Oleh: Dewi Puspita, S.Si
(Pemerhati Remaja)
#MuslimahTimes — Miris hati melihat generasi masa kini, bukannya mengukir prestasi malah maksiat dengan bangga diri.Tak punya jati diri sejati menjadikannya keliru menjalani pegaulan. Perilaku siswa Sekolah Dasar yang masih ingusan yang gemar berpacaran dan melakukan adegan tak senonoh dengan mudah kita dapati di sosial media. Di Indonesia ada sekitar 4,5% remaja laki- laki dan 0,7% remaja perempuan usia 15 – 19 tahun yang mengaku pernah melakukan seks pranikah (Depkes, 2015). Di Tulungagung, seroang siswa yang masih duduk di bangku SD menghamili siswi SMP (liputan6.com, 28/05/2018). Ada pula siswa yang menganiaya gurunya (kompas.com, 03/02/2018). Belum cukup siswa, di Jombang seorang guru mencabuli 25 siswanya (newsdetik.com, 12/02/2018). Lalu, akan dikemanakan nasib bangsa ini? Jika dunia pendidikan terlihat mengenaskan.
Sistem pendidikan sekulerdengan gaya hidup liberal (serba bebas) telah membuat generasi era digital tak mampu mengendalikandiri menghadapi arus teknologi digital. Kemudahan akses internet telah membuka peluang infomasi negatif sangat mudah menyerang dunia remaja sebagaimana yang disampaikan dr. Miryam.A Sigarlaki, M.Psi bahwa anak justru mengalami adiksi (kecanduan) yang membuatnya tidak bisa lepas dari gawai sehingga kurang sosialisasi, tidak fokus, kopetensi sosialnya sangat kurang bahkan adiksi terhadap konten porno (Pikian rakyat.com, 03/04/2017).
Pendidikan merupakan faktor penentu masa depan suatu bangsa. Ketika pendidikan dirancang dengan pondasi yang benar dan diterapkan dengan tepat maka lahirah peradaban emas yang gemilang.Jika menggunakan mesin waktu menyusuri abad pertengahankita akan takjub menyaksikan perbedan antara kota-kota dunia islam dankota-kota dunia barat.
Dalam buku sejarah umum karya Lavis dan Rambouw menjelaskan bahwa Inggris pada abad ke-7 hingga abad ke-10 adalah negeri yang tandus, terisolir, kumuh dan liar. Rumah-rumah dibangun tanpa jendela, pintu sempit dan tak berkunci. Wabah penyakit menimpa hewan ternak yang merupakan sumber penghidupan satu-satunya. Saat itu Eropa dipenuhi hutan belantara dengan sistem pertanian terbelakang . Paris, kota tercantik masa kini pada saat itu hanyalah kota dipenuhi penduduk yang tidak mengenal kebersihan, kotoran hewan dan sampah dibuang begitu saja di depan rumah sehingga menyebarkan bau busuk dan bibit penyakit. Hal ini dengan jelas diterangkan oleh sejarawan mereka.
Lalu bagaimana dengan dunia islam? Tengok beberapa kota besar islam. Ketika pembangunan kota Bahgdad oleh Khalifah Al-Mansur, ia mendatangkan para insinyur teknik, para arsitek dan para pakar ilmu ukur. Baghdad, dari daerah yangsempit dan kecil berubah menjadi kota yang indah dengan 30.000 jembatan di sungai Tigris, 60.000 tempat mandi 300.000masjid dan kota ini dihuni oleh para ulama, sastrawan dan filsuf yang tak terhitung jumlahnya. Di kota Kordoba, malam hari jalanan diterangi lampu hingga sepuluh mil tanpa terputus . Setiap lorong dialasi batu ubin dan dikelilingi taman hijau.Selain itu terdapat 70 perpustakaan dan 900 permandian umum.
Istana Al hamra di Granada, hingga saat ini sealu menjadi pusat perhatian wisatawan dari manca negara, istana ini didirikan diatas bukit menghadap kota Graada dengan hamparan ladang yang luas dan subur mengelilinginya sehinggaterlihat bagaikan kota terindah di dunia. Pantaslah pemikir Leopold Wesis mengatakan bahwa Kita tidak berlebihan ketika mengatakan bahwa zaman ilmiah modern yang sekarang kita hidup di dalamnya jaan pertamakali tidak dibuka di kota Eropa. Akan tetap dibukadi kantong-kantong islam, di Damaskus, Baghdad, Kairo dan Kordoba
Peradaban islam yang gemilang juga telah mencetak generasi yang berpengaruh dan berhasil meletakkan dasar ilmu pengetahuan sehingga ilmu itu terus berkembang dan sangat berperan dalam kemajuan teknologi masa kini. Jabir Bin Hayan adalah ilmuan yang menjadikan eksperimen dan penelitian sebagai dasar dalam ilmu kimia sebagaimankaryanya dalam kitab At-Tajrid yang disebarkan oleh Holmert dengan judul Karangan-Karangan Ilmu Kimia Oleh Hakim Jabir Bin Hayyan, Paris 1928 M. Ar Razi, ilmuan kimia yang belajar pada kitab Jabir dan menyusun kitab Sirrul Asrar yang meliputi pengetahuan dasar dalam obat-obatan, alat-alat dan pengetahuan eksperimen. Donal R.Hil dalam karyanya Sicience and Architecture in islamic civilization menuturkan bahwa di masagemilang ini berbagai zat-zat kimia telah ditemukan bahkan kita temui banyak istilah yang diserap dari bahasa arab seperti al quluyad yang dimasukkan dalam bahasa eropa menjadi alkali .
Seorang ilmuan besar Al khawarizmi berhasil meletakkan dasar dalam bidang ilmu aljabar hingga dunia mengenalnya sebagai bapak aljabar dan ilmu itu diabadiakan dengan namanya . Kitab Al Jabar wal Muqobalah karyanya menunjukkan bahwa kaum musimlah generasi pertama yang menggunakan aljabar dalam arsitektur. Karya tersebut menjadi buku induk dalam mempelajari persamaan dan uraiannya telah diterjemahkan dalam bahasa latin dan inggris menjadi rujukan dasar di bidang matematika di universitas Eropa. Masih banyak lagi ilmuan di bidang lain seperti Ibnu Sina bapak kedokteran modern, Ibnu Al Haitam bapak optik penemu kamera, Abu Alqosim Az Zahrawi penemualat-alat bedah, Abas Ibnu firnas penemu konsep pesawat terbang pertama di dunia, Al Jazari penemu jam astronomi dan pencipta robot pertama kali, Muhammad Al Idrisi ahli geografi pembuat globe dan masih banyak lagi ilmuan lainnya. Dr. Raghib, pengraih penghargaan Mubarak di Mesir, bidang Dirasah Al Islamiah dengan karyanya Sumbangan Perdaban Islam Pada Dunia menerangkan bahwa karakteristik peradaban islam yang istimewa sama sekali tidak ada tandingannya dengan seluruh peradaban lain di dunia, ketika wajah dunia mulai dihiasi kerusakan karena neraca pemahaman dan keyakinan telah terbalik, maka peradaban islamlah sebagi solusinya.
Sejarah telah menjadi saksi meskipun sejarawan yang tidak objektif berusaha menutupinya. Betapa abad keemasan ini tidak tercipta begitu saja melainkan hasil dari penerapan syariat islam yang kaffah (total), menyelenggarakan sistem pendidikan berbasis akidah islam serta kurikulum berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah telah mampu mencetak generasi unggul yang menguasai banyak bidang (polymath). Tak hanya sekedar ilmuan, mereka juga ulama, ahi hadits, dan ahli fiqih. Merekalah generasi dambaan umat, dimana penemuan teknologi dan ilmu pengetahuan tak membuat mereka salah jalan meraih ridho-Nya serta setiap lembaran kisah hidupnya tercurahkan untuk islam.Lalu jika kita memilikiaturan islam sebagai panduan terbaik dan terlengkap untuk mengerahkan potensi generasi menjadi hebat dambaan umat, untuk apa mencari aturan yang lain. Wallahu’alam bishowab.
======================================
Sumber Foto : Hidayatullah