Oleh. Ari Sofiyanti
(Alumni Universitas Airlangga)
Muslimahtimes.com–Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan oleh Allah. Di bulan ini Allah memerintahkan kaum muslim untuk memperbanyak amal salih sekaligus sebagai persiapan menyambut datangnya bulan Ramadan.
Ada banyak jejak peristiwa besar yang terjadi pada bulan Rajab yang menjadi sejarah penting bagi kaum muslim. Di antara peristiwa-peristiwa itu adalah saat tahun ke-5 kenabian terjadi hijrah kaum muslim ke Habasyah, pada tahun ke-10 kenabian terjadi peristiwa fenomenal Isra Mikraj yang masih diperingati hingga sekarang untuk meningkatkan keimanan, tahun 9 H terjadi Perang Tabuk antara daulah Islam dan Romawi dengan kemenangan di tangan kaum muslim dan di tahun 583 H kaum muslim melaksanakan kewajiban jihad membebaskan Baitul Maqdis di bawah pimpinan Shalahuddin Al Ayubi.
Namun, di antara peristiwa-peristiwa besar nan mulia itu, tercatat sebuah sejarah kelam yang jarang disadari oleh kaum muslim. Peristiwa itu adalah keruntuhan Khilafah Islam yang terjadi pada tanggal 28 Rajab 1342 H atau 3 Maret 1924 M. Pada hari itulah peradaban Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah dan kaum muslim dilenyapkan dari muka bumi. Dalang di balik itu semua tentu saja adalah musuh-musuh Allah yang membenci Islam dan Khilafah.
Peradaban Islam lahir saat Nabi Muhammad menegakkan negara Islam yang menerapkan sistem Islam di Madinah. Daulah Islam yang masih kecil itu, di bawah kepemimpinan Rasulullah telah menerapkan Islam secara kaffah dalam semua bidang kehidupan. Rasulullah telah mewajibkan setiap muslim beribadah kepada Allah dan menerapkan Islam dalam sistem ekonomi. Rasulullah mengatur sistem kesehatan, politik dalam negeri, politik luar negeri, sanksi, pergaulan dan seluruh sistem kehidupan berdasarkan syariat Islam. Rasulullah juga melaksanakan jihad ke berbagai wilayah untuk membebaskan manusia dari penghambaan kepada selain Allah menuju penghambaan kepada Allah saja. Kemudian setelah wilayah-wilayah itu difutuhat, kedudukan penduduknya adalah warga negara Islam. Tidak ada diskriminasi.
Setelah selesai tugas Rasul di dunia dan Islam telah dijalankan secara sempurna dan paripurna, Allah memanggilnya. Namun, estafet kepemimpinan negara Islam, yaitu Khilafah tidak boleh berhenti. Sistem Islam dan Khilafah pun diwariskan kepada penerus nabi sebagai kepala negara yaitu Khalifah. Seperti yang kita tahu, Khulafaur Rasyidin adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Semuanya menjalankan Islam dalam naungan Khilafah seperti yang dicontohkan Rasulullah.
Kemudian peradaban Islam pun berkembang. Wilayah yang bergabung dalam pelukan Khilafah semakin meluas. Kemajuan Khilafah dalam segala bidang kehidupan telah menyinari dunia. Hingga muncul iri dan dengki dalam dada orang-orang kafir. Musuh-musuh Islam ini pun merencanakan tipu daya dan segala upaya untuk melenyapkan Khilafah. Selama berabad-abad permusuhan mereka terhadap Islam dengan proses yang panjang, mereka memecah belah negeri kaum muslim dan memisahkannya dari Daulah Utsmaniyah. Pada akhirnya Khilafah yang agung berdiri 1400 tahun dan menaungi hampir 2/3 wilayah bumi itu pun runtuh.
Sayangnya, sejarah memilukan ini telah dijauhkan dari kaum muslim. Upaya musuh Islam memang tidak berhenti sampai di situ, bahkan hingga hari ini mereka terus berusaha menghalangi umat agar tidak mempelajari sejarah ini. Karena mereka sejatinya takut akan kebangkitan umat muslim. Maka dari itu, mereka memasukkan sistem batil buatan mereka sendiri yang bernama sekularisme kapitalisme ke dalam tubuh umat muslim.
Akibatnya kini banyak kerusakan yang terjadi. Pintu-pintu maksiat pun semakin terbuka lebar. Di satu sisi, umat muslim mengalami penindasan seperti di Palestina, Rohingya, Uyghur dan sebagainya. Di sisi lain negeri kaum muslim tidak sadar tengah dihegemoni oleh kapitalis penjajah. Kekayaan alamnya dieksploitasi sementara kemiskinan rakyat merata.
Sungguh, telah satu abad lamanya umat muslim kehilangan pelindung. Satu abad pula Islam kaffah berhenti dijalankan. Bagi kita, ini adalah musibah terbesar umat manusia. Karena Islam kaffah dan Khilafah adalah kewajiban dari Allah yang harus ditegakkan. Hanya dengan Islam kaffah dalam bingkai Khilafah kita bisa meraih ridho Allah. Maka, upaya kita sebagai umat muslim yang beriman untuk memperjuangkannya adalah kewajiban. Hingga terwujud kembali janji yang telah ditetapkan oleh Allah.
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur 24: Ayat 55)