Oleh. Ummu Nazry
(Pemerhati Masyarakat)
Muslimahtimes.com–Dunia saat ini tengah ada dalam puncak penderitaannya. Tontonan kezaliman nyaris nyata hadir setiap hari di depan mata. Korupsi, demo buruh yang menuntut keadilan, flexing kekayaan keluarga pejabat negara, pungutan pajak yang semakin mencekik leher, dan kesenjangan sosial-ekonomi yang semakin tajam.
Belum lagi pemberitaan dunia tak lepas dari berita tentang krisis, semisal krisis ekonomi, krisis sosial kependudukan, dan bermacam tindak kriminal yang nyaris sulit untuk dibedakan, apakah ia adalah sebuah bentuk tindakan kriminalitas ataukah sekadar proses pendewasaan demokrasi yang berlindung di balik kata menjunjung tinggi nilai-nilai liberalisme dan HAM. Sehingga sulit untuk menetapkan sangsi bagi para pelakunya, sebab hari ini semua warna adalah abu-abu, tidak jelas mana hitam mana putih. Seperti semakin meluasnya perilaku LGBT yang memberikan pengaruh buruk bagi tatanan kehidupan dalam masyarakat, meluasnya krisis pangan dan kemanusiaan hingga nyaris terjadi pemberitaan atas kasus-kasus yang berakhir hanya menjadi konsumsi publik tanpa penyelesaian yang jelas.
Inilah akibat yang kita tuai bersama hari ini, saat dunia ada dalam setir para kapitalis dalam sistem kapitalisme, dimana tidak ada lagi jaminan atas pengurusan urusan umat manusia. Sebab kapitalisme akan menumbuhkan dan mengembangkan politik transaksional bukan politik ri’ayah (pengurusan urusan publik). Sehingga dalam sistem kapitalisme urusan rakyat adalah urusan pribadi masing-masing rakyat, negara tak lagi mau mengurusi urusan rakyat, kecuali segelintir rakyat yang mampu melakukan politik transaksional atas setiap pengurusan kebutuhannya.
Akibatnya, mayoritas rakyat hidup dalam kegelapan dan kezaliman, satu sama lain saling sikut hanya untuk bisa bertahan hidup. Tak lagi memperhatikan halal-haram, semua jalan ditempuh hanya untuk bisa menyambung hidup dari hari ke hari. Maka, tak aneh jika transaksi haram terus berkembang. Sulit untuk diberantas. Yang ada malahan setiap transaksi haram dikapitalisasi agar bisa mengantarkan keuntungan bagi para pemilik modal (kaum kapitalis). Ini mayoritas terjadi di kalangan masyarakat mikro, kecil dan menengah.
Adapun di kalangan masyarakat kelas atas di kalangan kaum kapitalis, mereka melakukan manuver politik transaksional agar bisa menguasai lebih banyak lagi sumber daya alam sebagai sumber kekayaan besar bagi mereka. Karena kaum kapitalis dalam sistem kapitalisme, mampu mengendalikan kekuasaan, sehingga dengan bebas merasakan manisnya aktivitas menguasai sumber daya alam yang melimpah ruah di sebuah negeri melalui jalan imperialisme koalisi para kapitalis yang berasal dari negara-negara kapitalis dunia.
Para kapitalis kakap pengendali kekuasaan negeri akan melakukan koalisi dengan kapitalis kakap yang berasal dari negara lain, dalam rangka bekerja sama untuk mengeruk kekayaan dan sumber daya alam di negara lain yang berasal dari negara dunia ketiga. Jadilah hal demikian semakin menambah penderitaan bagi negara dunia ketiga yang dikeruk sumber daya alamnya., menjerumuskannya pada taraf kehidupan yang sungguh sangat memprihatinkan, kelaparan dan tindakan kriminal kerap kali terjadi di negara dunia ketiga, akibat perampasan sumber daya alam yang mereka miliki oleh para kapitalis negara kapitalis (nehara-negara besar) yang saling berkoalisi.
Walapun pada akhir koalisi antara negara besar yang disetir oleh kaum kapitalis yang menjalankan sistem demokrasi sekuler kapitalisme, mereka akan saling sikut, demi untuk tampil sebagai negara adidaya tunggal. Koalisi hanyalah dijadikan sebagai alat bantu untuk melangsungkan aktivitas imperialisme secara terselubung. Sebab nyatanya setelah berakhir kepentingan diantara negara-negara besar yang saling berkoalisi, maka berakhir pula koalisi di antara mereka, dan sesama msreka yang awalnya berkoalisi akan saling berseteru untuk saling membinasakan.
Koalisi yang memberikan pengaruh sangat besar hari ini adalah koalisi negara-negara besar dunia, sebab koalisi mereka akan membagi dunia ini berdasarkan kepentingan koalisi diantara mereka. Dan pada tataran faktanya koalisi negara-negara besar ini akan mengantarkan pada memerangi satu negeri atas nama menjaga perdamaian dunia, yang pada tataran faktanya menimbulkan kesengsaraan bagi umat manusia, utamanya mereka yang diperangi yang mayoritas hidup didunia ketiga, yang dijadikan sebagai daerah isapan negara-negara besar yang saling berkoalisi. Alhasil penderitaan yang ditanggung oleh negara-negara di dunia ketiga akan menjadi lebih besar sampai pada taraf menyengsarakan dan membinasakan.
Sebab koalisi negara-negara besar kapitalis dalam melakukan aksi imperialisme telah menimbulkan kesengsaraan bagi dunia, maka keberadaan koalisi ini harus dihentikan, harus dibubarkan. Dan yang dapat menghentikan dan membubarkan koalisi negara-negara imperialis hanyalah Daulah Khilafah islamiyah ala minhajinnubuwwah saja.
Karena itu menjadi hal yang paling urgen dan penting untuk disadari adalah agar kaum muslimin bersama-sama untuk bersegera melanjutkan kembali kehidupan islam dengan mewujudkan kembali daulah Khilafah islamiyah. Sebab hanya Daulah Khilafah islamiyah ala minhajinnubuwwah saja yang dapat menghentikan hegemoni dan keserakahan negara-negara imperialis yang saling berkoalisi untuk merampas dan menguasai kekayaan dunia. Sebab hanya Daulah Khilafah islamiyah ala minhajinnubuwwah saja yang dapat mewujudkan sebenar-benarnya perdamaian dunia dan dapat menyebarkan kebaikan ke seluruh dunia, sebab sifat dasar dan alami yang menjadi karakter dasar daulah khilafah islamiyah ala minhajinnubuwwah adalah sebagai rahmatan lil alamin, sebagai rahmat bagi seluruh alam. Sebab hanya daulah Khilafah Islamiyah ala minhajinnubuwwah saja yang mampu mengemban dan menunaikan amanah besar nan berat dalam menyebarkan kebaikan untuk seluruh umat manusia. Sehingga dengan cara mewujudkan kembali Daulah Khilafah islamiyah ala minhajinnubuwwah, maka penderitaan dunia akan bisa diakhiri.
Wallahualam.