Oleh. Sherly Agustina, M.Ag.
(Penulis dan Pemerhati Kebijakan Publik)
Muslimahtimes.com–Menurut data Kominfo 2021, pengguna narkoba banyak di kalangan anak muda berusia 15-35 tahun dengan persentase 82,4% berstatus pemakai, sedangkan 47,1% pengedar dan 31,4% kurir (bnn.go.id). Jika demikian, drugs benar-benar telah mengancam generasi.
Banyak sekali kejahatan mengintai generasi, mulai dari krisis moral, seks bebas, perzinaan, aborsi hingga drugs. Semua jebakan tersebut menyasar generasi yang berakibat rusaknya generasi. Drugs yang dikonsumsi generasi muda semakin banyak jenisnya, misalnya jenis yaba yang populer di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara banyak disalahgunakan.
Yaba merupakan kombinasi dari caffeine dan methapethamine (stimulan yang kuat dan adiktif), dalam bahasa Thailand Yaba artinya “Obat Gila atau Crazy Pil”. Narkoba jenis yaba pertama kali muncul di Bangladesh pada tahun 2002. Departemen pengendalian narkoba di Bangladesh telah memperkirakan ada sekitar 4 juta penyalahguna narkoba dan sepertiganya menggunakan jenis yaba di wilayahnya. Jenis ini berbentuk pil dengan ukuran yang kecil sekitar 6 milimeter, berwarna pink atau orange. Karena ukurannya kecil, peredaran narkoba ini biasanya mudah disembunyikan seperti diletakkan di dalam pipet/sedotan plastik. (bengkulu.bnn.go.id)
Di Indonesia, yaba termasuk narkoba golongan I, masuk ke Indonesia melalui Tiongkok menuju Kuala Lumpur, lalu ke Johor dan mendarat di Aceh sebelum di kirim ke Jakarta melalui jalur darat. Yaba ini biasanya dijual dengan harga 450 ribu sampai dengan 650 ribu rupiah per butirnya. (bengkulu.bnn.go.id)
Selain yaba, ada narkoba jenis sabu dalam bentuk liquid vape. Dilansir dari Kompas com, (15/01/23), Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya menggrebek sindikat narkoba jenis sabu liquid vape yang beroperasi di sebuah rumah di Jalan Melati Nomor 19, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat. Barang bukti sebanyak 385 botol dengan berat kurang lebih 16 liter disita. Ada juga yang siap edar dan kirim. Menurut Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Bea Cukai Soekarno-Hatta, Zaky Firmansyah, bahan baku sabu jenis ini dari Iran kemudian melintir dulu ke Hongkong baru masuk ke Indonesia.
Entah sudah berapa jenis narkoba yang menghantui dan menjerat generasi. Narkoba sudah banyak merusak akal generasi, padahal mereka aset bangsa sebagai agen perubahan ke arah yang baik. Jika generasi rusak, lalu siapa yang menggantikan posisi mereka sebagai agen peubah?
Drugs Merusak Generasi
Mengapa narkoba begitu mudah masuk ke negeri ini dan mengapa terjadi penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda khususnya? Negara harusnya memiliki aturan yang ketat, agar tidak sembarang masuk bahan-bahan terlarang ke dalam negeri. Negara juga harusnya memiliki kontrol yang kuat agar tidak terjadi penyalahgunaan bahan atau zat terlarang yang merusak tubuh dan akal manusia.
Apalagi sindikat narkoba sudah begitu kuat dan merajalela, ada yang tidak bisa tersentuh hukum, bahkan ada yang berlangganan keluar masuk bui, bagai mengurai benang kusut. Hukum yang ada kurang memberi efek jera bagi para pelaku. Seperti ada kekuatan besar di balik peredaran dan penyalahgunaan narkoba yang menyasar generasi dan ingin merusak generasi muda.
Beginilah jika sistem yang digunakan berpangku pada para pemilik modal, negara bisa apa jika cuan yang berbicara. Bisnis yang digunakan menghalalkan segala cara, tak peduli merusak orang lain yang penting dapat cuan. Ditambah ide kebebasan yang diadopsi negeri ini, telah berhasil membawa generasi muda jauh dari nilai-nilai kebaikan dan norma agama.
Semua ditabrak dengan dalih kebebasan dan hak asasi manusia. Seolah-olah etika dan aturan agama telah mengancam kebebasan dan hak asasi manusia. Ide kebebasan mengalahkan agama, bahkan agama dianggap menghalangi kebebasan. Begini potret buruk sistem dan generasi di negeri ini. Jika masih dipertahankan, ancaman nyata ambruknya generasi di depan mata.
Melihat segala kerusakan yang terjadi, sudah seharusnya sebagai muslim introspeksi bahwa ada yang salah dalam tata cara kehidupan di negeri ini. Standar yang dipakai bukan lagi halal dan haram menurut syariat, tapi apa yang diinginkan oleh akal manusia yang serba lemah dan terbatas. Akibatnya, segala kerusakan di berbagai bidang tak bisa dihindari termasuk rusaknya generasi akibat narkoba.
Solusi Sistem Islam
Islam memiliki konsep yang sempurna dalam mengurus urusan rakyat, di antaranya:
Pertama, negara membekali akidah yang kokoh bagi warganya agar senantiasa terikat pada syariat, sehingga keimanan menjadi self control bagi setiap muslim. Kerja sama yang baik terkait pola asuh dan pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Kedua, standar halal dan haram dipahamkan bagi semua warga negara muslim, mana yang boleh dilakukan atau tidak, mana yang boleh dimakan atau tidak. Jika melanggar syariat berdosa, jika taat syariat mendapat pahala. Narkoba dan sejenisnya yang bisa memabukkan atau menghilangkan akal tidak halal untuk dikonsumsi. Selain itu, narkoba juga bersifat dharar (bahaya) karena merusak kesehatan tubuh.
Ketiga, jika ada pelanggaran terhadap syariat, maka ada sistem sanksi yang membuat efek jera. Karena sistem sanksi dalam Islam memiliki fungsi pencegah dan penebus dosa. Hanya Khilafah yang bisa melaksanakan sistem sanksi sesuai syariat.
Keempat, negara memastikan hanya makanan yang halal dan thayib yang boleh beredar dan dikonsumsi oleh warga negara muslim. Tak ada celah bagi siapa saja yang menyalahgunakan bahan atau makanan haram untuk dikonsumsi.
Kelima, negara memiliki keamanan yang ekstra ketat, agar barang atau apa pun yang masuk dari luar negeri terjamin kehalalannya dan tidak membahayakan. Dapat dipastikan, bahwa warga negara di dalam Islam benar-benar bersih, baik pikiran dan tubuhnya. Sehingga menambah semangat dalam melakukan kebaikan, amal saleh dan ketaatan kepada Allah Swt.
Siapa yang tidak ingin suasana yang penuh dengan keimanan, ketaatan, dan ketakwaan kepada Allah Swt? Hanya orang yang beriman secara benar yang menginginkan suasana tersebut, mari kita wujudkan!
Allahualam bishawab.