Skip to content
Muslimah Times

Muslimah Times

dari dan untuk muslimah masa kini

Primary Menu
  • HOME
  • NEWS
  • AKTUAL
  • CHICKEN SOUP
  • HIKMAH
  • KAJIAN
  • PARENTING
  • RESENSI
  • RUMAH TANGGA
  • SASTRA
  • TEENS
  • Kontak Kami
    • SUSUNAN REDAKSI
    • Login
  • Home
  • 2025
  • October
  • 28
  • Insiden Kepala Sekolah dan Murid: Cermin Krisis Moral dan Pendidikan

Insiden Kepala Sekolah dan Murid: Cermin Krisis Moral dan Pendidikan

Editor Muslimah Times 28/10/2025
WhatsApp Image 2025-10-28 at 20.40.57
Spread the love

Oleh. Sherly Agustina, M.Ag

Muslimahtimes.com–Dunia pendidikan saat ini sedang tidak baik-baik saja, berbagai problem menyelimuti seperti mengurai benang kusut. Terbaru, krisis moral siswa yang melanggar aturan berujung pelaporan kepala sekolah ke polisi. Kasus ini bukan hanya sekali dan satu-satunya, pendidik atau guru dilema antara menerapkan kedisiplinan dengan kekerasan dianggap melanggar HAM dan berujung di kantor polisi dengan pembiaran siswa melanggar aturan seperti lari dari tanggung jawab. Lantas bagaimana pandangan Islam tentang masalah ini?

Polemik kepala SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, Dini Fitri, yang diduga menampar siswa yang merokok di lingkungan sekolah telah diselesaikan secara damai. Laporan polisi terhadap Dini pun dicabut ortu siswa. Insiden ini bermula ketika Indra siswa di sekolah tersebut ketahuan merokok oleh Dini di belakang sekolah. Dini pun menegur akan tetapi Indra berbohong bahwa dirinya tidak merokok. Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Banten, Lukman menjelaskan bahwa Dini menegur Indra dengan kata-kata yang dianggap kasar disertai tamparan.

Insiden tersebut memicu 630 siswa SMAN 1 Cimarga melakukan aksi mogok sekolah sebagai bentuk protes siswa terhadap pihak sekolah. Status Dini sebagai kepala sekolah sempat dinonaktifkan. Orang tua Indra melaporkan Dini ke polisi karena tidak terima anaknya ditampar. Untuk mencegah polemik meluas, Gubernur Banten Andra Soni turun tangan, melakukan mediasi antara Kepsek Dini Fitri dengan Indra di ruang kerjanya di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, Rabu (15/10). Pertemuan itu juga turut dihadiri wali kelas Indra. (detiknews.com, 16-10-2025)

Peristiwa guru berujung di kantor polisi bukan hanya kali ini, beberapa kasus serupa pernah terjadi. Misalnya, Supriyani, guru honorer di Konawe Selatan yang dipenjara akibat dugaan penganiayaan siswa (April 2024). Masse, Guru SD di Bombana yang dilaporkan akibat salah pukul (Oktober 2024). Zaharman, Guru SMA di Bengkulu dipolisikan hingga diketapel akibat menegur siswa yang merokok (Agustus 2024). Guru saat ini sangat dilema, antara idealisme menegakkan kedisiplinan di lingkungan sekolah dengan ancaman dipolisikan dan melanggar HAM atau membiarkan siswa tidak disiplin dan melanggar aturan sekolah.

Terkait remaja terjerat rokok, fakta di lapangan mengejutkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 15 juta remaja berusia 13 hingga 15 tahun di seluruh dunia menggunakan rokok elektrik atau vape. Dalam laporan terbarunya, WHO menyebut remaja memiliki kemungkinan sembilan kali lebih besar untuk menggunakan vape dibandingkan orang dewasa. Secara keseluruhan, diperkirakan ada lebih dari 100 juta pengguna vape di dunia, dengan 86 juta di antaranya merupakan orang dewasa—kebanyakan berasal dari negara-negara berpenghasilan tinggi. (inforemaja.id, 14-10-2025)

Dilema Guru di Sistem Sekuler

Menghadapi anak di usia transisi menuju remaja memang tidak mudah, gampang-gampang susah apalagi generasi Z saat ini. Gen Z dikenal sebagai generasi labil, ketahanan mental yang kurang, dan baperan. Merokok bagi kalangan remaja dianggap sebagai ekspresi dan eksistensi diri, walaupun terkadang mereka melakukannya di lingkungan sekolah yang jelas melanggar aturan. Merokok di kalangan remaja sudah menjadi fenomena, sebagai pembuktian gentle nya seorang laki-laki dan dianggap telah dewasa.

Betapa rumitnya posisi guru saat ini menghadapi siswa yang sulit diarahkan dan melanggar aturan sekolah. Tentu harus ditelaah apa sebenarnya akar masalahnya? Akar masalahnya yaitu adanya ruang abu-abu dalam penerapan disiplin siswa di sekolah dan tergerusnya wibawa guru. Fenomena ini menunjukkan, bahwa siswa merasa punya kebebasan untuk melakukan apa saja walau perbuatan tersebut di luar batas etika. Sementara guru merasa tak berdaya melihat perilaku siswa yang melanggar aturan di sekolah. Ketika guru ingin menegakkan kedisiplinan bagi siswanya, sering kali guru dipolisikan bahkan mengancam posisinya.

Sistem liberal yang diterapkan di negeri ini membuat siswa merasa bebas, negara pun menjamin kebebasan tersebut. Tanpa disadari, dengan budaya liberal (bebas) ini negara abai melahirkan generasi yang taat aturan sebaliknya yang lahir adalah generasi yang mengalami krisis moral. Merokok menjadi alasan bagi para siswa sebagai ungkapan kedewasaan, jati diri, dan kebanggaan agar dipandang keren. Di sisi lain, rokok saat ini sangat mudah dijangkau oleh para remaja. Ini membuktikan lemahnya negara dalam pengawasan terutama di kalangan pelajar.

Guru sebagai pendidik di lingkungan sekolah memiliki tanggung jawab yang besar untuk menegakkan kedisiplinan pada siswa. Terkadang, tindakan kekerasan terpaksa dilakukan karena sulitnya mengatur siswa yang tak cukup dengan teguran biasa. Dahulu cara kekerasan masih bisa dilakukan di lingkungan sekolah, siswa mudah ditertibkan dan merasa takut serta kapok jika melakukan pelanggaran. Berbeda zaman, berbeda pula respon dari para siswa terhadap ketegasan dan kedisiplinan pada guru. Benar, segala bentuk kekerasan tidak dibenarkan.

Maka, butuh pendidikan yang menjadikan remaja paham siapa dirinya dan arah hidupnya serta bagaimana cara mengembalikan marwah dan kewibawaan guru tanpa harus terjebak dalam tindakan represif? Jika ditelaah, dalam sistem pendidikan saat ini tidak ada perlindungan yang jelas bagi guru, guru berada dalam tekanan yang luar biasa. Sudah berat dengan beban mengajar, mendidik siswa agar disiplin, ditambah rumitnya beban administrasi yang harus dilakukan. Di luar sekolah, mereka juga banyak yang statusnya ibu dengan segala beban di rumahnya.

Pandangan Islam

Aktivitas amar makruf nahi mungkar dalam Islam adalah kewajiban merupakan perintah dari Allah. Mengingatkan dan saling menasehati adalah bagian dari aktivitas amar makruf nahi mungkar. Allah Swt. berfirman dalam surah Al-‘Ashr ayat 1-3, “Demi Masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.”

Namun, aktivitas amar makruf nahi mungkar dilakukan tidak melalui kekerasan. Senantiasa ada upaya tabayun dan pendekatan untuk mengetahui latar belakang seseorang melakukan perbuatan baik bagi siswa begitu pun gurunya. Budaya liberal (kebebasan) yang menjerat kalangan generasi telah membuat kerusakan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan sekuler yang diterapkan terbukti telah gagal mencetak peserta didik yang bertakwa dan berakhlak mulia.

Oleh karenanya, perlu menanamkan kembali nilai-nilai etika dan rasa hormat kepada guru (adab). Dalam Islam guru adalah pilar peradaban, posisinya dihormati dan dimuliakan karena tugasnya membentuk kepribadian Islam siswa. Guru bukan hanya gudang ilmu namun pendidik yang memberikan suri teladan bagi muridnya, guru ujung tombak suskesnya pendidikan suatu negeri Aktivitas di sekolah seharusnya bukan hanya transfer of knowledge akan tetapi juga transfer of value. Bagaimana caranya agar anak tidak hanya sekadar cerdas secara IQ, tapi juga cerdas EQ, dan ESQ nya?

Dari transfer of value anak memiliki adab yang baik, sebagai realisasi keilmuan yang dimilikinya. Pepatah mengatakan, “Padi semakin berisi, semakin merunduk”. Idealnya, apabila seseorang siswa atau siapa pun yang memiliki keilmuan yang tinggi, adab dan akhlaknya semakin lebih baik. Namun sayang, hal ini sangat jarang di sistem sekuler. Siswa mengalami krisis adab terhadap gurunya karena label ‘kebebasan’ yang mereka gaungkan.

Adapun hukum merokok dalam Islam mubah akan tetapi di sisi lain tidak boleh membahayakan diri sendiri serta orang lain. Merokok bisa membahayakan kesehatan bagi perokok aktif maupun pasif, merokok menjadikan hidup boros. Apalagi di tengah kehidupan saat ini, harga-harga sembako cenderung meroket maka sangat tak pantas menggunakan uang tidak pada prioritasnya. Hidup sudah serba sulit, mendapatkan pekerjaan bukan hal yang mudah, PHK di mana-mana, alangkah lebih baik jika menggunakan uang dengan bijak.

Khatimah

Sistem pendidikan Islam mengajarkan bagaimana pelajar mempunyai pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan Islam (syakhsiyyah Islam). Sistem pendidikan melahirkan generasi yang mempunyai kesadaran bahwa tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah dan akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hadapan Allah. Remaja muslim harus berprinsip dan bangkit menjadi generasi yang beriman, tangguh, dan menebar manfaat bukan generasi yang lemah, labil, dan merusak. Hanya Islam yang memanusiakan manusia dan memuliakan guru, rindu diterapkan kembali syariat Allah? Allahua’lam Bishawab.

Continue Reading

Previous: Urgensitas Khilafah, Kasus Kekerasan Tak Cukup dengan Undang-undang
Next: Fatherless Kian Marak, Negara Harus Bertindak

Related Stories

Magang Fresh Graduate Nasional, dari Kapitalis untuk Kapitalis WhatsApp Image 2025-10-28 at 22.03.21

Magang Fresh Graduate Nasional, dari Kapitalis untuk Kapitalis

28/10/2025
Salah Kelola Tambang, Negara Rugi 330 Triliun, kok Bisa? WhatsApp Image 2025-10-28 at 21.17.33

Salah Kelola Tambang, Negara Rugi 330 Triliun, kok Bisa?

28/10/2025
Fatherless Kian Marak, Negara Harus Bertindak WhatsApp Image 2025-10-28 at 20.55.56

Fatherless Kian Marak, Negara Harus Bertindak

28/10/2025

Recent Posts

  • Magang Fresh Graduate Nasional, dari Kapitalis untuk Kapitalis
  • Salah Kelola Tambang, Negara Rugi 330 Triliun, kok Bisa?
  • Fatherless Kian Marak, Negara Harus Bertindak
  • Insiden Kepala Sekolah dan Murid: Cermin Krisis Moral dan Pendidikan
  • Urgensitas Khilafah, Kasus Kekerasan Tak Cukup dengan Undang-undang

Recent Comments

  1. Editor Muslimah Times on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  2. ranum on Diskriminasi Pendidikan, Sampai Kapan?
  3. Yanto on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  4. Winda on Potret Pendidikan di Era Milenial
  5. Nungki on Jual Beli Perawan, Bisnis yang Menjanjikan

Read This

Magang Fresh Graduate Nasional, dari Kapitalis untuk Kapitalis WhatsApp Image 2025-10-28 at 22.03.21

Magang Fresh Graduate Nasional, dari Kapitalis untuk Kapitalis

28/10/2025
Salah Kelola Tambang, Negara Rugi 330 Triliun, kok Bisa? WhatsApp Image 2025-10-28 at 21.17.33

Salah Kelola Tambang, Negara Rugi 330 Triliun, kok Bisa?

28/10/2025
Fatherless Kian Marak, Negara Harus Bertindak WhatsApp Image 2025-10-28 at 20.55.56

Fatherless Kian Marak, Negara Harus Bertindak

28/10/2025
Insiden Kepala Sekolah dan Murid: Cermin Krisis Moral dan Pendidikan WhatsApp Image 2025-10-28 at 20.40.57

Insiden Kepala Sekolah dan Murid: Cermin Krisis Moral dan Pendidikan

28/10/2025
Copyright © Muslimah Times. All rights reserved. | MoreNews by AF themes.