Oleh. Mariyam Sundari
(Jurnalis Ideologis, Kontributor Muslimahtimes.com)
Muslimahtimes.com–Menjawab pertanyaan untuk apakah manusia diciptakan? Allah Swt, berfirman yang artinya, “Dia menciptakan manusia dan jin semata-mata agar mereka beribadah kepada-Nya” (QS. Az-Zariyat: 56). Dengan melihat dalil ini, berarti di dalam segala aktivitas kehidupan manusia dari bangun tidur hingga tidur kembali semua haruslah bernilai ibadah.
Sedangkan, pengertian ibadah menurut istilah fikih, yaitu memperhambakan diri kepada Allah dengan taat melaksanakan segala perintah-Nya dan anjuran-Nya, serta menjauhi segala larangan-Nya karena Allah semata, baik dalam bentuk kepercayaan, perkataan maupun perbuatan. Dengan Demikian, jika seorang hamba sudah percaya (beriman) hanya kepada Allah Swt, harus siap dan taat serta istikamah dalam menjaga perkataan dan perbuatan dalam kehidupan. Allah Swt, sudah memberikan tuntunan dan cara, baik itu dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, maupun negara.
Terkait kehidupan pribadi, dengan menjadikan diri yang siap taat aturan syariat. Dengan selalu menuntut ilmu secara kafah baik ilmu dunia maupun akhirat, karena dengan ilmu aktivitas dalam kehidupan akan terarah untuk ibadah kepada Allah semata.
Dalam kehidupan keluarga, jika menjadi istri, suami, dengan terus mempersiapkan diri berusaha untuk istikamah dalam menjaga amanah. Terlebih seorang suami yang diberikan kewajiban untuk menjaga keluarganya dari api neraka. Hal ini sesuai dengan firman Allah, yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At-Tahrim: 6)
Begitupun seorang istri sekaligus ibu harus selalu mengarahkan putra-putrinya untuk tetap taat syariat. Memberikan hak terhadap anak, membina akhlak mulia dalam keluarga, mengantarkan pada sekolah yang mampu mengantarkan generasi Islam yang beradab serta berkepribadian Islami. Sehingga, kelak tidak akan menjadi pribadi yang rapuh dan mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif di sekelilingnya.
Termasuk dalam hal bermasyarakat, yang siap beramar makruf nahi mungkar. Juga yang terpenting adalah jika diamanahkan menjadi bagian dari pengurus negara yang aturannya juga harus merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah, dengan semata-mata tujuannya untuk taat pada syariat Islam. Namun, saat ini terkhusus muslim untuk bisa taat terasa sangat sulit. Karena banyak dari kalangan manusia yang memusuhi Islam, begitu gencar dan berusaha mengaburkan bahkan menghilangkan akidah dan syariat Islam dari muslim itu sendiri.
Sehingga, usaha mereka membuahkan hasil, faktanya sekarang ini banyak sekali manusia yang hampir semuanya meninggalkan perkara syariat. Dampaknya yaitu kezaliman dan kemaksiatan terjadi dimana-mana. Pengaruh-pengaruh kufur sudah mulai menjangkiti dan merasuki diri yang menjadikan mereka muslim tapi bergaya kufur, berpikiran kufur, melaksanakan kegiatan-kegiatan kufur termasuk menerapkan aturan kufur di negeri yang mayoritas muslim di Indonesia ini.
Hal tersebut dikarenakan muslim jauh dan lemah dari akidah Islam, minimnya kesadaran manusia untuk penimba ilmu agama, kurangnya maklumat, enggannya mereka berada di majelis taklim. Sehingga, menjadikannya rapuh dan mudah terpengaruh. Apalagi ditambah dengan harus menghadapi tuntutan hawa nafsu yang tak terkendali, juga gemerlapnya dunia yang melenakan, ditambah pengaruh setan yang siap membisikkan keburukan di dalam hati.
Oleh sebab itu, mulai saat ini jadilah muslim yang kuat, tidak mudah dipengaruhi oleh pemikiran kufur yang merusak akidah, mampu memahami mana syariat mana bukan. Senantiasa hati-hati dalam berkata, berbuat dan memberikan sanksi. Semua kegiatan, permasalahan, dan solusi harus berdasarkan syariat Islam yang sudah ditentukan oleh Allah Swt.
Jika negara yang diterapkan adalah negara yang taat pada syariat Allah Swt, maka sudah pasti akan menjadikan masyarakat yang taat pada syariat pula. Rakyat terlindungi dari pengaruh kufur karena diri sudah dibentengi dengan akidah yang kuat, juga akan membawa kehidupan manusia pada keselamatan baik di dunia sampai akhirat. InsyaAllah.[]