Oleh. Gayuh Rahayu Utami
(Pegiat Literasi Kota Malang)
Muslimahtimes.com–Pulau ini mendapatkan julukan surga kecil, namun tidak sesuai dengan kondisi yang ada saat ini. Banyak terjadi kasus yang begitu memilukan di Pulau Cenderawasih. Sumber daya alam yang begitu berlimpah dikuasai pihak asing, gunung emas kini menjadi lembah karena terlalu banyak dikeruk sejak tahun 1967. Kemudian kasus konflik Kelompok Kriminal Bersenjata atau disingkat dengan KKB terhadap warga sipil dan TNI yang menewaskan puluhan korban jiwa di beberapa distrik wilayah Papua. Bencana gempa bumi yang mencapai 1.027 kali gempa di kawasan Jayapura tercatat sepanjang bulan Januari 2023.
Berbagai masalah dialami oleh warga Papua. Kaya sumber daya alam namun penduduknya miskin di negeri sendiri. Memang sungguh ironis. Keamanan di sana sangat terganggu dan begitu mahalnya. Dampak terjadi kerusuhan dirasakan oleh warga. Ketenangan menjadi terusik karena tingkah KKB yang sangat berisik dan merugikan banyak warga. Korban gempa pun mengalami perlambatan untuk mendapatkan bantuan. Kerugian yang dialami oleh warga Jayapura tidak sedikit akibat terlalu sering gempa di wilayah tersebut.
Hingga kini pun masalah demi masalah yang dihadapi oleh pulau yang berada di sebelah timur ini belum saja terlihat penyelesaian secara tuntas. Kesejahteraan masyarakat masih jauh dari kata layak. Biaya hidup semakin melambung tinggi bahkan dua kali lebih tinggi dari Pulau Jawa. Walaupun ada yang bekerja di Freeport dan gajinya tergolong banyak, namun keamanan di sana juga terancam. Rakyat sejatinya dijadikan sebagai perahan oleh pihak asing untuk mengeksploitasi sumber kekayaan alam yang seharusnya adalah milik rakyat. Antara di kaya dan si miskin mengalami kesenjangan yang begitu lebar.
Masalah yang sejatinya mencekam jiwa rakyat tersebut adalah akibat penerapan sistem di negeri ini yang menerapkan ideologi kapitalisme. Negara hanya sebagai wasilah atau regulator untuk memuluskan asing untuk menguasai sumber daya alam. Negara lepas tangan dari tanggung jawab untuk mengurusi hajat hidup rakyat. Sumber daya alam diswastanisasi, maka akibatnya rakyat menjerit dan hanya mendapatkan setetes dari limpahan sumber daya alam. Ini adalah suatu kejahatan yang dilakukan oleh ideologi ini yang wajib kita sadari bahwa kita hidup dalam naungan yang bertentangan dengan Islam dan terbukti menyengsarakan rakyat di berbagai sisi.
Akibatnya, pihak asing dengan leluasa untuk menguasai kekayaan alam dengan dalih kerja sama. Padahal, sejatinya itu adalah penjajahan gaya baru untuk memiskinkan umat secara sistemik. Bukan semata karena rakyat malas bekerja melainkan sistem kapitalisme yang menyebabkan kemiskinan terjadi secara struktural. Terhadap bencana pun penguasa terkesan lamban untuk menanganinya. Bahkan tidak tersebar secara merata. Sungguh sistem hari ini mempertimbangkan untung rugi daripada keselamatan jiwa rakyat.
Dengan begitu banyak persoalan, ada baiknya kita melirik aturan Islam sebagai solusi yang bisa menyelesaikan dengan tuntas mengatasi persoalan umat. Di antaranya sistem ekonomi berbasis Islam, di mana sumber daya alam negara wajib mengelola dan hasilnya diberikan kepada rakyat sehingga kesejahteraan yang hakiki pun didapat, baik langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung kebutuhan publik bisa diraih dengan mudah, dari sisi kesehatan dan pendidikan serta harga kebutuhan pokok pun didapat dengan harga terjangkau. Asing atau pihak swasta tidak boleh menguasai sumber daya alam dan tidak boleh sumber daya alam diprivatisasi.
Sedangkan dalam menanggapi bencana, negara wajib cepat tanggap dan memberikan mitigasi sejak dini agar meminimalisasi dampak dari bencana. Negara memberikan pelayanan terbaik untuk korban bencana, memberikan pelayanan recovery mental kepada rakyat dan mengajak untuk taubatan nasuha secara massal bahwa terjadi bencana disebabkan oleh berbagai kemaksiatan dan banyak sekali aturan Allah yang dilanggar. Semua persoalan jika diatur oleh Islam maka akan segera selesai dan tuntas. Karena Islam adalah sumber solusi untuk mengarungi bahtera kehidupan baik dalam skala individu maupun skala negara. Sudah saatnya kita turut berjuang untuk menegakkan kembali aturan Islam dalam institusi negara yang menerapkan Al Qur’an dan As-sunnah dalam aspek kehidupan agar mendapatkan keberkahan hidup yang hakiki, hidup bebas dari penjajahan gaya baru yang amat menyusahkan rakyat.