Skip to content
Muslimah Times

Muslimah Times

dari dan untuk muslimah masa kini

Primary Menu
  • HOME
  • NEWS
  • AKTUAL
  • CHICKEN SOUP
  • HIKMAH
  • KAJIAN
  • PARENTING
  • RESENSI
  • RUMAH TANGGA
  • SASTRA
  • TEENS
  • Kontak Kami
    • SUSUNAN REDAKSI
    • Login
  • Home
  • 2025
  • September
  • 29
  • Islam Punya Resep Jitu Lawan Sepi dan Hampa

Islam Punya Resep Jitu Lawan Sepi dan Hampa

Editor Muslimah Times 29/09/2025
WhatsApp Image 2025-09-29 at 20.36.43
Spread the love

Oleh. Naila Zayyan

Muslimahtimes.com–Di era digital seperti sekarang, media sosial sudah menjadi bagian dari keseharian hampir semua orang. Dari bangun tidur sampai menjelang tidur kembali, jari-jemari kita seakan otomatis mengecek notifikasi, scroll beranda, atau ikut tren terbaru. Di satu sisi, dunia digital ini menghadirkan perasaan seolah-olah kita “terhubung” dengan banyak orang. Namun, faktanya tidak sedikit yang justru merasa semakin sepi, meski berada di tengah keramaian virtual.

Fenomena ini bahkan sempat diteliti oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Mereka mengangkat riset berjudul “Loneliness in the Crowd: Eksplorasi Literasi Media Digital pada Fenomena Kesepian di TikTok melalui Konfigurasi Kajian Hiperrealitas Audiovisual”.[^1] Hasil penelitian ini mengungkap bahwa media sosial, khususnya TikTok, bisa memicu rasa kesepian. Menurut teori hiperrealitas, representasi digital kerap dianggap lebih “nyata” daripada realitas itu sendiri, sehingga emosi yang dibentuk media dapat memengaruhi kesehatan mental dan hubungan sosial seseorang.

Fakta ini menunjukkan bahwa sekadar merasa ramai di dunia maya tidak otomatis menghapus rasa sepi. Justru, semakin aktif seseorang dalam dunia digital, sering kali semakin besar pula potensi ia merasa kosong dalam kehidupan nyata. Perasaan inilah yang disebut para peneliti sebagai lonely in the crowd, sepi di tengah keramaian.

Kesepian yang Nyata di Era Digital

Jika kita melihat lebih dalam, fenomena ini sebenarnya bukan hal baru. Banyak penelitian internasional menyebut bahwa generasi muda, terutama Gen Z, adalah kelompok yang paling rentan merasa kesepian. Survei global menunjukkan, meski generasi ini dikenal paling “terhubung” lewat teknologi, mereka justru paling sering melaporkan rasa cemas, terasing, bahkan depresi.

Media sosial yang awalnya dimaksudkan untuk memperluas pertemanan dan memperkuat komunikasi, dalam praktiknya justru menciptakan jurang baru. Seseorang bisa punya ribuan teman di Facebook atau pengikut di Instagram, tapi dalam kehidupan nyata ia tidak punya satu pun orang dekat untuk berbagi cerita. Hal ini membuat interaksi sosial menjadi dangkal dan superfisial.

Selain itu, algoritma media sosial mendorong pengguna untuk menampilkan sisi terbaik dari hidupnya. Akibatnya, orang lain yang melihat merasa hidup mereka jauh lebih buruk dibandingkan dengan apa yang mereka lihat di layar. Inilah yang melahirkan fenomena fear of missing out (FOMO) atau ketakutan ketinggalan momen. Lama-lama, hal ini merusak rasa percaya diri, menimbulkan kecemasan sosial, dan memperparah kesepian.

Akar Masalah: Sistem Sekuler Liberal dan Kapitalisme Digital

Kesepian massal di era media sosial tidak bisa dipandang sekadar persoalan kurangnya literasi digital atau buruknya manajemen penggunaan gawai. Lebih dari itu, masalah ini bersumber dari sistem besar yang membentuk cara kita berinteraksi dengan teknologi. Sistem itu adalah sekuler liberal dengan nafas kapitalisme.

Dalam sistem ini, media sosial bukanlah ruang netral. Ia adalah industri raksasa yang bergerak dengan logika keuntungan. Semakin lama pengguna berlama-lama di dalam aplikasi, semakin banyak pula keuntungan yang didapat perusahaan. Maka, algoritma sengaja dirancang untuk memicu kecanduan: notifikasi yang memancing rasa penasaran, konten singkat yang memicu dopamin, hingga rekomendasi personal yang terus-menerus membuat kita scroll tanpa henti. Semua ini menjerat pengguna dalam lingkaran adiksi.

Industri kapitalis inilah yang diam-diam mengubah cara manusia membangun hubungan sosial. Orang semakin nyaman dengan interaksi digital yang dangkal ketimbang bertemu langsung. Akibatnya, lahir masyarakat yang cenderung asosial: sulit bergaul di dunia nyata, canggung dalam komunikasi tatap muka, bahkan merasa asing dengan keluarganya sendiri. Makan bersama di meja makan pun kadang hanya jadi formalitas, karena masing-masing sibuk dengan layar gawai.

Jika kondisi ini dibiarkan, dampaknya akan sangat serius. Generasi muda yang seharusnya punya energi besar untuk berkarya, justru tumbuh menjadi generasi rapuh, lemah, dan apatis. Kesepian yang terus menghantui membuat mereka kehilangan motivasi untuk berkontribusi menyelesaikan problematika umat. Ujungnya, umat Islam akan terus berada dalam posisi lemah di hadapan sistem global kapitalisme yang memang sengaja ingin melemahkan generasi penerus.

Islam Memberikan Resep Jitu

Islam tidak menolak teknologi, termasuk media sosial. Namun, Islam punya panduan yang jelas agar teknologi tidak menjauhkan manusia dari fitrahnya sebagai makhluk sosial sekaligus hamba Allah. Ada tiga aspek penting yang ditawarkan Islam sebagai solusi.

  1. Kesadaran Individu: Menjadikan Islam sebagai Identitas Utama

Setiap Muslim harus menyadari bahwa identitas utamanya adalah sebagai hamba Allah. Artinya, dalam menggunakan media sosial, ia tidak boleh terjebak dalam dunia semu yang menipu. Rasulullah SAW bersabda:

“Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi)

Hadis ini mengingatkan bahwa ukuran kebaikan bukan pada seberapa banyak pengikut di media sosial, melainkan pada kualitas hubungan nyata, terutama dengan keluarga. Dengan identitas Islam yang kuat, seseorang tidak mudah larut dalam hiperrealitas dunia maya.

Allah Swt juga menegaskan dalam Al-Qur’an:

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra: 36)

Ayat ini menjadi pengingat bahwa seorang Muslim harus berhati-hati dalam setiap interaksi digital, tidak asal ikut tren, dan tidak larut dalam konten yang hampa.

  1. Peran Masyarakat: Menghidupkan Budaya Interaksi Sehat

Islam mendorong umatnya untuk menjaga silaturahmi, tolong-menolong, dan peduli terhadap sesama. Budaya inilah yang harus dihidupkan kembali agar masyarakat tidak terjebak dalam interaksi digital semata. Masjid, majelis ilmu, dan kegiatan sosial adalah ruang nyata yang bisa memperkuat ikatan antarsesama Muslim.

Allah SWT berfirman:

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.” (QS. Ali Imran: 103)

Ayat ini menegaskan pentingnya ukhuwah Islamiyah. Interaksi yang dibangun di atas iman akan melahirkan rasa kebersamaan, sehingga kesepian bisa diminimalisir karena setiap individu merasa punya tempat untuk kembali.

  1. Peran Negara: Mengatur Dunia Digital dengan Prinsip Islam

Dalam sistem Islam kaffah, negara punya peran strategis untuk melindungi masyarakat dari kerusakan akibat media sosial. Negara tidak akan membiarkan algoritma kapitalis menguasai kehidupan warganya. Regulasi dibuat bukan untuk keuntungan segelintir korporasi, melainkan demi kemaslahatan umat. Negara juga mendorong generasi muda untuk produktif, fokus pada ilmu dan karya nyata, bukan tenggelam dalam konten hampa.

Negara Islam juga memastikan bahwa teknologi digunakan untuk memperkuat dakwah, pendidikan, dan pelayanan publik. Dengan demikian, media digital benar-benar menjadi sarana kebaikan, bukan sumber kesepian dan kerusakan mental.

Penutup

Fenomena lonely in the crowd adalah realitas pahit yang dirasakan banyak orang di era media sosial. Kesepian di tengah keramaian virtual bukan sekadar persoalan psikologis individu, tetapi buah dari sistem sekuler liberal yang menempatkan keuntungan di atas kemaslahatan manusia. Akibatnya, lahirlah generasi yang rapuh, asosial, dan jauh dari produktifitas.

Islam hadir dengan resep jitu: memperkuat identitas individu sebagai hamba Allah, menghidupkan budaya interaksi sehat di masyarakat, dan menghadirkan negara Islam yang mengatur dunia digital berdasarkan syariat. Hanya dengan sistem Islam kaffah, generasi muda bisa terhindar dari jebakan kesepian semu, dan kembali tumbuh sebagai generasi kuat, produktif, dan siap mengemban amanah besar memimpin peradaban.


[^1]: Detik.com. Riset Ungkap Konten TikTok Bikin Pengguna Jadi Lonely in The Crowd, Apa Itu? Diakses 25 September 2025.

Continue Reading

Previous: Mengapa Pengangguran Tak Kunjung Usai? Saatnya Menengok Solusi Islam

Related Stories

Mengapa Pengangguran Tak Kunjung Usai? Saatnya Menengok Solusi Islam WhatsApp Image 2025-09-19 at 17.36.11

Mengapa Pengangguran Tak Kunjung Usai? Saatnya Menengok Solusi Islam

19/09/2025
Kebangkitan Pemuda Hanya dengan Islam WhatsApp Image 2025-09-19 at 17.11.03

Kebangkitan Pemuda Hanya dengan Islam

19/09/2025
Krisis Ketenagakerjaan Menjangkiti Dunia WhatsApp Image 2025-09-19 at 16.53.32

Krisis Ketenagakerjaan Menjangkiti Dunia

19/09/2025

Recent Posts

  • Islam Punya Resep Jitu Lawan Sepi dan Hampa
  • Kohabitasi Berujung Mutilasi, Dampak Tragis Liberalisasi
  • Filisida Maternal Marak, Cermin Sistem Sakit dan Rusak
  • Kalsel Catat PHK Tertinggi ke-2 Nasional
  • Kohabitasi Berujung Mutilasi, Potrer Gelap Generasi

Recent Comments

  1. Editor Muslimah Times on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  2. ranum on Diskriminasi Pendidikan, Sampai Kapan?
  3. Yanto on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  4. Winda on Potret Pendidikan di Era Milenial
  5. Nungki on Jual Beli Perawan, Bisnis yang Menjanjikan

Read This

Islam Punya Resep Jitu Lawan Sepi dan Hampa WhatsApp Image 2025-09-29 at 20.36.43

Islam Punya Resep Jitu Lawan Sepi dan Hampa

29/09/2025
Kohabitasi Berujung Mutilasi, Dampak Tragis Liberalisasi WhatsApp Image 2025-09-29 at 20.21.17

Kohabitasi Berujung Mutilasi, Dampak Tragis Liberalisasi

29/09/2025
Filisida Maternal Marak, Cermin Sistem Sakit dan Rusak WhatsApp Image 2025-09-29 at 20.01.28

Filisida Maternal Marak, Cermin Sistem Sakit dan Rusak

29/09/2025
Kalsel Catat PHK Tertinggi ke-2 Nasional WhatsApp Image 2025-09-27 at 06.46.00

Kalsel Catat PHK Tertinggi ke-2 Nasional

26/09/2025
Copyright © Muslimah Times. All rights reserved. | MoreNews by AF themes.