Oleh. Ayu Mela Yulianti, SPt.
(Pemerhati Generasi dan Kebijakan Publik)
Muslimahtimes.com–Generasi rabbani adalah generasi takwa, yaitu generasi yang menghambakan dirinya hanya untuk Rabb-nya (Allah Swt) semata, yang menstandarkan segala sikap dan tingkah-lakunya sesuai dengan perintah dan larangan dari Allah swt, Rabbul izzati. Tentu bukan hal yang mudah untuk membentuk generasi Rabbani ini. Namun juga tidak menjadi sesuatu yang sangat mustahil untuk diwujudkan. Sebab generasi Rabbani ini dulu pernah ada dan akan kembali ada. Walaupun penampakan generasi Rabbani hari ini, tenggelam dalam kehidupan hedonis materialistik.
Rasulullah saw bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku (para sahabat), kemudian generasi berikutnya (tabi’in), kemudian generasi berikutnya (tabi’ut tabi’in).” (HR Bukhari dan Muslim)
Juga sabda Rasulullah saw :
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ طُوبَى لِمَنْ رَآكَ وَآمَنَ بِكَ قَالَ طُوبَى لِمَنْ رَآنِي وَآمَنَ بِي ثُمَّ طُوبَى ثُمَّ طُوبَى ثُمَّ طُوبَى لِمَنْ آمَنَ بِي وَلَمْ يَرَنِي قَالَ لَهُ رَجُلٌ وَمَا طُوبَى قَالَ شَجَرَةٌ فِي الْجَنَّةِ مَسِيرَةُ مِائَةِ عَامٍ ثِيَابُ أَهْلِ الْجَنَّةِ تَخْرُجُ مِنْ أَكْمَامِهَا.رواه احمد
Artinya : ” Dari Abu Said Al-Khudriy RA, dari Rasulullah saw: Bahwa ada seorang laki-laki berkata kepadanya: ‘Ya Rasulullah, beruntunglah bagi orang yang melihatmu dan yang beriman kepadamu.’
Beliau menjawab. ‘Beruntunglah orang yang melihatku dan beriman kepadaku. Kemudian beruntunglah, kemudian beruntunglah, kemudian beruntunglah bagi orang yang beriman kepadaku padahal ia tidak melihatku.’Berkata kepadanya seorang laki-laki. ‘Apa keberuntungan itu?’Nabi menjawab, “Satu pohon di surga seratus tahun perjalanan ahli surga, barulah ia keluar dari naungannya.’ (HR. Ahmad)
Maka generasi Rabbani akan kembali hadir hari ini sebagaimana Rasulullah saw menyampaikan kabar gembiranya kepada kita, yaitu mereka yang tidak pernah berjumpa dengan Rasulullah saw namun mengimaninya.
Sebab sampainya cahaya Islam kepada umat hari ini yang membentuk ketaqwaan umat akan mendorong mereka untuk membentuk generasi Rabbani yang dirindukan Rasulullah Muhammad saw, untuk kembali menampakan eksistensinya. Sebab menjadi taqwa adalah fitrah setiap anak, fitrah setiap manusia yang harus diusahakan pembentukannya. Sebagaimana Al-Qur’an menggambarkannya dalam kisah Lukmanul hakim.
Firman Allah Swt :
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Lukman : 13)
Dan sabda Rasulullah saw:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
Artinya : “Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tentu saja eksistensi generasi Rabbani ini agar bisa kembali tampil dan tampak dalam kehidupan nyata, harus mendapatkan suport dan dukungan terutama dari sistem hidup yang diberlakukan. Sebagaimana dulu ketika sistem hidup yang diberlakukan adalah sistem Islam kaffah dalam bingkai khilafah oleh para khalifah, di rentang masa selama abad pertengahan diera klasik hingga akhir abad modern, generasi Rabbani ini nampak eksis mewarnai dan menyetir kehidupan, sehingga corak kehidupan di masa itu ada dalam puncak kegemilangan peradaban manusia yang sangat manusiawi, sesuai dengan fitrah manusia dan memuaskan akal.
Saat generasi Rabbani ini tampak eksis dalam kehidupan nyata yang menerapkan hukum syariat Islam kaffah, betapa harta, akal, nasab, terjaga dengan sangat baik. Tindak kriminalitas dan amoral bisa dihitung jari nyaris tidak ada. Sebab generasi Rabbani ini dalam kepemimpinannya menerapkan sistem yang baik yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal dan menentramkan jiwa, yaitu sistem Islam kaffah dalam bingkai khilafah. Maka untuk mewujudkam kembali generasi rabbani ini. Tidak bisa hanya dengan mencukupkan diri dengan menjadi orang tua yang sholih dan sholihah saja. Namun juga harus didukung dengan upaya membentuk masyarakat agar peduli terhadap pembentukan generasi Rabbani, juga harus dibentuk sistem yang peduli pada keselamatan generasi yaitu sistem yang rabbani pula.
Hal demikian sesungguhnya hanya bisa dilakukan dengan terus-menerus melakukan aktivitas amar makruf nahi mungkar yang tersistematis terstruktur dan terorganisasi. Sebagaimana dulu ketika Baginda Rasulullah saw mendidik keluarganya dengan Islam dengan mendakwahinya dan disaat yang sama Rasulullah saw pun mendakwahi para sahabatnya dan masyarakat dengan Islam, dan berupaya untuk merubah masyarakat jahiliah menjadi masyarakat yang tersinari oleh cahaya Islam yang kehidupannya mau diatur oleh Islam. Sehingga Rasulullah saw mampu membentuk generasi rabbani dari kalangan sahabat dan mampu menjadikan mereka sebagai duta-duta Islam penyebar cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia.
Inilah aktivitas yang dilakukan oleh Baginda Rasulullah saw saat membentuk generasi rabbani yang mampu menggenggam bara api perjuangan, hingga mampu mengukir prestasi peradaban tinggi manusia. Mereka tidak mencukupkan diri dengan hanya memperbaiki diri dan keluarga saja. Namun mereka pun berupaya sekuat tenaga untuk memperbaiki masyarakat dan memberlakukan seluruh hukum syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
Karenanya, upaya membentuk generasi rabbani tidaklah cukup dengan mencukupkan pada kesolehan pribadi saja dan berlepas tangan dari aktivitas membina masyarakat dengan pembinaan Islam. Namun, upaya membentuk generasi Rabbani harus diiringi dengan upaya mensalehkan diri, mensolihkan masyarakat dan mensalehkan negara secara bersamaan dengan terus-menerus melakukan aktivitas dakwah, amar makruf nahi mungkar. Sehingga akan dihasilkan generasi Rabbani yang sholih secara pribadi dan berkarakter kuat dengan karakter yang bisa menyerupai karakter para sahabat Rasulullah Muhammad saw, yang tidak pernah mensekutukan Allah swt dengan sesuatu apapun.
Wallahualam.