Oleh. Naila Zayyan
(Forum Muslimah Indonesia ForMind)
Muslimahtimes.com–Baru-baru ini, beredar video seorang pria yang menginjak Al-Qur’an saat bersumpah di hadapan istrinya. Pria tersebut, yang mengenakan sarung, membantah tuduhan perselingkuhan dengan cara bersumpah menggunakan Al-Qur’an agar istrinya percaya. Setelah diselidiki, pria tersebut ternyata seorang pejabat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), yang bertugas sebagai Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke. Video ini langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial, memicu berbagai reaksi dari masyarakat.
Banyak yang mengecam tindakan pria tersebut karena dianggap tidak menghormati Al-Qur’an. Namun, ada juga yang meragukan keaslian video tersebut, mempertanyakan apakah sumpah dengan Al-Qur’an itu benar-benar terjadi atau hanya rekayasa belaka. Sebelumnya, isu perselingkuhan pria tersebut telah menjadi spekulasi di kalangan masyarakat dan media, namun tidak ada bukti kuat yang mendukung tuduhan tersebut. Pria dalam video tersebut pun membantah keras tuduhan perselingkuhan dan menyatakan bahwa video tersebut telah direkayasa untuk merusak reputasinya.
Dalam video tersebut, pria itu tampak sangat emosional dan terus bersumpah dengan Al-Qur’an untuk membuktikan ketulusannya kepada sang istri. Pertanyaannya, apakah sumpah dengan Al-Qur’an adalah cara yang tepat untuk membuktikan kebenaran? Sebagai seorang pejabat, dia seharusnya lebih bijaksana dalam menangani masalah pribadinya dan tidak menggunakan agama sebagai alat untuk memenangkan kepercayaan orang lain.
Kementerian Perhubungan telah merilis pernyataan resmi terkait video tersebut. Mereka mengakui bahwa pria tersebut adalah pejabat mereka dan telah memintanya memberikan penjelasan secara internal. Namun, mereka juga menekankan bahwa ini merupakan masalah pribadi yang tidak berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pejabat.
Menurut pandangan penulis, video ini menimbulkan pertanyaan yang lebih dalam. Apakah tindakan pria tersebut hanya sebagai bentuk keputusasaan untuk membuktikan ketulusannya kepada istrinya? Ataukah ada motif lain di balik sumpah dengan Al-Qur’an tersebut? Apapun motifnya, sebagai pejabat yang bertanggung jawab, dia seharusnya lebih berhati-hati dalam melakukan tindakan yang dapat mempengaruhi citra dan kredibilitasnya.
Kedepannya, penulis berharap agar pihak berwenang dapat mengambil tindakan yang tepat terkait video ini. Pria tersebut harus bertanggung jawab atas tindakannya yang telah menimbulkan polemik di masyarakat. Dan sebagai masyarakat, kita juga harus lebih bijak dalam menyikapi kabar dan informasi yang tersebar di media sosial.
Penistaan Agama dan Sekularisme
Kasus video ini membuat isu tentang penistaan agama kembali menjadi sorotan. Sistem hidup yang ada saat ini, khususnya di negara-negara Barat, semakin memperkuat ideologi sekularisme yang seringkali memicu penistaan terhadap agama. Kitab suci yang seharusnya dihormati dan dianggap suci, kini diperlakukan seperti barang biasa tanpa sistem sanksi yang kuat. Hal ini sangat meresahkan bagi umat yang memiliki keyakinan agama yang kuat.
Penistaan agama terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya perlindungan terhadap agama dari pemerintah. Pemerintah, dengan kekuasaan yang dimilikinya, seharusnya dapat menjaga kehormatan dan martabat agama. Namun, pada kenyataannya, ideologi sekularisme yang menjiwai pola pikir liberal cenderung membuat banyak orang sesukanya melakukan penistaan agama. Banyak pihak yang merasa bebas menghina dan menista agama lain tanpa konsekuensi serius. Kesadaran beragama seharusnya diiringi dengan tanggung jawab dan penghargaan terhadap kepercayaan agama yang berbeda.
Kondisi ini diperparah dengan lemahnya sistem sanksi yang ada. Meskipun sudah ada undang-undang yang melarang penistaan agama, seringkali tidak ada tindakan tegas yang diambil untuk memberikan efek jera bagi pelaku. Hal ini membuat penistaan agama semakin marak dan tidak terkontrol.
Namun, di tengah maraknya penistaan agama, ada satu solusi yang dapat mengatasi masalah ini, yaitu dengan menjalankan sistem khilafah islamiyyah. Khilafah adalah sistem pemerintahan yang menerapkan aturan-aturan Islam dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam menjaga kehormatan agama. Dengan Khilafah, umat akan memiliki perlindungan yang kuat terhadap agama dan keyakinan mereka. Khilafah akan menjadi kekuatan besar yang dapat melindungi agama Allah dan memperkuat izzul islam wal muslimin. Seluruh sistem Islam, seperti hukum, ekonomi, dan pendidikan, akan diterapkan dengan baik sehingga dapat mengedukasi umat untuk bersikap tepat terhadap agamanya.
Khilafah juga akan memberikan sanksi keras bagi pelaku penistaan agama, sehingga dapat memberikan efek jera dan mencegah terjadinya penistaan agama di masa mendatang. Dengan khilafah, umat akan merasakan keadilan dan perlindungan yang seharusnya mereka dapatkan dari pemerintah.
Peran umat sangat penting dalam menjalankan sistem khilafah. Umat harus menyadari bahwa khilafah adalah solusi tepat untuk mengatasi masalah penistaan agama. Dengan memilih pemimpin yang sesuai dengan aturan Islam dan dapat menjalankan khilafah dengan baik, umat dapat memperkuat agama dan melindungi keyakinan mereka dari segala bentuk ancaman.
Maraknya penistaan agama harus menjadi perhatian serius bagi kita semua. Dengan menjalankan sistem khilafah, umat dapat merasakan kedamaian dan keadilan yang seharusnya mereka dapatkan sebagai umat beragama. Mari kita bersama-sama memperjuangkan Khilafah dan menjaga kehormatan agama agar dapat diteruskan kepada generasi mendatang.[]