Oleh. Nurul Saharan
Muslimahtimes.com–Mahasiswa yang tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia (SI) menggelar aksi demonstrasi di kantor DPR, dengan tuntutan adalah soal isu penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan tiga periode, undang-undang ibu kota negara, menstabilkan harga dan ketersediaan bahan pokok di masyarakat. (Okenews.co)
Ribuan mahasiswa melakukan aksi di gedung DPRD Kota Tasikmalaya. Aksi mahasiswa itu merupakan respons kepada pemerintah yang dinilai tidak bisa mengatasi masalah di negeri ini. Koordinator lapangan dari mahasiswa Universitas Siliwangi (Unsil), Sadid Farhan, mengatakan bahwa aksi tersebut bentuk kekecewaan terhadap pemerintah.
Pemerintah dinilai tak bisa mengatasi masalah yang menyebabkan masyarakat hidup dengan kesulitan. “Kami dengan tegas meminta pemerintah menstabilkan harga kebutuhan pokok,” ucap Sadis kepada wartawan, Jumat (8/4/2022) Republika.co.id
Demonstrasi yang terjadi tanggal 11 April 2022 ini berlangsung di siang hari di bulan Ramadan. Timbulnya kepekaan mahasiswa Indonesia kepada kebijakan pemerintah yang menekan masyarakat dikarenakan penundaan pemilu dan revisi kebijakan IKN, semestinya diiringi juga dengan pemahaman tentang apa rujukan sistem politik yang melahirkan kebijakan pro elite dan oligarki.
Hari ini mahasiswa benar-benar menunjukkan taringnya sebagai agent of change (agen perubahan). Pasalnya beberapa waktu lalu mahasiswa sempat dikerdilkan karena tidak melakukan pergerakan sama sekali di tengh karut-marutnya kebijakan penguasa yang semakin menyengsarakan rakyat.
Apalagi sistem pendidikan kapitalis sekuler yang memproyeksikan mahasiswa untuk menduduki tempat-tempat yang telah disediakan korporasi. Alhasil, mahasiswa ideal di mata pemerintah adalah mereka yang kesehariannya berkutat pada kegiatan akademis. Fokus pada pembelajaran dan mengabaikan fakta sekitarnya.
Pemerintah bahkan sudah menyiapkan kurikulum dan dana yang menunjang kegiatan akademik ini. Dimana mahasiswa hanya akan berakhir sebagai budak korporat. Menelusuri apa saja tuntutan mahasiswa di aksi ini maka sepatutnya mahasiswa tidak hanya menuntut penundaan pemilu hingga revisi IKN.
Mahasiswa harusnya memahami dan menyadari bahwa semua kebijakan penguasa yang pro elite dan oligarki bersumber dari sistem politik demokrasi. Sistem politik demokrasi yang lahir dari kapitalisme. Sudah sekian rezim berkuasa di Indonesia, namun semua gagal menyejahterakan rakyat.
Selama rezim masih menjalankan ideologi kapitalisme-liberal. Indonesia tidak akan pernah berubah. Mahasiswa seharusnya memiliki agenda pergerakan yang mandiri dan bebas dari campur tangan rezim. Mahasiswa muslim harus sebagai agen perubahan sosial, semestinya memiliki asas perubahan yang sahih (benar) dalam merespons persoalan sehingga bebas dari berbagai kepentingan yang melanggengkan kezaliman.
Asas perubahan yang sahih mewujudkan perubahan hakiki yakni perubahan dari sistem yang salah (kapitalisme-liberal) kepada sistem yang benar. Perubahan yang benar tidak akan terbeli oleh iming-iming uang dan kekuasaan. Persis seperti perubahan yang dilakukan Rasulullah saw.
Ketika pemimpin Quraisy melalui Abu Thalib menawarkan iming-iming duniawi, Rasulullah saw menjawab dengan perkataan beliau yang masyur. “Demi Allah, Seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, agar aku menghentikan dakwah ini, niscaya aku tidak akan menghentikan dakwah ini hingga allah memenangkannya atau aku binasa.”
Demikianlah sikap yang harus dilakukan oleh para mahasiswa, teguh dalam perjuangan. Agar demikian mahasiswa harus mendasarkan aktivitasnya pada asas yang sahih yakni akidah Islam harus dijadikan kaidah dan kepemimpinan berpikir. Sehingga setiap tuntutan dan gerakan lahir dari kebenaran wahyu bukan kepentingan pragmatis yang berefek jangka pendek.
Akidah Islam juga akan menuntun mahasiswa pada arah perjuangan yang benar, yaitu menjadikan penerapan ideologi islam sebagai solusi atas permasalahan Indonesia. Sehingga berbagai krisis multidimensi diselesaikan dengan syariat islam. Keberhasilan Islam mentransorformasi masyarakat telah terbuktikan pada dakwah Rasulullah saw.
Islam berhasil mewujudkan peradaban yang makmur pada wilayah yang luasnya 2/3 dunia. Kemakmuran itu dinikmati dunia selama 13 abad yang lamanya hingga berakhir karena runtuhnya khilafah di Turki akibat makar keji negara penjajah, yakni Inggris. Penegakan ideologi yang hak yakni Islam harus menjadi agenda perjuangan mahasiswa.
Inilah satu-satunya jalan untuk menjaga kemurnian pergerakan mahasiswa dari tangan kotor yang hendak membelokkan pada kepentingan mereka karena itulah perjuangan mahasiswa harus berpijak pada ideologi Islam. Mahasiswa harus bangkit melawan ideologi batil yang mezalimi umat dibawah komando antek penguasa kapital. Mahasiswa harus bergerak mengerahkan waktu, pikiran dan energi mewujudkan perubahan hakiki. Bukan hanya dengan bergerak semu yang tidak membawa perubahan berarti.