
Oleh. Ummu Hanik R
Muslimahtimes.com–Publik kembali dihebohkan dengan kejadian pilu yang melibatkan ibu dan anak. Kejadian ini menimbulkan dampak kesedihan yang luar biasa. Sebagaimana diberitakan Antara News, 4 Agustus 2025, di pantai Sigandu Batang Jawa Tengah telah ditemukan dua anak kakak beradik berusia enam tahun dan tiga tahun yang telah meninggal dunia. Penyebab meninggalnya kedua anak tersebut, ternyata akibat perbuatan ibunya sendiri, VM (31). Ibu korban bersembunyi di toilet portabel yang terletak dekat tempat kejadian. Ibu yang harusnya melindungi anak-anaknya ternyata justru penyebab kematiannya.
Kejadian serupa juga terjadi di Banjaran Bandung Jawa Barat. Sebagaimana Antara News, 8 September 2025 memberitakan telah meninggal dunia dua anak usia sembilan tahun dan sebelas tahun karena keracunan. Setelah diselidiki ternyata pelaku yang meracuni kedua anak tersebut adalah ibunya sendiri, EN (34). Setelah membunuh kedua anaknya, EN pun memilih bunuh diri. Hal ini oleh KPAI disebut sebagai filisida maternal yaitu pembunuhan anak yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri.
Terhadap kejadian seperti ini, tentu akan menimbulkan kesedihan dan juga rasa penasaran. Kenapa kasus-kasus seperti itu bermunculan? Apakah ada yang salah dengan sistem kehidupan yang ada di negara ini?
Rusaknya Ibu, Hilangnya Perlindungan pada Anak
Pribadi ibu identik dengan kelembutan dan kasih sayang. Seorang perempuan ketika sudah melahirkan, otomatis naluri keibuannya akan muncul. Naluri melindungi dan menjaga buah hatinya dari segala keburukan. Bila kemudian ada ibu yang tega membunuh anaknya, maka tentu dipertanyakan penyebabnya. Apa yang telah menghilangkan sifat keibuannya? Apakah beban hidupnya terlalu berat hingga harus menghilangkan nyawa anak-anaknya? Ataukah ada penyebab lainnya yang membuat dirinya nekat melakukan hal yang tak semestinya.
Kasus filisida maternal hendaknya dilihat tak hanya pada diri ibu, namun harus sampai pada akar masalahnya. Tentunya berbagai hal yang bisa mempengaruhi hidup ibu juga dilihat. Bisa dari sisi psikologis, sosial, ekonomi dan budaya yang berkembang dan menumpuk dalam kehidupannya.
Secara psikologis, perempuan habis melahirkan akan mengalami perubahan mental. Banyak perempuan mengalami depresi, stres kronis, atau bisa juga gangguan mental berat seperti psikosis. Kondisi ini memaksa mereka berada dalam ketidakberdayaan, rasa putus asa bahkan bisa berpikir kalau anaknya lebih baik meninggal dari pada hidup tapi menderita.
Secara sosial, bila keluarga dan lingkungan kurang mendukung ibu, maka kondisi ini membuatnya merasa tersisihkan. Kondisi ini semakin parah bila dalam rumah tangga terjadi konflik suami isteri, KDRT, perselingkuhan, suami pergi tanpa kabar, tak ada nafkah lahir batin dan sebagainya. Penilaian masyarakat terhadap sosok ibu tunggal atau mereka yang dinilai gagal berperan sebagai isteri dan ibu, juga mempengaruhi jiwanya sehingga memilih mengakhiri hidupnya.
Selain itu, faktor ekonomi juga sangat berpengaruh. Kondisi ekonomi keluarga kurang, terjerat utang, sulitnya menjangkau harga kebutuhan, dan susahnya mendapatkan uang untuk keperluan hidup juga bisa menjadi penyebab utama. Semua beban itu terasa sangat berat, jika ibu menanggungnya sendiri .
Terkait dengan banyaknya kasus filisida maternal terjadi di negeri ini, maka ada hasil penelitian yang menunjukkan motif tertentu jadi penyebabnya. Di antaranya altruisme keliru, dimana ibu punya pemahaman bahwa daripada hidup menderita maka anak lebih baik mati. Bila terjadi konflik dengan pasangan (suami) maka anak jadi tempat pelampiasan. Inilah yang terjadi bila pada diri ibu, muncul perasaan berat menanggung semua beban kehidupan.
Hidup dalam naungan sistem kapitalisme saat ini, problem keluarga semakin kompleks. Perempuan dituntut bekerja, membantu mencari nafkah agar kebutuhan keluarga bisa tercukupi. Harga kebutuhan semakin meningkat sementara penghasilan kerja tak seberapa. Untuk mendapatkan pendidikan dan layanan kesehatan yang layak, harus membayar dengan biaya yang cukup tinggi. Negara seakan abai dengan persoalan yang dihadapi rakyatnya. Hal ini memicu kondisi ibu merasa lelah dan semakin lalai terhadap kewajibannya sebagai pengatur urusan rumah tangga.
Sungguh, kondisi miris yang harus dialami oleh seorang ibu. Ibu tak lagi bisa fokus dengan tugasnya mengasuh, merawat dan mendidik anak-anaknya. Tuntutan keras kehidupan kadang bisa membuatnya hilang cinta dan kasih sayang pada anaknya. Hal ini karena rasa lelah, depresi mendalam dan beratnya tekanan hidup yang kadang membuatnya mengambil langkah tragis. Dengan begitu, bila filisida maternal terjadi, maka semua tak bisa lepas dari konteks sosial dan sistem kapitalisme yang ada saat ini. Sistem yang terbukti rapuh dan mendatangkan banyak keburukan. Termasuk memunculkan orang-orang yang berjiwa lemah dan sakit mental.
Sistem Islam Hadirkan Solusi Terbaik untuk Kehidupan
Perempuan telah diciptakan Allah Swt dengan segala kesempurnaannya. Keberadaannya jelas dimuliakan. Karena perempuan memiliki peran sebagai ibu dan pengatur urusan rumah tangga. Ibu sebagai madrasah pertama bagi anaknya akan melahirkan generasi-generasi penerus yang tangguh dan saleh. Karena itulah, Islam sangat menjaga dan melindungi kedudukan perempuan agar bisa menjalankan perannya dengan maksimal.
Dalam Islam, kewajiban memberi nafkah ada pada suami. Ini menunjukkan Islam telah memuliakan status seorang ibu dan anak. Seorang ibu tidak perlu bekerja di luar rumah. Tugasnya cukup mengurus rumah tangga termasuk merawat dan mendidik anak-anaknya. Sebagaimana Allah Swt berfirman,
وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara makruf.” (QS Al-Baqarah [2]: 233).
Dalam Islam, negara harus menjamin kesejahteraan rakyatnya. Negara wajib menyediakan jaminan kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Negara harus memberikan perlindungan, dan keamanan untuk rakyatnya. Negara harus memperhatikan rakyatnya agar sehat jiwa dan raganya, terjaga dari perilaku yang rusak.
Semua kemuliaan untuk ibu dan anak itu hanya bisa terwujud dengan sistem yang hidup dan sehat. Bukan sistem yang sakit seperti kapitalisme. Sistem yang hidup dan memberikan kesejahteraan hanyalah Islam. Karena dalam Islam, negara benar-benar memaksimalkan peran ayah. Menyediakan lapangan pekerjaan yang bisa memudahkan seorang ayah memberikan nafkah untuk keluarganya. Jika kebutuhan keluarga tercukupi maka ibu dan anak sebagai bagian dari anggota keluarga berada dalam ketenangan dan tidak khawatir hidupnya kekurangan.
Sejarah Islam telah membuktikan begitu sempurnanya sistem Islam dalam mengatasi persoalan hidup. Ketika sistem Islam diterapkan dengan Khalifah sebagai pemimpinnya, maka tak ada rakyat yang hidup sengsara. Semua kebutuhan hidup dijamin negara. Tak ada kisah keluarga yang kelaparan. Tak ada kasus ibu membunuh anaknya hanya khawatir hidup menderita. Bahkan kasus keluarga berantakan, terjerat utang dan kondisi ekonomi yang krisis tidak akan terjadi.
Menyembuhkan Sistem Kehidupan Yang Sakit Dan Rusak
Kasus filisida maternal harusnya memantik perasaan kita, bahwa ini merupakan peringatan penting akan adanya sistem kehidupan yang lemah. Masyarakat saat ini hidup dalam sistem kehidupan yang sakit dan rusak. Saatnya umat bangkit dengan sistem kehidupan yang lebih baik dan membawa kesejahteraan umat.
Masalah individu dengan kondisi mental yang sakit, sebagaimana ibu rela bunuh diri setelah menghabisi nyawa anaknya harus diselesaikan dengan solusi tepat. Masalah besar ini tak cukup hanya diselesaikan dengan layanan psikologis atau merubah cara dalam melindungi anak. Solusi yang diberikan harus menyentuh akar masalah sehingga benar-benar selesai dan tak akan berulang kasus yang sama.
dari semua kejadian, sebenarnya akar persoalan adalah sistem kapitalisme yang menjadikan kondisi keluarga sangat tertekan dalam hal ekonomi, sosial, dan psikologis. Sistem ini telah gagal dalam menjamin kehidupan yang layak bagi rakyat, gagal memberikan perlindungan untuk ibu, dan gagal pula melahirkan generasi yang shalih.
Solusi tepat hanyalah kembali pada sistem Islam yang menjadikan keluarga berperan maksimal menyiapkan generasi, memberikan jaminan kesejahteraan rakyat, dan melindungi peran ibu secara maksimal. Islam telah menjadikan ibu memiliki kedudukan yang mulia. Kemuliaannya didukung dengan jaminan dari negara akan kesejahteraannya dan juga melindunginya dari segala kerusakan sistem kehidupan. Hanya sistem Islam lah yang bisa mencegah agar kasus filisida maternal tidak akan terulang lagi.