
Oleh. Hanifah Nur Rahmah Firdaus
Muslimahtimes.com–Baru-baru ini, media sosial diramaikan oleh tren S-Line. Semacam editan yang menampilkan garis merah di atas kepala. Awalnya ide ini inspired by drakor Korea berjudul S Line yang tayang sejak 11 Juli 2025, jadi viral dan dibikin konten kayak lagi pamer.
Welcome to the trend: S-Line
Yes, S-Line. Bukan S-Line yang ngebahas body goals ala Korea. Tapi S-Line yang sekarang lagi ramai banget dijadiin konten di media sosial. Isinya? Garis-garis merah di atas kepala yang menunjukkan hubungan atau jumlah pasangan seseorang. Seperti “spill dosa sendiri” ke publik. Parahnya, malah dijadiin konten.
Yang bikin makin nyesek: ini bukan cuma dilakukan oleh orang-orang yang udah biasa tampil terbuka. Bahkan yang pakai kerudung pun ikutan. Padahal ini adalah aib yang dipertontonkan. Dalam Islam, aib adalah sesuatu yang seharusnya ditutup rapat. Bahkan jika kita pernah melakukan kesalahan besar di masa lalu, kita dianjurkan untuk bertaubat dan tidak menyebarkannya, apalagi dengan bangga.
Rasulullah saw, bersabda
“Seluruh umatku akan diampuni, kecuali mereka yang terang‑terangan menampakkan dosanya…”
(HR. Bukhari No. 6069; Muslim No. 2990)
Tren S-Line ini Bukan cuma terang-terangan. Ini udah kayak pasang baliho dosa di tengah jalan. Bayangkan, ribuan orang nonton. Anak kecil, remaja labil, bahkan yang awalnya gak kepikiran pun jadi kepo. Lalu datanglah normalisasi: “Oh, ternyata udah biasa ya orang ngelakuin itu sebelum nikah?”
No! Gak biasa. Gak wajar. Gak benar.
Ini bukan sekadar tren iseng belaka, ini bertentangan dengan aturan islam. Allah Swt memerintahkan:
“Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.”(QS. Al-Isra’: 32)
Mendekati saja dilarang—apalagi memamerkan. S-Line ini malah jadi cara beberapa orang bilang, “Aku udah pernah ini, itu…” kayak patokan prestasi.
Dan yang bilang, “Itu kan urusan pribadi mereka”—stop dulu. Dalam Islam, kita bukan cuma jaga diri. Kita juga punya kewajiban buat amar makruf nahi munkar. Kalau gak bisa pake tangan, ya pake kata. Kalau gak bisa juga, ya minimal gak menikmati. Minimal nggak setuju.
Tren S-Line ini bukan hal kecil. Ini bukan hal remeh. Ini adalah bukti nyata bahwa banyak dari kita udah terbiasa melihat aib jadi hal biasa. Udah gak kaget lagi kalau maksiat jadi bahan lucu-lucuan. Kita butuh sadar, sebelum semua ini jadi makin normal sampai gak ada yang ingat mana yang benar, mana yang dosa.
Kalau kamu pernah ikutan—berhenti sekarang juga. Jangan tukar harga diri kamu dengan video 15 detik. Jangan kasih tau dunia aib yang Allah udah tutupin. Gak ada kata terlambat buat tobat. Allah itu Maha Menerima Taubat.
Dan kalau kamu muak banget sama tren ini—yuk, speak up. Gak usah teriak-teriak. Tapi cukup dengan gak kasih panggung buat hal yang seharusnya ditutup. Kita butuh jadi bagian dari suara yang mengingatkan, bukan diam yang merestui