Oleh. Hana Annisa Afriliani, S.S
(Aktivis Muslimah dan Penulis Buku)
Muslimahtimes.com–Seorang influencer, Gita Savitri, melalui akun media sosialnya aktif menyuarakan ide Childfree. Terbaru, ia mengatakan bahwa keputusannya tidak memiliki anak merupakan anti-aging alami. Karena tanpa anak, hidupnya bahagia. Hal tersebut dilontarkan saat seorang netizen memujinya awet muda meski usianya sudah 30 tahun. Di lain kesempatan, dia menuliskan bahwa bagi orang-orang anak adalah anugerah, tapi baginya anak adalah musibah. Sungguh miris!
Sebagaimana diketahui, childfree merupakan ide yang berasal dari pemahaman sekuler liberal. Jauh dari ajaran Islam. Dalam Islam, salah satu yang menjadi tujuan pernikahan adalah melestarikan keturunan. Begitu banyak nash yang menunjukkan akan keutamaan memiliki keturunan, karena mereka akan menjadi penyejuk hati dan pelipur lara bagi kedua orang tuanya. Apalagi jika anak-anak tersebut dididik sesuai tuntunan Islam sehingga menjadi anak yang soleh dan solehah, tentu akan menjadi penolong orang tuanya di akhirat kelak.
Allah Swt berfirman:
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS al-Furqan [25]: 74)
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia” (QS. Al Kahfi: 46)
Rasulullah saw bersabda kepada Abu Hurairah r.a, “Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali 3 (perkara) : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa baginya.”
Sungguh ide childfree alias bebas anak adalah sesat dan menyesatkan. Tidak sesuai dengan visi pernikahan dalam Islam. Sangat tidak layak, jika kampanye childfree digaungkan oleh seorang muslim. Apalagi jika dia berstatus sebagai seorang infulencer dengan jutaan followers, tentu akan menjadi dosa jariyah tatkala idenya menginspirasi banyak orang.
Dalam kehidupan sekuler seperti saat ini, ide sesat bin menyesatkan memang niscaya terbesar luas. Sebab sistem yang ada seolah mewadahi lahirnya ide-ide tersebut. Atas nama kebebasan berpendapat, negara seolah tak bertaji untuk membungkam penyebarannya. Padahal ide tersebut sangat berbahaya dan dapat menodai pemikiran umat. Apalagi kondisi umat Islam hari ini jauh dari pemahaman agama Islam yang utuh alias kaffah, maka merebaknya ide sesat tersebut bukan tidak mungkin akan mudah memengaruhi pemikiran umat dan menelannya bulat-bulat.
Menikah Membangun Peradaban
Islam memandang, institusi pernikahan tak hanya soal menghalalkan hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan, melainkan soal membangun peradaban. Ya, oleh sebab itu Islam memiliki tuntunan bagi pasangan suami istri dalam menjalankan bahtera rumah tangga. Kelak, dari keluarga yang menerapkan Islamlah, lahir generasi berkarakter kuat dan calon pemimpin peradaban di masa depan. Oleh karena itu, Islam memiliki seperangkat aturan yang dapat menopang lahirnya generasi cemerlang. Tidak hanya ditumpukan kepada pendidikan dalam keluarga saja, tetapi juga negara turut berperan menciptakan pendidikan yang berkualitas bagi generasi.
Sistem pendidikan Islam dibangun di atas landasan akidah Islam. Sehingga kurikulum pendidikan dan proses belajar mengajar tidak akan terlepas dari tuntunan akidah Islam tersebut. Maka wajar, jika output pendidikan dalam sistem pendidikan Islam adakah generasi berkepribadian Islam, yakni berpola pikir dan pola sikap Islam.
Demikianlah Islam berhasil menciptakan generasi berkualitas dan berpemikiran cemerlang. Sehingga sungguh keberadaan generasi tersebut akan menjadi rahmat bagi peradaban. Tidak seperti hari ini, generasi mudanya terwarnai dengan ideologi sekularisme kapitalisme, maka wajar pula jika akhirnya mereka menjadi pengemban pemikiran sesat ala Barat. Bahkan memandang segala sesuatu dari kacamata materialistik, salah satunya dalam soal memiliki anak. Pandangan materialiatik menganggap bahwa anak adalah beban, karena kehadirannya membebani orang tua secara finansial. Sungguh, sudah sedemikian parah rusaknya pemikiran umat di bawah naungan sistem sekuler liberal ini.
Oleh karena itu, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk menyadari bahwa hanya sistem Islam yang mampu membawa kebaikan bagi manusia. Tegaknya Islam di bawah institusi Khilafah akan mampu menghalau segala bentuk ide sesat bin menyesatkan. Sebaliknya umat Islam akan terjaga pemikiran dan perilakunya dalam bingkai syariat Islam. Tak ada kampanye childfree, justru umat Islam akan berlomba-lomba memiliki banyak keturunan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai suaminya) dan yang dapat mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab (banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang terdahulu)” [Shahih Riwayat Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim dari jalan Ma’qil bin Yasar]
Wallahu’alam bis shawab