Oleh. Ayu Mela Yulianti, SPt
Muslimahtimes.com–Pelabelan muslim dan kafir adalah hak prerogatif Allah Swt. Artinya manusia tidak memiliki andil sedikit pun terhadap pelebelan tersebut, sebab manusia hanya pelaksana setiap apa yang ditetapkan oleh Allah Swt. Karena manusia adalah makhkuk ciptaan Allah Swt, manusia adalah pelaksana hukum syariat, manusia bukan pembuat hukum syariat.
Akan tetapi bukan tanpa maksud Allah Swt menurunkan label itu. Ada sebuah hak dan kewajiban yang Allah Swt tetapkan yang akan mengiringinya, dibalik label itu. Karena Allah Swt adalah sebaik-baiknya pembuat label, sebaik-baiknya pembuat hukum. Semisal bagi seorang muslim ia akan memiliki kewajiban untuk menunaikan kewajiban zakat. Sedangkan bagi seorang kafir ia akan memiliki kewajiban untuk membayar jizyah sebagai bukti ketundukannya terhadap hukum syariat yang mengatur kehidupan publik.
Walaupun baik muslim maupun kafir sama-sama memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang baik dari negara, berupa pemenuhan atas segala kebutuhan hidupnya berupa sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan. Ini adalah realitas kehidupan muslim dan kafir dalam sistem pemerintahan Islam dengan predikat sama-sama sebagai warga negara.
Muslim pun boleh melakukan muamalah dengan orang-orang kafir dalam batasan -batasan yang telah ditetapkan syariat. Mereka boleh berjual beli dan melakukan muamalah lainnya yang telah ditetapkan syariat.
Hanya saja ada konsekuensi besar dibalik label yang telah ditetapkan syariat terkait label sebagai muslim atau kafir. Yaitu jika muslim ia akan masuk surga sebab Allah Swt hanya meridoi seorang muslim yang beriman kepada Allah Swt dan tidak menyekutukannya. Firman Allah Swt :
اِنَّ الدِّيۡنَ عِنۡدَ اللّٰهِ الۡاِسۡلَامُ ۗ وَمَا اخۡتَلَفَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ اِلَّا مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ الۡعِلۡمُ بَغۡيًا ۢ بَيۡنَهُمۡؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ سَرِيۡعُ الۡحِسَابِ
Artinya : “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Ali Imran : 19)
Firman Allah Swt :
اِنَّ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۙ اُولٰٓٮِٕكَ هُمۡ خَيۡرُ الۡبَرِيَّةِ
Artinya : “Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (QS. Al-Bayyinah : 7)
Firman Allah Swt :
جَزَآؤُهُمۡ عِنۡدَ رَبِّهِمۡ جَنّٰتُ عَدۡنٍ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَاۤ اَبَدًا ؕ رَضِىَ اللّٰهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُوۡا عَنۡهُ ؕ ذٰلِكَ لِمَنۡ خَشِىَ رَبَّهٗ
Artinya : “Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS. Al-Bayyinah : 8)
Sedangkan kafir konsekuensinya akan masuk neraka. Sebab mereka menyekutukan Allah Swt tidak beriman kepada Allah Swt Hal demikian sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah Swt :
اِنَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا مِنۡ اَهۡلِ الۡكِتٰبِ وَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ فِىۡ نَارِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَا ؕ اُولٰٓٮِٕكَ هُمۡ شَرُّ الۡبَرِيَّةِ
Artinya: “Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk. “ (QS. Al-Bayyinah : 6)
Penyematan label muslim atau kafir adalah salah satu bentuk kasih sayang dari Allah Swt terkait dengan pemberitahuan kepada umat manusia bahwa pilihan hidup ini hanya ada dua, menjadi seorang muslim atau tetap dalam kekafiran. Dan Allah Swt pun telah mengabarkan jika tetap dalam kekafirannya maka balasannya adalah neraka, ia kekal didalamnya.
Maka jika tidak ingin disebut dan dimasukan kedalam golongan orang kafir oleh Allah Swt, solusinya cuma satu, pilih menjadi muslim sehingga kehidupannya akan selamat baik didunia maupun akhirat.
Sebab faktanya setelah kematian kita akan dihidupkan kembali untuk mempertanggungjawabkan segala pilihan yang kita ambil, dan berbuah amal perbuatan kita selama didunia. Dan kehidupan setelah mati adalah kehidupan yang kekal abadi.
Untuk itu perlu persiapan dan bekal yang banyak untuk menyambut kedatangan masa itu. Jangan sampai menyesal diakhirat. Sebab penyesalan setelah kematian tidak berguna sama sekali.
Alah Swt bwrfirman :
وَاَنۡفِقُوۡا مِنۡ مَّا رَزَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ يَّاۡتِىَ اَحَدَكُمُ الۡمَوۡتُ فَيَقُوۡلَ رَبِّ لَوۡلَاۤ اَخَّرۡتَنِىۡۤ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيۡبٍۙ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنۡ مِّنَ الصّٰلِحِيۡن
Artinya : “Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shalih.” (QS. Al-munafikun : 10)
Firman Allah Swt :
وَلَوۡ تَرٰٓى اِذۡ وُقِفُوۡا عَلَى النَّارِ فَقَالُوۡا يٰلَيۡتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِاٰيٰتِ رَبِّنَا وَنَكُوۡنَ مِنَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ
Artinya : “Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, “Seandainya kami dikembalikan (ke dunia), tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman.” (QS Al-An’am : 27)
Firman Allah Swt :
رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا لَوۡ كَانُوۡا مُسۡلِمِيۡنَ
Artinya : “Orang kafir itu kadang-kadang (nanti di akhirat) menginginkan, sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang Muslim.” (QS. Al-Hijr : 2)
Karenanya hidup di dunia hanya sekali, maka hiduplah yang berarti, dengan menjadi seorang muslim yang taat. Dan mengambil pilihan untuk menjadi seorang muslim.
Wallahualam.