Oleh. Nining Ummu Hanif
Muslimahtimes.com–Sudan adalah negara terbesar ke-3 di Afrika setelah Aljazair dan Republik Demokratik Kongo. Populasi Sudan berjumlah 49,4 juta jiwa dengan mayoritas beragama Islam. Bahasa Arab adalah bahasa utama yang digunakan oleh separuh penduduk Sudan.
Sudan dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya Alam seperti minyak bumi, emas, mineral, dan tanah pertanian yang subur disepanjang sungai Nil. Sudan juga terletak di jalur strategis Laut Merah. Selain itu, ternyata Sudan mempunyai jumlah piramida lebih banyak dibandingkan Mesir. Ada lebih dari 200 piramida yang dibangun masa Kerajaan Kush(kerajaan Afrika Kuno) di sepanjang sungai Nil.
Namun kini Sudan mengalami konflik dan krisis. Konflik di Sudan secara historis terjadi akibat ketegangan etnis dan persaingan memperebutkan sumber daya alam. Sudan terjerumus ke dalam perang saudara sejak 15 April 2023 setelah perebutan kekuasaan yang sengit terjadi antara angkatan bersenjata Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter yang kuat, Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Pembantaian di Sudan terjadi di kota El Fasher, Sudan Barat setelah pasukan RSF ( Rapid Support Forces) merebut kota tersebut. Banyak laporan yang menyebutkan bahwa RSF telah melakukan kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia yang serius. Kekejaman milisi RSF berupa kekerasan besar-besaran , kekerasan seksual, penculikan, penjarahan. Kembali darah kaum muslim tumpah di tanah airnya sendiri. Lebih dari 2.000 warga sipil terbunuh selama invasi milisi ke el-Fasher. Namun, di tengah penderitaan ini, dunia seolah bungkam.(Republika 31/10/25)
Sementara laporan dari International Organization for Migration (IOM) menyebutkan bahwa setidaknya 62.263 orang meninggalkan El-Fasher dan mengungsi selama 4 hari saja dari tanggal 26 hingga 29 Oktober 2025(minanews.net,5/11/25)
Geopolitik dan Ekonomi Amerika dan Inggris
Sebenarnya konflik yang terjadi di Sudan tidak bisa terlepas dari upaya intervensi Amerika dan Inggris yang ingin menguasai sumber daya alam dan posisi strategis negara kaya tersebut. Sudan juga menjadi sasaran proyek normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara di Timur Tengah. Amerika Serikat menjanjikan akan menghapus Sudan dari daftar negara teror asal mau berteman dengan Israel. Sedangkan Uni Emirat Arab yang sudah menjalin normalisasi sebelumnya ikut jadi fasilitator.
Perang adalah kebijakan yang dijalankan Amerika. Ditempat manapun Amerika memiliki antek-antek yang dapat digunakan untuk menjalankan kebijakannya demi kepentingannya. Oleh karena itu pertikaian antara 2 pemimpin militer di Sudan adalah antek-antek Amerika yang menjadi perpanjangan tangan imperialis siapapun pemenangnya.
Sedangkan Inggris menjajah Sudan pada 1899 hingga 1956 karena posisi penting Sudan bagi Inggris, termasuk dalam mengamankan jalur perairan strategis untuk kepentingan ekonominya. Kondisi konflik dan kekerasan yang terus-menerus sejak kemerdekaannya pada 1956 hingga saat ini mengakibatkan Sudan disupport senjata besar-besaran yang kian memperbesar perpecahan etnis dan politis oleh Amerika dan Inggris. Inilah salah satu kepentingan barat memelihara konflik untuk keberlangsungan industri senjata mereka.
Sementara itu kerangka hukum internasional saat ini berada dalam hegemoni kapitalis sekuler yang menjadikan lembaga-lembaga dan hukum internasional dibentuk dan dibuat untuk mempertahankan hegemoni barat atas negeri-negeri muslim. Oleh karena itu kita tidak bisa berharap PBB akan menyelesaikan konflik di Palestina dan di Sudan.
Alhasil ,Sudan yang dahulu dianggap sebagai lumbung pangan dunia karena berlimpahnya sumber daya alam, lahan pertanian yang subur,dan hasil ternak, kini penduduknya menderita kelaparan, kemiskinan, penyakit, dan pengungsian yang tinggi. Sumber daya alam yang berlimpah posisi yang strategis di Laut Merah menjadi obyek negara- negara adidaya.
Khilafah Solusi
Tidak dapat dipungkiri benturan peradaban Islam dengan peradaban non Islam (barat) adalah keniscayaan. Oleh karena itu yang harus dilakukan adalah menaikkan level berpikir umat sehingga mampu untuk membaca dan memahami seluruh problem yang terjadi di dunia dari sudut ideologis. Dari segi sumbernya peradaban Islam berasal dari wahyu Allah Swt, sedangkan peradaban barat sumbernya dari akal manusia yang terbatas.
Begitupun jika ditelaah konflik yang terjadi di Sudan ada benturan dari kepentingan negara- negara adidaya kapitalis yang ingin mendapatkan manfaat sebesar-besarnya atas kekayaan alam di Sudan. Sedangkan Sudan yang mayoritas penduduknya muslim seperti halnya Gaza, Suriah, Uighur tidak ada junnah yang melindungi mereka. Junnah itu hilang ketika kekhilafahan runtuh tahun 1924. Sejak saat itu kaum muslimin terpecah-pecah dalam sekat nasionalisme. Terusir dari tanah airnya sendiri, kelaparan, penindasan dan kekerasan.
Dengan demikian solusi yang hakiki atas segala problematika, krisis politik dan ekonomi yang terjadi di Sudan tentu berasal dari Allah Swt . Khilafah Islamiyah adalah sistem pemerintahan Islam yang sudah terbukti menyatukan negara- negara yang berbeda ras, suku, agama dalam naungan negara Islam. Khilafah yang akan melindungi penduduk Sudan dari pengaruh barat yang mengambil keuntungan atas konfilk intern mereka. Khilafah dengan pemimpinnya seorang khalifah yang akan melindungi sumber daya alam Sudan yang menjadi incaran negara imperialis.
Rasulullah Saw bersabda :
“Sesungguhnya imam/khalifah adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung.”(HR. Muslim)
Persatuan negeri- negeri muslim dalam naungan Khilafah adalah sebuah keniscayaan. Karena dalam naungan khilafah maka umat Islam dapat melawan hegemoni barat. Khilafah akan melindungi umat Islam dari penjajahan barat yang membuat umat terpecah- pecah dan menderita.
Saatnya umat Islam berjuang bersama menegakkan Khilafah yang merupakan kewajiban yang harus ditunaikan umat Islam saat ini. Khilafah yang akan menerapkan sistem Islam secara kaffah menggantikan sistem kapitalisme yang rapuh dan batil.Wallahu’alam
