Skip to content
Muslimah Times

Muslimah Times

dari dan untuk muslimah masa kini

Primary Menu
  • HOME
  • NEWS
  • AKTUAL
  • CHICKEN SOUP
  • HIKMAH
  • KAJIAN
  • PARENTING
  • RESENSI
  • RUMAH TANGGA
  • SASTRA
  • TEENS
  • Kontak Kami
    • SUSUNAN REDAKSI
    • Login
  • Home
  • 2025
  • December
  • 30
  • Antara Pragmatisme dan Perubahan Ideologis

Antara Pragmatisme dan Perubahan Ideologis

Editor Muslimah Times 30/12/2025
WhatsApp Image 2025-12-30 at 20.54.41
Spread the love

Oleh. Jesi Nadhilah

Muslimahtimes.com–Aktivis pemuda hari ini banyak ditandai oleh sifat yang reaktif, sporadis, dan berbasis momentum. Respons cepat terhadap isu viral sering kali dianggap sebagai bentuk kepedulian, padahal tidak selalu dibarengi dengan pemahaman mendalam tentang akar persoalan. Gerakan muncul saat emosi memuncak, lalu meredup ketika perhatian publik bergeser. Aktivis semacam ini lebih digerakkan oleh suasana daripada visi, sehingga sulit melahirkan perubahan yang berkelanjutan.

Dalam kondisi seperti itu, aktivis pemuda menjadi sangat rentan dibajak oleh kepentingan tertentu. Tanpa fondasi ideologis yang kuat, energi kritis mudah diarahkan oleh pihak-pihak yang memiliki agenda tersembunyi. Algoritma media sosial memainkan peran besar dalam proses ini. Isu tertentu diangkat, diperbesar, atau ditenggelamkan sesuai logika popularitas dan keuntungan, bukan urgensi perubahan. Akibatnya, banyak aktivis berhenti pada simbol, tagar, dan aksi sesaat yang justru aman bagi sistem yang seharusnya dikritik.

Masalah ini diperparah oleh dominasi figur dan influencer dalam ruang Aktivis. Popularitas sering kali mengalahkan kualitas gagasan. Sosok yang memiliki banyak pengikut dianggap pemimpin opini, meskipun tidak memiliki visi perubahan yang jelas. Aktivis pun bergeser menjadi personal branding, bukan perjuangan ide. Narasi disederhanakan agar mudah dikonsumsi, sementara analisis mendalam dianggap tidak menarik pasar.

Kondisi ini menunjukkan bahwa aktivis pemuda sedang mengalami krisis arah. Tanpa visi ideologis yang jelas, gerakan mudah terjebak pada reaksi emosional, dikendalikan algoritma, dan dipimpin figur tanpa tujuan jangka panjang. Jika ingin melahirkan perubahan nyata, aktivis pemuda harus bergerak melampaui momentum berbasis kesadaran, visi, dan arah perubahan yang sistemis, bukan sekadar ramai di permukaan.

Lingkungan digital hari ini telah membentuk wajah baru aktivis, terutama di kalangan generasi muda. Media sosial melahirkan aktivis instan dan emosional, di mana respons terhadap isu lebih banyak digerakkan oleh kemarahan, empati sesaat, atau dorongan viralitas. Aksi muncul cepat, massif, dan terlihat ramai, tetapi sering kali tidak bertahan lama. Ketika isu tenggelam oleh tren baru, semangat pun ikut menghilang. Aktivis berubah menjadi reaksi spontan, bukan gerakan sadar yang terencana dan berkelanjutan.

Kondisi ini berkelindan dengan krisis kepercayaan yang semakin dalam. Banyak anak muda kehilangan kepercayaan pada institusi negara, elite politik, media arus utama, bahkan tokoh agama. Namun krisis kepercayaan ini tidak dibarengi dengan kejelasan arah perubahan alternatif. Ketidakpuasan ada, kritik meluap, tetapi tidak disertai jawaban tentang “lalu harus ke mana?”. Akibatnya, kemarahan menjadi tujuan itu sendiri. Aktivis berhenti pada ekspresi kekecewaan, bukan jalan keluar yang membebaskan.

Lebih jauh, algoritma digital memperparah situasi ini. Konten yang memicu emosi, amarah, ketakutan, atau simpati berlebihan lebih diutamakan daripada konten yang mendalam dan reflektif. Algoritma tidak peduli pada kebenaran atau solusi, melainkan pada keterlibatan (engagement). Aktivis pun dibentuk sesuai logika platform, bukan kebutuhan perubahan nyata. Isu yang aman bagi sistem akan terus diangkat, sementara kritik yang menyentuh akar masalah sering kali dipinggirkan.

Di tengah kondisi tersebut, terjadi kekosongan role model dan peta perjuangan ideologis. figur yang muncul di ruang digital lebih banyak berperan sebagai influencer daripada pemimpin perubahan. Popularitas menggantikan integritas, dan jumlah pengikut mengalahkan kejernihan visi. Anak muda diarahkan untuk mengidolakan gaya bicara dan keberanian tampil, bukan keteguhan prinsip dan konsistensi perjuangan. Tanpa role model ideologis, aktivis kehilangan rujukan moral dan arah jangka panjang.

Kekosongan ini membuat banyak gerakan mudah dibelokkan, ditenangkan dengan solusi parsial, atau diserap kembali oleh sistem yang dikritik. Aktivis akhirnya berputar-putar di permukaan, tanpa pernah menyentuh akar persoalan. Yang tersisa hanyalah kelelahan kolektif dan sinisme terhadap perubahan.

Situasi ini menunjukkan bahwa problem utama aktivis digital bukan kurangnya kepedulian, melainkan ketiadaan visi ideologis yang jelas. Tanpa peta perjuangan yang utuh dan role model yang autentik, lingkungan digital akan terus memproduksi aktivis emosional yang ramai namun rapuh. Perubahan sejati menuntut lebih dari sekadar keberanian bersuara; ia membutuhkan arah, tujuan, dan landasan ideologis yang mampu membimbing langkah secara konsisten, melampaui momentum dan algoritma.

Aktivis pemuda hari ini perlu diarahkan ulang dari sekadar reaksi emosional menuju kesadaran politik ideologis. Kepedulian terhadap ketidakadilan, penindasan, dan kerusakan sosial sejatinya adalah modal besar. Namun tanpa kesadaran ideologis, energi aktivis mudah habis dalam aksi sesaat, slogan viral, dan kritik tanpa arah. Pengalihan ini bukan berarti mematikan semangat, melainkan menguatkannya agar berpijak pada pemahaman yang jernih tentang sebab-musabab persoalan dan jalan keluarnya.

Kesadaran politik ideologis menuntut penegasan visi perubahan yang jelas dan menyeluruh. Perubahan tidak cukup dimaknai sebagai pergantian figur, kebijakan tambal sulam, atau kompromi jangka pendek. Ia harus dipahami sebagai perubahan sistemik—perubahan cara pandang hidup, aturan, dan struktur yang mengatur masyarakat. Tanpa visi ideologis, aktivis hanya akan berputar dalam lingkaran protes, sementara sistem yang melahirkan masalah tetap utuh dan tak tersentuh. Visi ideologis inilah yang membedakan antara aktivis reaktif dan perjuangan yang berorientasi masa depan.

Di titik inilah peran partai Islam ideologis menjadi krusial. Partai ideologis tidak sekadar menjadi kendaraan politik elektoral, tetapi berfungsi sebagai role model dan peta perjuangan umat. Ia memberikan kerangka berpikir yang konsisten, menjelaskan arah perubahan, serta menempatkan setiap aktivitas politik dalam tujuan yang lebih besar. Bagi kaum muda, keberadaan partai Islam ideologis menjadi rujukan konkret bahwa perjuangan tidak berhenti pada kritik, tetapi bergerak menuju solusi yang terstruktur.

Selain itu, partai Islam ideologis berperan membina kesadaran, mendidik umat, dan membuka ruang partisipasi politik yang bermartabat. Ia membentuk aktivis yang tidak mudah dibajak kepentingan, tidak silau popularitas, dan tidak terjebak pragmatisme. Dengan peta perjuangan yang jelas, aktivis pemuda bertransformasi menjadi gerakan ideologis yang matang bukan hanya lantang bersuara, tetapi konsisten melangkah menuju perubahan hakiki.

Continue Reading

Previous: Kenali Standar Hidupmu

Related Stories

Kenali Standar Hidupmu WhatsApp Image 2025-11-05 at 21.02.41

Kenali Standar Hidupmu

05/11/2025
Gen Z Bergerak Bawa Perubahan, Bukan Sekadar Tren WhatsApp Image 2025-10-08 at 21.18.31

Gen Z Bergerak Bawa Perubahan, Bukan Sekadar Tren

08/10/2025
Potensi Gen Z untuk Kebangkita Umat WhatsApp Image 2025-09-17 at 11.16.04

Potensi Gen Z untuk Kebangkita Umat

19/09/2025

Recent Posts

  • Antara Pragmatisme dan Perubahan Ideologis
  • Menjadi Ibu Generasi Ideologis
  • Amerika Bangkrut, kok Bisa?
  • Antara Eksploitasi Alam dan Banjir Sumatera
  • Bullying Israel terhadap Palestina Tak Akan Berhenti Tanpa Khilafah

Recent Comments

  1. Editor Muslimah Times on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  2. ranum on Diskriminasi Pendidikan, Sampai Kapan?
  3. Yanto on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  4. Winda on Potret Pendidikan di Era Milenial
  5. Nungki on Jual Beli Perawan, Bisnis yang Menjanjikan

Read This

Antara Pragmatisme dan Perubahan Ideologis WhatsApp Image 2025-12-30 at 20.54.41

Antara Pragmatisme dan Perubahan Ideologis

30/12/2025
Menjadi Ibu Generasi Ideologis WhatsApp Image 2025-12-30 at 20.42.54

Menjadi Ibu Generasi Ideologis

30/12/2025
Amerika Bangkrut, kok Bisa? WhatsApp Image 2025-12-30 at 17.39.40

Amerika Bangkrut, kok Bisa?

30/12/2025
Antara Eksploitasi Alam dan Banjir Sumatera WhatsApp Image 2025-12-30 at 17.33.26

Antara Eksploitasi Alam dan Banjir Sumatera

30/12/2025
Copyright © Muslimah Times. All rights reserved. | MoreNews by AF themes.