Oleh. Salsabila Ramadani
(Siswi SMP Durrotul Ummah Tangerang)
Muslimahtimes.com–Di suatu hari yang cerah, saat matahari sudah terlihat batang hidungnya. Seorang anak gadis berusia 13 tahun berlari dari pintu rumah menuju pagar rumahnya. Anak gadis itu bernama Salsabila Ramadani, ia biasanya dipanggil Salsa oleh teman-temannya. Salsa berlari dari pagar rumahnya menuju gerbang komplek bersama adiknya. Saat itu jarum jam menunjukkan pukul 09.20 WIB. Kemudian ia melanjutkan langkah kakinya hingga akhirnya ia berhenti di sebuah rumah.
Ya, rumah itu adalah tujuan Salsa, karena Salsa ingin menemui Azi untuk mengerjakan tugas Public Speaking bersama. Selasa minggu lalu, Salsa, Azi dan teman temannya mendapatkan tugas Public Speaking dari gurunya di sekolah. Memang wajar, seorang pelajar mendapatkan tugas dari gurunya. Tapi ternyata tugas kali ini bukan main-main, hingga satu kelas berubah menjadi pasar. Bayangkan, setiap murid disuruh berceramah di dua forum. Yang satu forumnya berisi tiga orang yang tidak boleh kita kenal (asing).
Mungkin bagi yang sudah profesional, biasa biasa saja, tapi bagi mereka yang baru pemula sungguh menegangkan. Tapi apa boleh buat, karena tugas kali ini sudah tidak boleh ada penolakan. Dengan terpaksa dan niat menuntut ilmu, maka mereka menjalankan tugas yang diberikan. Waktu terus berjalan, hingga tiba di hari Sabtu pagi. Saat inilah Salsa berjalan bersama Azi dari rumah Azi menuju gerbang Perumahan Legok Permai. Kemudian Salsa dan Azi balik lagi hingga melewati Cluster Anggrek, Bougenville, Cemara, Damar, Edelweis, Flamboyan, Gardenia, Heliconia, Idesia, Jasmine, dan yang terakhir adalah Cluster Kaliandra. Bayangkan saja mereka berjalan satu kali bolak-balik dari gerbang Legok Permai sampai Cluster Kaliandra. Hingga yang kedua kalinya, mereka memutuskan untuk balik lagi dari Cluster Kaliandra menuju Cluster Anggrek. Kali ini mereka tidak sampai gerbang permai karena, percuma di sana hanya ada kendaraan mondar-mandir. Akhirnya mereka balik lagi menuju Cluster Gardenia, karena mereka sudah capek, maka mereka balik lagi menuju Cluster Cemara dan beristirahat di rumah Azi.
Waktu sekarang menunjukkan pukul 10.30 WIB. Saat ini Salsa dan Azi sudah terduduk lelah di lantai rumah sambil menikmati jajanan. Setelah bolak-balik empat kali dari Cluster Anggrek menuju Cluster Kaliandra. Hasilnya masih tetap sama, yaitu nihil, tidak ada orang yang meyakinkan untuk diceramahi. Akhirnya Salsa dan Azi memutuskan untuk melanjutkan pencariannya esok hari. Keesokan harinya saat matahari berada tepat di atas kepala. Saat itu jarum didinding menunjukkan pukul 10.45 WIB. Salsa berjalan menghampiri Pos Satpam Cluster Edelwais, Alhamdulilah akhirnya ada 3 orang yang ingin mendengarkan ceramahnya, dan saat itulah ia mengerjakan tugas Public Speaking pertamanya. Setelah satu hari kemarin Salsa menghabiskan waktu bersama Azi untuk mencari orang, sekarang akhirnya ia mengerjakan forum pertamanya.
Sore harinya Salsa kembali melangkahkan kakinya dari pagar rumahnya menuju pagar rumah Azi. Salsa ingin mengajak Azi agar berceramah di Pos Satpam Cluster Edelwais. Karena di situ sedang ada tiga orang yang nongkrong. Ternyata Azi menyetujui pendapat Salsa. Dan akhirnya Azi juga sudah menyelesaikan forum pertamanya. Arah jarum sekarang persis di pukul 17.00 WIB. Seperti biasa Salsa dan Azi berjalan lagi mencari orang, dari Cluster Edelwais sampai gerbang perumahan Legok Permai yang diperkirakan panjangnya sampai 1.470,43 meter. Tapi mau bagaimana lagi, daripada mereka tidak mengerjakan tugas, malah lebih buruk hukumannya. Setelah sampai di gerbang perumahan Legok Permai, kami bertemu dengan tukang ojek. Akhirnya Salsa dan Azi memutuskan untuk ceramah pada tukang ojek, tapi sepertinya mereka menolak untuk diceramahi. Lagi pula mereka hanya berdua, walau ada tukang jualan tapi memang tukang jualan itu hatinya berat untuk mendengarkan ceramah Salsa dan Azi.
Mereka berjalan balik dari gerbang Perumahan Legok Permai sampai Cluster Kaliandra. Dan mereka balik lagi sampai Cluster Anggrek lalu balik lagi sampai Cluster Gardenia. Karena mereka sudah lebih dari lima kali bolak balik, mereka menjadi capek. Tapi tugas mereka belum selesai, bagaimana ini? Tapi mereka tak kehabisan akal walau mereka sudah sering bolak- balik dari depan ke belakang, tapi dari situlah mereka belajar. Bahwa pengalaman adalah sebuah pelajaran paling berharga. Dan kesabaran akan mengubah ikhtiar menjadi sukses. Kalau kita berusaha pasti hasil akan selalu ada. Keesokan harinya di hari senin di saat semua orang sibuk bekerja, Salsa dan Azi masih sibuk mencari orang yang bisa diceramahi. Tapi sepertinya pagi ini bukan Salsa yang mendatangi Azi, tapi Azi yang mendatangi Salsa.
Mendadak sebuah ide melintas di kepala Salsa. Lalu Salsa memberi tahu kepada Azi ide yang ia temukan. Azi pun menyetujuinya. Akhirnya sambil menunggu siang, Salsa main ke rumah Azi tapi kali ini ia menaiki sebuah sepeda. Jadi mereka tida capek lagi, sambil menunggu siang. Salsa dan Azi menulis kisah perjalanan mereka di laptop milik Azi. Baru mengetik setengah, jarum jam sudah menunjukkan pukul 10.30 WIB. Dan akhirnya tiba waktu untuk menjalankan ide yang tadi tiba tiba melintas di otak Salsa. Salsa dan Azi kembali menaiki sepedanya untuk pergi menuju Cluster Edelwais. Itu adalah tempat di mana Salsa dan Azi menjalankan sebuah ide, yaitu mengerjakan tugas ceramah di forum kedua. Yang mana forum kedua berisi ibu- ibu ART, walaupun ada satu orang bapak-bapak. Tapi biarlah mau gimana lagi, besok mereka sudah sekolah, jadi tidak mungkin bisa mengerjakan PR di sekolah.
Waktu terus berlalu, akhirnya Salsa dan Azi selesai mengerjakan tugas Public Speaking. Dari perjalanan Salsa dan Azi mereka bisa mengambil kesimpulan bahwa kita harus selalu bersabar karena sesulit apa pun hidup kita pasti ada jalan keluarnya. Teruslah mencoba walau keringat membanjiri langkah kita. Percayalah pada diri kita sendiri agar kita selalu berani. Bertawakkallah kepada Allah divsetiap kita melangkah. Dan ketahuilah bahwa hasil pasti tidak akan pernah mengkhianati usaha. Yakinlah bahwa Allah selau ada di sisi kita untuk membantu. Niatkanlah setiap langkah kaki kita untuk menuntut ilmu. Karena in sya Allah kita mendapatkan pahala di setiap satu butir keringat yang membanjiri langkah kita.