
Oleh. Ernita Setyorini, S.Pd
Muslimahtimes.com–Perubahan zaman yang terus berkembang menjadikan generasi muda justru semakin menjauh dari hal-hal yang mengarah kepada kebaikan. Apalagi gempuran pemikiran kufur yang begitu dahsyat menyerang generasi menyebabkan mereka melakukan tindakan sadis. Bahkan mereka menjadi generasi yang lebih dekat dengan aktivitas yang berhubungan dengan kriminalitas.
Polisi mengamankan lima remaja pelaku begal yang menyerang sopir truk di lampu merah Jalan Gedong Panjang, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (22/7/2025) lalu. Dalam kasus ini, para pelaku menganiaya dan mengambil telepon genggam milik sopir truk lanjut usia bernama Oman (67). Akibat kejadian ini, korban mengalami luka di kepala dan dagu akibat dipukul pelaku. (Jakarta tribunnews.com, 18/8/2025)
Mirisnya pelaku pembegalan tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa namun sekarang terjadi kepada remaja. Peristiwa pembegalan telah menjadi fenomena yang hampir merata di negeri ini karena di setiap wilayah dengan pelaku yang berbeda-beda level usianya. Fakta tersebut menunjukkan bahwa seharusnya remaja menjadi penerus generasi namun jutru membuktikan yang sebaliknya bahkan mereka menjadi pelaku pembunuhan.
Siswa kelas 4 sekolah dasar di Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan (Sumsel) berinisial JN (9) menusuk leher pelajar kelas 2 MTs, RI (13) hingga tewas. Sebelum penusukan itu, keduanya sempat bertengkar hingga membuat pelaku emosi hingga berujung pada penusukan tersebut. Penusukan itu terjadi di pinggir jalan dekat rumah pelaku di Dusun II, Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Muratara, Sumatera Selatan, Jumat (8/8) pukul 12.10 WIB. (Cnnindonesia.com, 17/8/2025)
Berbagai permasalahan terhadap generasi seperti pergaulan bebas, penggunaan narkoba, tawuran, aborsi, pembegalan, bahkan pembunuhan semakin marak dikalangan anak muda telah menjadi rahasia umum. Selain itu, generasi muda juga terlihat lebih lemah dalam mengendalikan diri saat menghadapi berbagai permasalahan hidup. Problematika ini telah menjadi bukti tindak pidana dikalangan remaja saat ini sudah tidak mengenal usia.
Aksi kriminalitas yang semakin marak yang dilakukan oleh generasi muda wujud dari kegagalan sistem pendidikan sekuler-kapitalis gagal mencetak generasi berkepribadian Islam. Seharusnya mereka memahami jati dirinya sebagai muslim namun output pendidikan sekuler melahirkan generasi yang kehilangan arah. Dampaknya mereka tidak menyadari bagaimana berpikir dan bertindak yang benar sesuai misi penciptaan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt.
Ketidakpahaman ini semakin parah ketika tidak adanya lingkungan sosial yang kondusif maupun suportif dalam membentuk kepribadian muslim. Sebaliknya pemuda justru terbentuk oleh lingkungan yang permisif terhadap pergaulan bebas, kekerasan budaya hedonis, dan penuh kemaksiatan. Bahkan mirisnya sebagian masyarakat telah menganggap ini bentuk modernisasi dan perubahan sosial yang sudah waktunya terjadi.
Di sisi lain, media sosial dan media massa hari ini bebas kontrol yang memaparkan bermacam-macam pemikiran dan budaya asing yang dapat merusak generasi. Padahal seharusnya ini menjadi sarana edukasi dan pembinaan moral bukan justru memuat konten-konten yang liberal. Alhasil, generasi muda semakin jauh terhadap nilai-nilai Islam yang tidak bisa membedakan antara benar dan salah serta mudah terjerumus dalam kriminalitas maupun kemaksiatan.
Semua ini membuktikan bahwa negara lepas dari tanggung jawab untuk menjamin terlaksananya pendidikan berkualitas yang mencetak pelajar berkepribadian mulia. Implentasi dari sistem kapitalisme sekuler menjadikan pendidikan tidak diposisikan sebagai layanan yang harus disediakan oleh negara. Namun dijadikan sebagai objek komersial yang aksesnya membutuhkan biaya yang sangat mahal.
Berbagai permasalahan yang terjadi pada generasi membutuhkan sistem yang mampu memberikan solusi komprehensif. Solusi tersebut bisa diwujudkan dengan melalui penerapan sistem Islam secara kaffah. Didalam sistem Islam akan menjadikan negara sebagai penanggung jawab terhadap segala urusan umat termasuk pembinaan, pendidikan dan melindungi generasi agar memiliki kepribadian mulia.
Sistem pendidikan Islam memastikan bahwa setiap individu terbina dengan akidah yang kuat, keterampilan bermanfaat dan tentunya akhlak mulia yang akan dipastikan oleh penguasa. Serta pendidikan tidak hanya berfokus kepada penanaman nilai akademis semata namun juga membentuk kepribadian Islam pada generasi. Seharusnya semua ini semakin menyadarkan bahwa tidak ada satu pun kebaikan yang bisa dihasilkan dari sistem sekuler kapitalis.
Penerapan syariat Islam secara keseluruhan akan lebih mensuasanakan generasi dalam ketaatan kepada Allah swt. Dimana pemerintah tidak hanya mengatur aspek formal pendidikan namun menciptakan lingkungan sosial yang bersih dari kemaksiatan. Serta pemerintah juga akan mengontrol media agar sesuai deegan nilai-nilai Islam.
Dimana pendidikan diarahkan kepada setiap individu untuk mempunyai pola pikir dan sikap berasaskan akidah Islam. Serta akan memberikan pelayanan terbaik untuk umat yang dilakukan secara gratis. Serta ilmu diperoleh tidak terpisah dari nilai-nilai keimanan yang akan bersinergi antara pendidikan dengan media yang akan dikendalikan oleh syariat. Sehingga generasi akan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan cerdas, sehat serta berakhlak mulia.
Wallahualam bissawab