Skip to content
Muslimah Times

Muslimah Times

dari dan untuk muslimah masa kini

Primary Menu
  • HOME
  • NEWS
  • AKTUAL
  • CHICKEN SOUP
  • HIKMAH
  • KAJIAN
  • PARENTING
  • RESENSI
  • RUMAH TANGGA
  • SASTRA
  • TEENS
  • Kontak Kami
    • SUSUNAN REDAKSI
    • Login
  • Home
  • 2023
  • February
  • 8
  • Berbondong-bondong Minta Dispensasi Nikah, Over Bucin?

Berbondong-bondong Minta Dispensasi Nikah, Over Bucin?

admin.news 08/02/2023
di
Spread the love

Oleh. Tri Silvia
(Pemerhati Masyarakat)

Muslimahtimes.com–Bucin, jadi istilah populer di tengah anak-anak muda saat ini. Bucin yang merupakan kependekan dari kata budak cinta, kerap kali diartikan sebagai orang yang rela melakukan apa pun demi pasangannya, tanpa melihat lagi logika dan akal sehat. Mereka rela melakukan hal yang sangat memalukan ataupun menyakitkan demi cinta. Hal ini tampak nyata dalam kehidupan anak-anak muda, mereka melakukan itu semua padahal belum menikah.Lantas apakah peristiwa berbondong-bondong nya anak muda (SMP/SMA) untuk mengajukan dispensasi   nikah saat ini terjadi karena mereka yang terjerat virus bucin ataukah sebab hal lainnya?

Akhir-akhir ini banyak sekali kabar terkait anak sekolah yang meminta dispensasi nikah. Salah satunya yang terjadi di daerah Kediri Jawa Timur, sebanyak 569 orang anak di wilayah ini yang telah mengajukan permohonan dispensasi menikah. Adapun di wilayah Kabupaten Indramayu Jawa Barat, terhitung ada 572 anak. Menjadi semakin menjadi-jadi saat kita lihat data anak yang mengajukan permohonan dispensasi menikah di wilayah Banyuwangi. Ada 877 anak-anak. Dan terakhir di wilayah Ponorogo, tercatat ada 191 orang anak yang mengajukan di tahun 2022 lalu. (Detik.com, 29/01/2023)

Sedih, miris, bahkan rasa khawatir pasti menggelayut di benak para ibu saat mendengar berita di atas. Bagaimana tidak, anak-anak yang seharusnya masih bisa menikmati pelajarannya di sekolah, bermain bersama teman, kini harus siap menanggung beban sebagai seorang ibu. Beban tersebut belum lagi dihitung dengan proses hamil dan melahirkan yang jelas-jelas bukan hal yang mudah untuk dilalui. Ada banyak perubahan hormon, yang akan mempengaruhi emosional maupun fisik mereka. Dan proses melahirkan yang nyatanya menempatkan mereka antara hidup dan mati pun harus siap mereka jalani.

Semua hal tersebut, tentunya bukan hanya sebab mereka yang over bucin. Melainkan sebab rusaknya tata pergaulan yang ada di sekeliling mereka. Lihatlah bagaimana anak-anak muda saat ini memuaskan hawa nafsu nya, tanpa melihat lagi tata aturan, adat istiadat, bahkan agama yang dipegang masyarakat. Dan lagi-lagi, mereka melakukan itu semua dengan mengambinghitamkan istilah cinta.

Cinta adalah fitrah manusia, kemunculannya tak bisa dicegah ataupun disalahkan. Hanya saja masalahnya terletak dipenyikapan setelahnya. Bagaimana caranya agar rasa cinta tersebut bisa diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan tata aturan yang benar menurut syarak. Jika ia mengarahkan rasa tersebut dengan benar, tidak melampaui hukum syara’ yang berlaku. Bahkan mengokohkannya dengan pernikahan, tentunya hal tersebut merupakan hal yang terpuji.

Namun, jika mereka mengarahkannya ke arah yang sebaliknya. Mengikat rasa cinta itu dengan hawa nafsu, maka akan terjadilah perzinaan yang tergolong dosa besar dalam Islam. Apalagi jika sampai diarahkan pada seks bebas, liwath (menyukai sesama jenis) dan sebagainya. Tentulah rusaknya tatanan tidak akan luput dari diri mereka. Tak hanya merusak pribadi mereka sendiri, namun juga orang-orang dan lingkungan di sekitar mereka. Inilah yang dimaksud sebagai kerusakan tata pergaulan remaja saat ini.

Zina adalah dosa besar. Ia akan berdampak, bukan hanya pada masalah fisik ataupun kehamilan untuk seorang wanita. Namun juga kerusakan moral dan rusaknya jalur nasab (keturunan) mereka. Sungguh Allah telah melarang aktivitas perzinahan, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an yang artinya,

“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra : 32)

Dalam ayat di atas, jelaslah bahwa Allah melarang segala perbuatan yang mendekati zina. Apalagi zina nya sendiri, yang jelas-jelas tergolong dosa besar. Dimana dosa aktivitas tersebut disandingkan dengan dosa syirik dan membunuh. Sebagaimana disebutkan dalam ayat Al-Qur’an yang artinya;

“Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barang siapa melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (balasan) dosa(nya), (yakni) Akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,” (QS. Al-Furqon: 68-69)

Selain itu, hukuman yang dikenakan pada orang-orang yang melakukan zina, sungguh teramat berat. Untuk mereka yang belum menikah (ghairu muhshon), hukumannya berupa cambuk 100 kali dan diasingkan selama satu tahun. Adapun bagi orang-orang yang menikah (muhson) lalu melakukan perzinaan, maka hukumannya adalah dirajam hingga mati.

Melihat segala konsekuensi yang akan diterima dari perilaku tersebut, maka sudah seharusnya anak-anak muda tersebut merasa takut dan berlomba-lomba menahan diri. Rasa cinta memang fitrah sifatnya, namun jika rasa tersebut terlalu diumbar dengan logika apalagi hawa nafsu, maka kerusakan tidak akan mampu terelakkan. Kerusakan itulah yang saat ini sedang terjadi, anak-anak yang seharusnya masih bisa menikmati dunia sekolah mereka, justru harus rela putus sekolah dan bersiap untuk menjadi seorang ibu. Semua itu sebab perilaku zina yang menyebabkan kehamilan di luar nikah.

Segala kerusakan yang disebutkan tidak akan terjadi, jika saja sistem pergaulan Islam benar-benar diterapkan dalam kehidupan. Alih-alih hamil di luar nikah, kontak intens dengan lawan jenis pun pasti akan berkurang secara drastis. Mereka akan saling menjaga diri untuk tidak melakukan kontak tanpa adanya kebutuhan yang mendesak seperti dalam pendidikan, kesehatan ataupun muamalah.

Sungguh anak-anak muda saat ini tidak membutuhkan solusi semisal pendidikan seks sehat di sekolah, yang menekankan anak-anak untuk melakukan kontak seks dengan orang yang sehat dan menggunakan pengaman. Tidak cukup pula jika pemerintah hanya memberikan solusi kuratif semisal konsultasi pada anak-anak yang mengalami kehamilan di luar nikah, dan pelayanan antenatal care (ANC) sebelum mereka menjadi seorang ibu. Pasalnya berbagai solusi yang dilakukan hanya bersifat parsial dan tak pernah bisa menyelesaikan masalah. Justru mereka dalam beberapa kasus hanya memperburuk kondisi yang ada.

Lantas, apa yang anak-anak tersebut butuhkan sebenarnya? Sejujurnya, anak-anak tersebut justru membutuhkan penanaman akidah yang kuat, sehingga bisa bertahan untuk melahirkan putra-putri nya dengan aman dan tidak terjerumus dalam perbuatan aborsi yang teramat keji. Selain itu, penanaman akidah yang kuat ini pun tak pelak akan menghasilkan anak-anak muda yang kuat dan bertakwa. Mereka menjauhi sikap liberal individualis, menolak hidup hedon, dan jauh dari aktivitas seks bebas.

Hal yang mustahil jika kita masih hidup dalam kubangan sistem sekuler liberalis seperti saat ini. Dimana masyarakat tak lagi menjadikan agama sebagai tumpuan serta pedoman kehidupannya, melainkan kebebasan yang dijadikan standar dalam berperilaku. Sistem seperti ini hanya akan mampu menelurkan generasi rusak dan tidak mumpuni dalam segala hal. Jauh berbeda jika sistem Islam lah yang dijadikan pedoman dan sistem yang berlaku di negeri ini. Sungguh, merindu masa-masa itu, dimana negeri aman dan damai di bawah naungan cahaya Islam yang begitu gemerlap.

Wallahu A’lam bis Shawwab

Continue Reading

Previous: Katanya HAM Dilindungi, tapi Muslimah Berhijab kok Dilarang?
Next: PDAM Gratis? Kenapa Tidak?

Related Stories

Solusi Fundamental atas Fakta Kelaparan Sistemis di Gaza WhatsApp Image 2025-07-30 at 21.26.23

Solusi Fundamental atas Fakta Kelaparan Sistemis di Gaza

30/07/2025
Maraknya Orang Tua Durhaka, Indikasi Sistem Celaka WhatsApp Image 2025-07-30 at 20.45.37

Maraknya Orang Tua Durhaka, Indikasi Sistem Celaka

30/07/2025
Akankah Sekolah Rakyat Menjadi Solusi Pendidikan Bangsa? WhatsApp Image 2025-07-30 at 20.49.39

Akankah Sekolah Rakyat Menjadi Solusi Pendidikan Bangsa?

30/07/2025

Recent Posts

  • Solusi Fundamental atas Fakta Kelaparan Sistemis di Gaza
  • Maraknya Orang Tua Durhaka, Indikasi Sistem Celaka
  • Akankah Sekolah Rakyat Menjadi Solusi Pendidikan Bangsa?
  • Tanah Telantar, Tanah Tak Bercuan: Diambil Negara untuk Kepentingan Siapa?
  • Perundungan Tak Pernah Henti, Solusikah?

Recent Comments

  1. Editor Muslimah Times on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  2. ranum on Diskriminasi Pendidikan, Sampai Kapan?
  3. Yanto on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  4. Winda on Potret Pendidikan di Era Milenial
  5. Nungki on Jual Beli Perawan, Bisnis yang Menjanjikan

Read This

Solusi Fundamental atas Fakta Kelaparan Sistemis di Gaza WhatsApp Image 2025-07-30 at 21.26.23

Solusi Fundamental atas Fakta Kelaparan Sistemis di Gaza

30/07/2025
Maraknya Orang Tua Durhaka, Indikasi Sistem Celaka WhatsApp Image 2025-07-30 at 20.45.37

Maraknya Orang Tua Durhaka, Indikasi Sistem Celaka

30/07/2025
Akankah Sekolah Rakyat Menjadi Solusi Pendidikan Bangsa? WhatsApp Image 2025-07-30 at 20.49.39

Akankah Sekolah Rakyat Menjadi Solusi Pendidikan Bangsa?

30/07/2025
Tanah Telantar, Tanah Tak Bercuan: Diambil Negara untuk Kepentingan Siapa? WhatsApp Image 2025-07-28 at 21.22.50

Tanah Telantar, Tanah Tak Bercuan: Diambil Negara untuk Kepentingan Siapa?

28/07/2025
Copyright © Muslimah Times. All rights reserved. | MoreNews by AF themes.