Oleh. Kholda Najiyah
(Founder Salehah Institute)Â
MuslimahTimes.com – Baby Blues Syndrom (BBS) menurut literatur, memang disebabkan perubahan hormonal pada wanita pascamelahirkan. Namun, selain faktor hormonal, faktor psikis juga ikut memengaruhi. Oleh karena itu, masih bisa diminimalisir kasusnya. Perlu diupayakan cara mengantisipasi. Di antaranya sebagai berikut:
Rencanakan Kehamilan Bersama Suami
Kehamilan harus benar-benar direncanakan agar siap dengan segala risiko selama kehamilan hingga pascamelahirkan. Suami juga siap ikut mendampingi dan mengurus istri dan bayinya. Persiapan dari sisi fisik, mental dan materi.
Jika kehamilan tidak direncanakan, berarti harus melakukan proses menerima kehamilan itu dengan penuh keridaan, bahkan suka cita. Rida dengan ketetapan Allah Swt. Tidak membencinya, apalagi menyesalinya.
Antusias Menyambut Kelahiran
Tunjukkan antusiasme dan kegembiraan dalam menyambut kehadiran buah hati sejak mulai kehamilan sampai kelahiran. Bangunlah suasana hati yang selalu positif. Ekspresikan rasa senang, gembira dan ceria menyambut kehadiran buah hati.
Suasana hati yang baik akan mampu menghempaskan suasana hati yang buruk, sehingga tercegah dari rasa sedih, kecewa dan cemas. Jadi, usahakan untuk mengendalikan perasaan agar selalu gembira, mulai kehamilan sampai kelahiran. Bisa dengan afirmasi positif diri kita, bahwa semua akan baik-baik saja.
Tumbuhkan Rasa Syukur
Tumbuhkan rasa syukur atas kehamilan dan kelahiran buah hati, dengan membandingkan diri dengan mereka-mereka yang belum beruntung diberikan keturunan. Meski harus berjuang menahan rasa sakit dan perih, masih lebih membahagiakan dibanding saat ditanya terus menerus oleh orang-orang tentang kapan memiliki keturunan.
Jangan Takut Bicara
Jika tiba-tiba suasana hati buruk, galau, cemas dan bingung, jangan biarkan berkumpul di pikiran dan perasaan sendiri. Segeralah berbagi pada suami, orang tua, mertua atau sahabat. Demikian pula jika membutuhkan pertolongan untuk membantu mengurus diri dan bayi, jangan takut meminta. Jangan merasa sok kuat, hanya karena perasaan tidak enakan.
Intinya, jangan memendam sendiri jika memang ada unek-unek yang ingin disampaikan. Berbagi kesedihan akan mengurangi sedikit kesedihan itu. Sebaliknya, berbagi kebahagiaan akan menambah pula kebahagiaan, baik bagi diri maupun yang diajak berbagi. Jadi, sekali lagi, bila tak kuat menjalani sendiri, segera minta pertolongan.
Tutup Telinga dari Komentar Toxic
Selama kehamilan hingga pascapersalinan, akan banyak komentar-komentar yang tidak kita butuhkan yang mampir ke kedua telinga. Tenang, kita punya dua telapak tangan untuk menutupnya. Artinya, jika komentar itu tidak kita butuhkan, jangan diambil hati. Jangan dipercaya mentah-mentah. Lebih baik abaikan. Percayalah dengan keyakinan dan kemampuan diri sendiri.
Perkuat Literasi Kehamilan dan Pengasuhan Bayi
Untuk mengempaskan rasa cemas dan meningkatkan kepercayaan diri menyambut kelahiran buah hati, perbanyaknya berliterasi. Siapkan pengetahuan tentang kehamilan, apa yang akan dilalui selama 9 bulan. Juga tentang proses persalinan, apa yang sebenarnya akan dihadapi dan persiapan mental seperti apa yang dibutuhkan.
Pengetahuan adalah solusi atas berbagai persoalan. Berbekal pengetahuan, kepercayaan diri akan meningkat dan kreativitas dalam memecahkan masalah lebih tinggi. Tidak mudah tertekan dan lebih mampu mengendalikan diri.
Dzikir dan Doa
Tak ketinggalan dan bahkan paling penting, selalu terhubung dengan Allah Swt dalam segala aspek. Banyak berdzikir dan berdoa, meminta ditenangkan hati melalui proses kehamilan hingga persalinan. Perbanyak husnudhan pada Allah Swt agar diberikan kebaikan dan kemudahan. Saat masa nifas tidak bisa membaca Alquran, bisa menyetel bacaan murotal. Hati akan tenang jika Allah membersamai kita.(*)