya sengsara di bawah aturan kaum gerejawan. Sampai kaum intelektual bangkit dengan ide melepaskan diri dari aturan agama. Sekularisme memang telah membawa kebangkitan pada bangsa yang pada mulanya begitu tunduk pada dogma-dogma gereja. Sayangnya kebangkitan mereka adalah fatamorgana. Berlakunya aturan manusia sama buruknya dengan saat kaum bangsawan membuat-buat aturan atas nama gereja.
.
Maju secara pembangunan fisik, namun menyisakan banyak permasalahan pada sisi lain. Degradasi moral karena kebebasan bertingkah laku. Tingginya kesenjangan antara si kaya dan si miskin karena hanya pemilik modal yang memiliki kesempatan. Tingginya tingkat kriminalitas karena ketimpangan yang terjadi, dll.
.
Dalam bukunya Ensiklopedi Oxford, Jhon L Esposito mengungkapkan jika sekularisme adalah ideologi yang dipaksakan ke negeri-negeri Islam dari luar oleh para penjajah pada abad ke-19 M. Turki adalah salah satu negara yang memilih sekuler dengan menumbangkan kekhilafahan Turki Utsmani pada tahun 1924. Setelahnya berurutan negeri-negeri lainnya mengikuti jejak Turki. (Republika.co.id, 5/1/2022)
.
Dari sejarahnya seharusnya kaum muslimin menyadari bahwa sekularisme hanyalah ide eskapisme dari dogma gereja sebagai alat yang digunakan kaum bangsawan masa lalu. Maka, tak tepat jika resep sekuler diberlakukan pada Islam yang memiliki tuntunan syariat yang adil dari zat yang Mahaadil. Melepaskan diri dari aturan Allah hanya akan menjerumuskan manusia pada kehidupan yang sempit.
.
Sebagaimana firman Allah dalam Qur’an Surat Thaha ayat 124:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ
Artinya: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (TQS. Thaha 124)
.
Selamatkan Generasi dengan Islam
Masih belum terlambat, harus ada upaya mengajak remaja untuk kembali pada Islam. Merupakan peran orang tua untuk selalu membentengi anak dengan nilai-nilai ketaatan pada perintah dan larangan Allah. Sejak kecil anak sudah dibiasakan untuk berlatih taat. Jika anak sudah mencapai usia baligh sudah terbentuk karakter anak yang takut jika melanggar aturan-Nya dan terbiasa taat untuk memperoleh Rida-Nya.
.
Jika ada indikasi anak enggan taat langkah yang tepat adalah memersuasi dengan memahamkan bahwa syariat Allah adalah wajib dan tujuan hakiki hidup kita adalah rida Allah. Saat bicara hari akhirat yang kekal tak guna lagi hak asasi dijadikan dalih untuk ingkar pada aturan Allah. Jagalah diri dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, sebagaimana Al-Qur’an memeringati kita dalam Qur’an Surat AtTahrim ayat 6:
.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(TQS. At Tahrim: 6)
.
Tak hanya di keluarga, di masyarakat pun mesti disepakati untuk menuntun remaja pada jalan yang benar, jalan yang Allah ridai. Jangan maklumi gaya hidup remaja yang jauh dari nilai-nilai Islam hanya karena viral. Lalu, negara pun harus memiliki kepentingan untuk menjaga generasi. Remaja adalah generasi pelanjut estafet eksistensi bangsa. Pada 20 atau 30 tahun ke depan merekalah yang akan mewarisi negeri. Mengabaikan mereka sama saja dengan mengabaikan keberadaan bangsa ini di masa depan. Wallahu a’lam bish shawab.