
Oleh. Ayu Mela Yulianti, SPt.
(Pegiat Literasi dan Pemerhati Kebijakan Publik)
Muslimahtimes.com–Tidakkah kita sadar bahwa eksistensi kehidupan dunia ini masih ada karena masih banyaknya para pengemban dakwah yang menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar.Walaupun faktanya hari ini banyak terjadi kemaksiatan yang luar biasa. Bahkan melebihi kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia terdahulu. Hanya saja hari ini belum ada yang menyatakan secara terang-terangan sebagai Tuhan, walaupun bisa jadi perilakunya melebihi sifat Tuhan, yang menyebabkan manusia durhaka kepada Allah Swt.
Kedurhakaan manusia zaman now tampak dari penolakan atas penerapan hukum syariat Islam secara kaffah. Sebentuk penolakan yang secara tidak langsung telah menisbatkan diri sebagai Tuhan, sebab berani mengambil posisi Tuhan sebagai pembuat perundang-undangan bagi manusia. Padahal posisi manusia sejatinya hanyalah sebagai pelaksana hukum syariat Islam kaffah bukan pembuat hukum tandingan Islam kaffah.
Akan tetapi sebab masih adanya sekelompok atau segolongan umat manusia yang terus melakukan aktivitas dakwah dan perbaikan umat, menyosialisasikan pentingnya penerapan syariat Islam kaffah, lagi-lagi hal demikian seolah-oleh mencegah terjadinya kiamat. Hal demikian seolah-olah membuat Allah Swt terus ‘bersabar’ atas kedurhakaan mayoritas manusia sehingga belum menurunkan hari yang Maha dahsyat yaitu kiamat.
Ditambah sambutan atas dakwah dari para pengemban dakwah sampai detik ini masih ada, walaupun tidak mayoritas. Masih ada regenerasi dakwah, masih ada yang menyebut dan mengingat Allah Swt dalam seluruh aspek kehidupan. Atau dengan kata lain masih ada yang beriman kepada Allah Swt.
Karenanya, saat sebagian besar kalangan manusia mempertanyakan kenapa belum terjadi kiamat juga, padahal tanda-tanda seperti yang dijelaskan dalam banyak hadistl tentang telah tampak nyata. Jawabnya adalah sebab saat ini masih ada para pengemban dakwah yang terus menyeru tak kenal lelah tentang urgensitas penerapan syariat Islam kaffah dalam seluruh aspek kehidupan, masih ada regenerasi dakwah. Masih ada yang beriman kepada Allah Swt.
Kiamat akan terjadi manakala tidak ada lagi yang berdakwah, tidak ada lagi yang mempedulikan Al-Qur’an, maka Allah Swt akan mengangkat kembali Al-Qur’an dari tengah-tengah manusia, yakni dengan memanggil pulang keharibaan-Nya para pengemban Al-Qur’an yaitu para pengemban dakwah, sehingga manusia akan kehilangan ilmu yang bisa membedakan antara yang haq dan yang batil.
Pun begitu dengan hadis Nabi saw akan diangkat dari permukaan bumi, sehingga timbul kerusakan yang membinasakan di tengah -tengah manusia, baik manusianya maupun alam semesta sebagai tempat manusia berteduh, mengalami kerusakan yang membinasakan. Sebab manusia tidak lagi memiliki ilmu antara hak dan batil.
Akhirnya Allah Swt akan menggulung kehidupan dunia ini dengan sekali tiupan saja. Maka saat itulah terjadi kiamat kubra. Setelah episode perbaikan dan penyadaran yang luar biasa yang diberikan oleh Allah Swt dengan rentetan peristiwa hingga turunnya kembali Nabi Isa a.s ke bumi untuk membunuh dajjal dan membenarkan syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad saw.
Semua hal demikian menunjukan jika betapa pentingnya keberadaan para pengemban dakwah ini dalam “melanggengkan” kehidupan dunia, bagi siapa pun, baik bagi para pecinta dunia maupun bagi para pecinta akhirat. Sebab keberadaanya mampu membuat Allah Swt rida dan seolah-olah menangguhkan terjadinya kiamat kubra.
Sebab jika terjadi kiamat kubra, maka semua apa yang diusahakan manusia untuk kehidupan dunianya akan hancur, tidak berguna, kecuali amal saleh yang dilakukan selama kehidupan di dunia, akan kekal abadi, ia akan ada mendampingi kehidupan para pemilik amal saleilh kelak di akhirat.
Walaupun kapan terjadinya kiamat itu, tanggal, bulan, tahun, bahkan jam, menit, detik terjadinya dirahasiakan oleh Allah Swt. Namun titik akhir dari seluruh kabar tentang tanda-tanda terjadinya kiamat kubro yang telah disampaikan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya, sangat terang, yaitu manakala seruan dakwah dari para pengemban dakwah tidak lagi dihiraukan oleh manusia, tidak terjadi regenerasi dakwah Islam, kemudian Allah Swt memanggil pulang para pengemban dakwah keharibaan-Nya, sehingga Al-Quran kemudian diangkat seiring dengan mangkatnya para pengemban dakwah.
Kemudian seluruh manusia akhirnya menjadi tersesat sebab tak ada lagi manusia yang menyerukan pada kebenaran Islam. Manusia menjadi tersesat kehidupannya dan tidak lagi peduli dengan ketersesatan dan kegelapan kehidupannya sehingga kehidupannya menjadi rusak dan merusak, hanyut dalam kebinasaan.
Maka saat itulah Allah Swt menurunkan keputusannya, yaitu menggulung kehidupan dunia ini dengan peristiwa kiamat kubra, yaitu saat para pengemban dakwah dan orang-orang sholih sudah Allah Swt panggil pulang semua keharibaan-Nya.
Karenanya selama masih ada para pengemban dakwah, penyeru kebaikan, pewaris para Nabi, maka selama itu pula dunia tidak akan mengalami kiamat. Walaupun kerusakan besar terjadi dimana-mana.
Namun manakala sudah tidak tersisa satupun para pengemban dakwah penyeru kebaikan pewaris para Nabi, sebab Allah Swt memanggil pulang semua para pengemban dakwah kembali keharibaan-Nya, tidak terjadi regenerasi dakwah, . Sehingga yang tersisa hanyalah manusia-manusia yang rusak dan merusak fitrahnya sebagai manusia. Maka, saat itu pula Allah Swt akan menggulung kehidupan ini dengan peristiwa kiamat kubra.
Maka sangat wajar jika dikabarkan bahwa saat terjadinya kiamat kubra, keadaan manusia yang mengalami peristiwa tersebut hanyalah para pendosa saja. Sedangkan orang-orang salehnya telah Allah Swt wafatkan sehingga mereka tidak mengalami hiruk pikuk kejadian mengenaskan saat terjadinya kiamat. Allah Swt gulung kehidupan dunia ini dalam satu kali tiupan saja.
Patutlah menjadi renungan bagi kita semua akan kabar yang disampaikan oleh Baginda Rasulullah Saw, sehingga kita akan senantiasa bersemangat terpacu untuk terus melakukan amal saleh amar makruf nahi mungkar, yaitu :
Firman Allah Swt :
وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمۡ وَاَنۡتَ فِيۡهِمۡؕ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمۡ وَهُمۡ يَسۡتَغۡفِرُوۡنَ
Artinya : “Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan.” (QS. Al-Anfal : 33)
Dan sabda Rasulullah Saw:
لا تقوم الساعة على أحد يقول: الله الله
Artinya:
“Kiamat tidak akan terjadi selama masih ada orang yang menyebut nama Allah” (HR. Al-Tirmidzi)
Juga hadis dari Abu Hurairah yang mendengar Nabi ﷺ bersabda:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ
Artinya : “Nabi ﷺ bersabda: “Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, Al haraj -yaitu pembunuhan- dan harta melimpah ruah kepada kalian.” (HR. al-Bukhari)
Wallahualam.