Oleh. Dara Millati Hanifah, S.Pd
MuslimahTimes.com – Permasalahan soal stunting tidak akan pernah ada habisnya dibicarakan. Kenapa? Karena hal itu menyangkut hidup seorang anak. Apalagi, di wilayah yang tidak tersentuh oleh pemerintah setempat, beberapa dari anak usia batita mengalami stunting. Dan itu diakibatkan karena biaya hidup semakin membengkak hingga membuat seorang anak kekurangan gizi.
BKKBN menggalang kerja sama dengan Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) untuk mencegah stunting dengan membuat gerakan makan telur bersama.
Menurut Dokter Hasto, ibu hamil memang di sarankan untuk mengkonsumsi telur karena telur memiliki protein yang tinggi dan itu merupakan salah satu pencegahan tidak terjadinya stunting pada anak juga pertumbuhan gizi bagi si bayi.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetya Adi, ST, MT mengatakan bahwa gerakan makan telur bersama dilakukan karena memang kandungan pada telur tinggi juga mudah ditemukan. (Republika.co.id 29/09/2022)
Tak hanya itu, BKKBN juga membuat kolaborasi dengan mitra swasta dan asing untuk pencegahan stunting. Mereka berharap dengan adanya kolaborasi mampu mengurangi stunting juga meningkatkan kesehatan anak-anak. (antaranews.com 23/09/2022).
Sebenarnya, stunting itu apa? Mungkin masih ada beberapa yang belum mengetahuinya. Stunting adalah kondisi tubuh anak lebih pendek dari anak usianya akibat kekurangan gizi. Biasanya, hal itu disebabkan oleh mal nutrisi yang dialami oleh ibu hamil atau pada masa pertumbuhan si anak.
Patut diacungkan jempol atas niat pemerintah dalam mencegah stunting pada anak. Namun, apakah gerakan atau kolaborasi yang dilakukan pemerintah benar-benar menyelesaikan permasalahan stunting atau hanya bersifat sementara? Tentu tidak.
Kenapa? Karena gerakan yang tidak diiringi edukasi akan menjadi sia-sia dan tidak berlangsung lama. Begitupun dengan kolaborasi. Semua itu hanya memberatkan masyarakat dan menguntungkan pemerintah. Tentu, hal itu disebabkan oleh sistem yang digunakan masih kufur.
Padahal, anak adalah amanah yang harus dijaga dan dirawat dengan baik. Salah satunya adalah pemenuhan gizinya. Anak yang sehat tentu tidak lepas dari peran orang tua dalam memenuhi gizi seimbang dan mengatur pola makan bagi anaknya. Dan Islam telah menjelaskan tentang makanan halal lagi thayib seperti dalam firman Allah dalam surat Al – Maidah ayat 88 :
“Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya” (TQS Al – Maidah : 88)
Dengan memakan makanan halal lagi thayib tentu akan membuat tubuh sehat dan gejala-gejala stunting bisa di cegah. Tapi, jika hanya mengandalkan keluarga saja tanpa ada campur tangan peran negara rasanya sulit untuk mencegah stunting terjadi pada anak.
Negara harus mengambil peran penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya, terutama kebutuhan pangan nutrisi seimbang setiap individu. Mekanisme yang dilakukan mulai dari meningkatkan kualitas produk pangan, kelancaran distribusi, menjaga stabilitas harga pangan serta ketersediaan pangan di pasar-pasar.
Namun, di era saat ini sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin hari makin membengkak. Akibat diberlakukan sistem demokrasi kapitalisme yang melegalisasi pasar bebas. Memberikan kuasa korporasi asing untuk mengatur kebijakan pangan. Hingga kebijakan yang dihasilkan merugikan kepentingan hidup masyarakat, bahkan mempengaruhi tumbuh kembang generasi.
Hanya dengan sistem Islam yang diterapkan dalam bingkai Khilafah, anak-anak tumbuh dengan baik karena Khilafah akan menjamin serta memenuhi kebutuhan gizinya. Agar keluarga mampu menjadi pilar peradaban gemilang.
Wallahu ‘alam bi shawab.