Oleh. Ayu Mela Yulianti, SPt.
(Pemerhati Generasi dan Kebijakan Publik)
Muslimahtimes–Ramadan telah datang, saatnya mengokohkan karakter anak agar sekuat Sultan Sholahuddin Al-Ayubi. Sebab dibulan Ramadan, suasananya sangat kondusif dalam memberikan pelajaran tentang pentingnya membentuk landasan karakter yang kuat pada ananda. Dan tentu saja tidak cukup di bulan Ramadan saja, namun harus dilanjutkan pada bulan-bulan berikutnya, agar karakter anak sekuat Sholahuddin Al-Ayubi tertancap kuat dalam benak dan terealisasi dalam kehidupan.
An-Nashir Salahuddin Yusuf Ibn Ayyub atau lebih dikenal dengan nama Sholahuddin Al-Ayubi, pahlawan Islam pembebas kota Baitul Maqdis – Al-Quds, Yerussalem, kiblat pertama umat Islam. Cukuplah kiranya menjadi teladan dalam membentuk karakter kuat sebuah tekad dan kepemimpinan pada anak.
Ayahnya bernama Al-Afdhal Najmuddin Ayyub dan ibunya bernama Sit Khatun. Lahir di Tikrit dan tumbuh dalam keluarga yang sangat mencintai Allah Swt dan Rasulullah saw, hingga menjadikan Rasulullah saw, satu-satunya contoh dalam keteladanan hidupnya
Dibimbing oleh seorang ulama besar ahli hadis, Imam Ibnu Asakir dengan nama lengkapnya Abu al-Qasim Ali bin al-Hasan bin Hibatullah bin Abdullah bin al-Husein al-Dimasyqi. Dan pamannya yaitu Nuruddin Zanki, yang menurunkan ilmu kepemimpinan dan kemampuan dalam strategi militer yang mumpuni, yang mampu menancapkan cita-cita mulia sebagai pembebas Al-Quds.
Sebab berasal dari orang tua yang salih dan salihah, juga dibimbing langsung oleh para guru yang ikhlas dan wara’ dan langsung memberikan keteladanan dalam kata dan perbuatan, hingga dapat memberikan satu keyakinan pada Sholahuddin Al-Ayubi jika kekuatan hanya didapat dengan kedekatannya hanya dengan Allah Swt saja.
Maka, Sholahuddin Al-Ayubi senantiasa melakukan kedekatan dengan Allah Swt dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Seperti yang diajarkan oleh guru-gurunya dan dipesankan oleh kedua orang tuanya. Sholahuddin Al-Ayubi tak pernah putus dalam melaksanakan ketaatan dalam ibadah-ibadah sunah nafilah, sholat tahajjud, shaum senin-kamis, salat dhuha dan yang sejenisnya, setelah seluruh kewajibannya tertunaikan dengan baik, sebab meyakini bahwa hanya dengan ketaatan pada Allah Swt saja, kekuatan dan kemenangan itu akan didapat, dengan izin Allah Swt.
Terus-menerus melatih diri dalam membentuk kekuatan fisik dan mentalnya, dalam medan jihad bersama sang paman, Nuruddin Zanki. Tak pernah lelah menuntut seluruh ilmu dari gurunda Imam Ibnu Asakir, yang diperlukannya dalam mewujudkan cita-citanya untuk membebaskan Al-Quds dari penjajahan kaum Salib.
Dan tak lupa juga Sholahuddin Al-Ayubi senantiasa bertawakkal kepada Allah Swt atas upayanya yang luar biasa dalam usaha membebaskan Al-Quds yang diberkati. Karakter kuat yang dimiliki Sholahuddin Al-Ayubi, mampu merekatkan persatuan kaum muslimin menjadi lebih solid sehingga mampu menghadang kekuatan pasukan salib. Dan mampu menaikan kepercayaan diri kaum muslimin saat berhadapan dengan pasukan Salib. Sebab Sholahuddin Al-Ayubi menjadi teladan bagi pasukannya di garda terdepan dalam kepemimpinan.
Hingga kekuatan karakter kepemimpinannya, mampu menggentarkan seorang raja Eropa, Richad I atau yang terkenal dengan nama Richard the Lionheart yang keberaniannya terkenal dimedan perang di jagad Eropa, yang pada akhirnya berhasil ditaklukan oleh Sholahuddin Al-Ayubi dalam peperangan di perang Salib ketiga.
Perlakuan baik Sultan Sholahuddin Al-Ayubi kepada Raja Richard I, yang menunjukan kemuliaan akhlaqnya, terkenal di jagad Eropa dan dunia hingga saat ini, menjadi pembicaraan dunia yang tidak pernah pudar.
Semua keunggulan sifat yang dimiliki seorang Sholahuddin Al-Ayubi, tak lepas dari usahanya dalam meneladani Rasulullah saw dalam seluruh aspek kehidupannya. Sebab Sholahuddin Al-Ayubi sangat meyakini jika hanya Baginda Rasulullah saw saja yang paling sempurna kepribadiannya sehingga patut untuk dijadikan sebagai seorang teladan hidup. Sebuah keyakinan yang diperoleh dari hasil pembelajaran dari para gurunya yang sholih dan pemberani.
Hingga saat peperangan pun, Sholahuddin Al-Ayubi berusaha agar sebaik Rasulullah Saw saat berperang. Maka menjadi sangat wajar jika namanya dikenal didunia Islam dan didunia barat sebagai seorang jenderal besar yang memiliki keluhuran dan kemuliaan akhlaq.
Karenanya, saat setiap orang tua ber-azam untuk menjadikan ananda agar memiliki karakter kuat seperti Sholahuddin Al-Ayubi, maka patutlah untuk membentuk diri menjadi orang tua yang salih dan salihah, dan memiliki karakter yang kuat pula, dengan senantiasa belajar dan menuntut ilmu, tanpa lelah dan tanpa henti, agar menjadi wasilah yang tepat dalam membentuk kepribadian orang tua menjadi pribadi yang sholih dan sholihah dan memiliki kepribadian Islam yang tinggi.
Sehingga menjadi hal yang sangat mudah dan akan menjadi jalan yang juga mudah pada akhirnya, dalam membentuk karakter kuat pada ananda. Sehingga ananda juga memiliki kepribadian Islam yang baik, sebab langsung melihat keteladan yang baik dari orang tuanya dan para gurunya.
Pada akhirnya, ananda akan memahami bahwa tugasnya hari ini adalah sebagai pemegang tongkat estafet perjuangan, yaitu untuk membebaskan umat dari belenggu penjajahan yang hari ini banyak menimpakan kesulitan dan kesempitan hidup bagi umat manusia dan kaum muslimin khususnya di seluruh dunia.
Sehingga ananda dapat menemukan jalan dan meniti jalan untuk kembali membangkitkan umat yang terbelenggu oleh penjajahan dalam segala aspek kehidupan. Dengan petunjuk dari para gurunya yang ikhlas, yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis Rasulullah Saw. Sehingga ananda dapat beraksi mempersatukan kembali umat dan kaum muslimin yang terpecah belah menuju kesatuan yang hakiki.
Sehingga ananda siap menerima amanah sebagai penerus perjuangan Sholahuddin Al-Ayubi, dengan mengambil teladan karakter kepemimpinannya yang kuat dan pantang menyerah, yang dimiliki oleh Sholahuddin Al-Ayubi ra, sebab meneladani karakter yang dimiliki oleh Baginda Rasul Muhammad saw.
Sehingga ananda siap menerima estafet kepemimpinan yang mampu dijadikan sebagai jalan untuk menerapkan syariat Islam kaffah, sebab hanya syariat Islam kaffah saja yang mampu membebaskan umat manusia dan kaum muslimin dari belenggu penjajahan. Yang mampu mempersatukan seluruh kekuatan kaum muslimin, yang mampu menjadikan kaum muslimin dapat menjalankan seluruh amanah yang Rasulullah saw sampaikan, yaitu menyampaikan Islam ke seluruh penjuru dunia. Sebab hanya Islam saja yang memiliki karakter sebagai rahmatan lil alamin.
Wallahulam.