Oleh. Kholda Najiyah
(Founder Salehah Institute)
Muslimahtimes.com–Sedih adalah salah satu fase emosi yang dialami semua orang. Namanya juga hidup, tentu tidak senang terus. Kadang ada momen sedih yang menyesakkan dan perlu dilepaskan. Jangan dipendam, tetapi ekspresikan dengan cara yang tepat.
Jangan pula terburu-buru membagikannya di media sosial, karena bisa berdampak buruk pada diri sendiri maupun pihak-pihak terkait. Terlebih jika pelampiasannya ternyata malah melanggar hukum syarak, menjatuhkan harga diri atau membongkar aib-aib keluarga.
Bagaimana cara melepas kesedihan? Tentu yang utama adalah menerima emosi itu. Bersabar, lalu berdoa dan mencurahkan kesedihan pada Allah Swt. Baik melalui tahajud maupun doa-doa khusus setelah salat. Lalu perbanyak zikir dan tilawah Al-Qur’an. Selanjutnya, beberapa cara berikut ini dianjurkan untuk mengatasi kesedihan:
1. Menulis di Buku Pribadi
Menuliskan apa yang kita rasakan, bisa menjadi terapi yang aman dan tanpa efek samping. Tidak akan ada yang memberi saran ini itu yang malah membuat ruwet pikiran. Tidak akan ada yang menghakimi kita, hingga justru membuat kita merasa bersalah. Beda kalau kita berbagi kesedihan di media sosial, komentar-komentar baik negatif maupun positif justru akan membuat ruwet pikiran.
Jadi, tuangkan saja perasaan yang sedang membebani, hingga sesak itu terlepaskan. Apa sebenarnya yang kita rasa, apa dampak dari perasaan itu, apa harapan kita akan solusi atas hal yang membuat sedih dan suasana hati seperti apa yang kita inginkan. Tulis saja sampai sedih itu sedikit mereda.
2. Curhat pada Orang yang Tepat
Milikilah di dunia ini, minimal satu sahabat yang bisa menjadi pendengar yang baik. Orang yang mau menampung keluh-kesah, juga berbagi suka cita. Orang yang terpercaya, tidak akan membocorkan rahasiamu. Orang yang selalu siap hadir di saat sedih maupun gembiramu. Sebab, seseorang butuh “sahabat” tempat berbagi.
Mereka bisa dari kalangan temanmu yang tentu dari gender yang sama, kakak, adik, ponakan, tante, ayah, ibu atau suami. Pokoknya minimal satu orang yang kamu bisa terbuka membicarakan perasaanmu kepadanya dan dia tipe pendengar yang baik. Yang tidak menghakimimu. Yang selalu mendukungmu. Menghibur dan menemani kesedihanmu. Jika tidak punya sahabat seperti itu, berarti kamu butuh orang profesional yang siap menerima konsultasi.
3. Alihkan pada Kegiatan Fisik
Ketika mengalami emosi negatif, salah satu cara mengubahnya agar menjadi positif adalah, ubah posisi. Bangkitlah, tegar berdiri dan alihkan dengan kegiatan fisik. Mungkin kamu hobi memasak, masaklah. Hobi menjahit, menjahitlah. Hobi melukis, merajut, mewarnai, mendaur ulang atau crafting, lakukanlah.
Bisa juga dengan melakukan olah raga ringan. Senam, bersepeda, jogging, renang atau panahan. Olah raga akan mengeluarkan hormon-hormon kebahagiaan, seperti endorfin atau dopamin. Itu akan mampu dengan cepat mengubah suasana hati yang sedih menjadi gembira.
Bisa juga kesedihan dialihkan dengan pergi berkunjung ke saudara, teman, relasi dakwah atau tetangga. Ubah wajah murung jadi senyum. Siapa tahu, kegembiraan orang lain membawa efek positif. Atau, jangan-jangan orang yang kita kunjungi sedang mengalami hal yang lebih menyedihkan daripada yang kita alami. Tentu hal itu membuat kita merasa jauh lebih baik.
4. Menangis
Jangan malu untuk menangis. Itu bukan bentuk kecengengan, tapi cara menguatkan diri dari ketidak-berdayaan. Menangis bukan karena lemah, tapi karena sedang berusaha untuk tegar. Masih bisa menangis, artinya masih bisa mengekspresikan kesedihan. Daripada diam mematung tanpa ekspresi, lebih baik ekspresikan kesedihan dengan menangis. Itu adalah pelepasan emosi sedih yang paling manusiawi.
Tentu saja, menangislah pada waktu dan tempat yang pas. Jangan di tempat umum yang bisa menarik perhatian. Jangan direkam lalu diunggah di media sosial. Demi apa? Tidak akan menyelesaikan masalah. Tangisan terbaik adalah di sepertiga malam, di atas sajadah, diiringi sujud saat mengadu pada Sang Pencipta.
La tahzan, jangan bersedih karena Allah bersama kita.
5. Konseling
Ketika rasa sedih sangat mendalam dan sulit diatasi. Sahabat, pasangan, orang tua atau Siapapun tidak mampu meredakan. Bahkan sudah taraf mengganggu aktivitas, silakan melakukan konseling pada tenaga profesional. Mintalah bantuan pada ahlinya. Misal psikolog atau psikiater.
Demikianlah teknik agar kita tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Tetap bersabar menerima ujian berupa kesedihan, karena pahala sabar akan menjadi obat pelipur lara. Rasulullah saw bersabda yang artinya: “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kekhawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya, melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Masyaallah. Semoga Allah segera mengangkat kesedihan kita, karena sedih itu tidak akan lama.(*)