
Oleh. Novita. L, S.Pd
Muslimahtimes.com–Dalam perkembangan terbaru, negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Qatar, dan Mesir untuk pertama kalinya secara resmi mendesak Hamas agar melucuti senjata dan menyerahkan kendali Jalur Gaza kepada Otoritas Palestina (PA). Langkah ini merupakan bagian dari deklarasi bersama yang mendukung solusi dua negara dan mengecam kekerasan yang terjadi.
Deklarasi tersebut, yang dikenal sebagai “New York Declaration“, ditandatangani pada konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diselenggarakan bersama oleh Arab Saudi dan Prancis. Dokumen ini menyerukan agar Hamas segera membebaskan semua sandera, melucuti senjata, dan mengakhiri kekuasaan militernya atas Gaza demi mengakhiri perang berkepanjangan di wilayah tersebut.
Namun, di tengah upaya diplomatik ini , Otoritas Mesir telah menekan Imam Besar Al-Azhar, Ahmed al-Tayeb, untuk mencabut pernyataan yang mengecam pengepungan oleh Israel yang menyebabkan kelaparan massal penduduk Gaza, Palestina. (SINDOnews.com pada Kamis, 24 Juli 2025 ). Tindakan otoritas Mesir tersebut menjadi ironi terbaru sebagai negara yang berbatasangan langsung dengan Gaza, namun cenderung memihak Israel. Pernyataan kecaman Imam Ahmed al-Tayeb sempat dipublikasikan di berbagai media besar Mesir, termasuk platform milik United Media Services, yang diyakini terkait erat dengan intelijen Mesir, sebelum akhirnya dihapus.
Sementara itu, sejumlah negara mulai mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Australia, misalnya, telah mengumumkan rencananya untuk secara resmi mengakui negara Palestina pada Sidang Umum PBB mendatang. Langkah ini mengikuti jejak negara-negara seperti Prancis, Norwegia, dan Irlandia yang sebelumnya telah mengambil keputusan serupa.
Namun, di tengah pengakuan internasional ini, penguasa-penguasa Muslim tampak pasif dan tidak menunjukkan solidaritas yang kuat terhadap saudara-saudara mereka di Gaza. Padahal, dalam Islam, ikatan ukhuwah Islamiyah menuntut setiap Muslim untuk peduli dan membantu sesama Muslim yang tertindas. Allah SWT berfirman:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ …..ࣖ ١٠
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara…”
(QS. Al-Hujurat: 10)
Umat Islam adalah umat terbaik yang diutus untuk menegakkan keadilan dan kebenaran di muka bumi. Sebagaimana firman Allah:
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ …. ١١٠
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar…”
(QS. Ali ‘Imran: 110)
Sejarah mencatat bagaimana para khalifah Islam dahulu, seperti Khalifah Al-Mu’tasim Billah dan Sultan Abdul Hamid II, menunjukkan kepedulian dan keberanian dalam membela umat Islam yang tertindas. Mereka menjadi teladan dalam menegakkan keadilan dan melindungi kehormatan umat.
Oleh karena itu, sudah saatnya umat Islam membangkitkan kembali kesadaran akan janji Allah untuk memberikan kekuasaan kepada mereka yang beriman dan beramal saleh. Sebagaimana firman-Nya:
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ ……٥٥
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi…”
(QS. An-Nur: 55)
Untuk mewujudkan janji tersebut, diperlukan kepemimpinan yang tulus dan berpegang teguh pada ajaran Islam secara kaffah. Jamaah dakwah ideologis harus memimpin umat dalam perjuangan menegakkan keadilan dan membebaskan Palestina dari penjajahan.
Dengan mengikuti thariqah Rasulullah SAW, perjuangan ini akan mendapatkan pertolongan dari Allah Swt. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Barang siapa yang tidak peduli terhadap urusan kaum Muslimin, maka dia bukan bagian dari mereka.”
(HR. Al-Hakim)
Momentum genosida di Gaza harus menjadi titik balik bagi umat Islam untuk bersatu, membangkitkan kesadaran, dan berjuang bersama dalam menegakkan keadilan serta membebaskan Palestina.
Wallahu a’lam bisshowab