Oleh. Linda Maulidia, S,Si
Muslimahtimes.com–Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu (Pemkab Tanbu) membentuk Perlindungan Perempuan dan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PPATBM) di desa dan kelurahan. Kegiatan ini berlangsung di Gedung TP PKK Kapet, Rabu (11/12/2024) diprakarsai oleh UPTD PPA Dinas P3AP2KB Tanbu. (jawapos.com, 13/12/2024)
Berbagai permasalahan seperti kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual, pekerja anak, dan pernikahan dini menjadi isu yang memprihatinkan di berbagai wilayah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab semua pihak. Negara Selama ini telah menyiapkan berbagai perangkat untuk menyelesaikan kasus kekerasan pada perempuan dan anak. Di antaranya adalah undang-undang perlindungan anak, penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, undang-undang tentang kekerasan terhadap perempuan. Selain itu, ada perda khusus yang memuat perlindungan perempuan dan anak. Diantaranya adalah Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan, Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pemberdayaan Dan Perlindungan Perempuan, ,Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2023 Tentang Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 16 Tahun 2012 tentang Penyelengaraan Perempuan & Anak.
Namun, seperangkat aturan yang ada tidak mampu menghilangkan, bahkan tidak mengurangi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sama sekali.Kasus demi kasus terus bermunculan. Apabila kita merenungkan, kasus kekerasan ini terjadi karena beberapa hal, contohnya masalah ekonomi keluarga. Kondisi ekonomi yang makin sulit seperti sekarang membuat orang tertekan. Hal ini banyak memicu tindakan kekerasan, tidak hanya penyiksaan, tetapi sampai pada pembunuhan. Yang harus kita sadari, sulitnya ekonomi, susahnya cari kerja, mahalnya biaya hidup, kesehatan dan pendidikan disebabkan karena penerapan kapitalisme.
Sebaik apapun tujuan pemerintah untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak dari tindak kekerasan, tidak akan pernah berhasil. Selain hukumannya yang tidak membuat jera, akar masalahnya juga masih terus ada karena tidak tersentuh.
Islam Satu-satunya Solusi
Islam adalah agama yang penuh rahmat. Dalam Islam, perempuan dan anak-anak akan dilindungi. Sebagai seorang pemimpin yang akan diminta pertanggungjawaban di akhirat, maka ia akan berusaha maksimal melindungi dan mengurusi kebutuhan rakyat. Peran utama pemimpin dalam menjaga keamanan rakyatnya adalah di atas segalanya dalam ri’ayah masyarakat dan menjadi kebutuhan pokok, terlebih untuk perempuan dan anak. Itu adalah kehormatan yang harus dijaga dan menjadi tanggung jawab negara bukan individu dan keluarga. Penyelesaian kekerasan akan terwujud dengan ketakwaan individu, peran negara membentuk kepribadian Islam yang unggul dan tersistem melalui sistem pendidikan yang akan sejalan dengan iman, pemikiran, jiwa, dan perbuatan.
Dengan takwa, muslimah akan menjalankan peran kewanitaannya dengan menjadi ummu warabataul bait, taat pada suami, menutup aurat. Suami juga akan menjalankan kewajibannya dengan bekerja, melindungi anak dan istri, bergaul dengan benar.
Kemudian kontrol masyarakat akan berperan penting, dimana semua saling menjaga amar makruf nahi mungkar, dari level kecil seperti keluarga, lingkungan kaum muslim, organisasi, media massa sampai negara. Sehingga membentuk kesadaran umum. Dengan begitu semua akan menjauhkan diri dari yang haram, dan senantiasa memelihara keimanan.
Selanjutnya penerapan hukum sebagai efek jera oleh negara. Jaminan keamanan, dan hukuman setimpal kepada para pelaku kejahatan semua diatur oleh Islam, dengan sanksi sesuai kejahatan yang dilakukannya. Budaya patriarki memang salah bisa diluruskan dengan edukasi massif, tapi bukan akar utama masalah KDRT melainkan kehidupan kapitalistik kuat menduduki negeri ini, yang memisahkan agama dari kehidupan. Semua aturan dibuat manusia yang hakikatnya lemah. Jadi, kekerasan ini akan terbebas manakala hukum dengan aturan Islam bisa tegak di muka bumi, dengan begitu kemuliaan pada perempuan akan kembali terwujud. Wallahua’lam