Judul: Achieving The Impossible
Penulis: Muhammad Karebet Widjajakusuma
Penerbit: PT Penerbit IPS Press
Jenis buku: Nonfiksi pendidikan
Edisi: Cetakan ke-2 (2023)
Jumlah halaman: 192
ISBN: 978-623-111-066-4
Peresensi: Aqila Ghania Syaakirah
Generasi muda adalah suara perubahan, merekalah sosok yang diamanahi untuk berjuang demi mewujudkan keindahan yang didamba-dambakan. Ketika kejahatan membara, pemuda harus menjadi sosok yang ideal untuk membalikkan keadaan menjadi harapan yang terbentang. Itulah makna tersirat yang ada di dalam karya Muhammad Karebet Widjajakusuma, seorang konsultan dan trainer motivasi yang telah berkontibusi dalam menangani banyak lembaga, kota, provinsi, negara, bahkan siswa siswinya dalam masalah ilmu manajemen dan motivaksi.
Muhammad Karebet Widjajakusuma berhasil memadukan konsep kepemimpinan transformasional dengan masalah kekinian, sehingga wawasan yang didapatkan tidak hanya dituliskan untuk mengubah orang lain, melainkan sangat berguna untuk diri sendiri. Buku yang ditulis dalam 29 bab berhalaman singkat, berhasil memahamkan kepada pembaca bahwa dalam setiap perubahan pasti ada orang-orang istimewa, yaitu mereka yang berani bermimpi besar dan mewujudkannya dengan penuh keyakinan.
Setiap rahasia dan langkah yang dilakukan oleh Muhammad Al Fatih membuat pembaca seakan-akan terdorong untuk menjadi pahlawan berikutnya. Rasanya seperti tertampar, sadar, sekaligus berkobar untuk menghadapi kenyataan “Lost Generation” yang mengerikan. Label “Agent of Change” memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, hanya merekalah, generasi muda yang mampu mengembalikan peradaban yang gemilang dan memunculkan ukhuwah yang telah lama hilang.
“Hati kita hendaknya kokoh laksana batu karang. Kita wajib meneruskan perjuangan ini. Tanpa harus dihinggapi sifat lemah dan kerdil. Kita telah memulai satu perkara, maka kita wajib menyelesaikannya.”
-Zughanos Pasha, Achieving The Impossible
Berbicara tentang mimpi besar, tantangan yang dihadapi generasi muda adalah dirinya sendiri. Bukan berbicara tentang bagaimana membuktikan yang terbaik kepada orang lain, tapi bagaimana membuktikannya kepada diri sendiri, rasa ragu, insecure, malas, overthinking, dan berbagai hal yang menjauhkan mimpi besar dari kenyataan harus dihadapi sebagaimana Al-Fatih menakhlukan ketidakmungkinan di hadapan matanya. Tidak hanya itu, tetapi Al-Fatih harus menyamakan frekuensi antara semua pasukannya, menjadi satu pemikiran, satu perasaan, dan satu aturan.
Hidup layaknya sebuah permainan, hanya orang-orang tertentu yang bisa selamat dan mendapatkan hadiah terbaik di akhir permainan nanti. Keyakinan, tawakkal, dan husnudzan kepada Allah menjadi penentu dari ending yang akan kita miliki. Nilai-nilai itulah yang sangat ditekankan dalam buku yang baru saja diterbitkan ini. Menginspirasi pembaca untuk melahirkan keteladanan dalam era kepemimpinannya, menjadi pemimpin istimewa, pemimpin yang sesungguhnya, yaitu pemimpin ansharullah.
Setiap karya tentu memilki kekurangan, di samping kelebihan-kelebihannya yang luar biasa. Seperti kekeliruan dalam pemberian spasi, pembubuhan tanda pisah sebelum kata ganti tuhan, pemberian tanda koma sebelum tanda petik, dan penulisan huruf kapital setelah tanda petik. Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan dan kelebihan yang ada, kisah Al-Fatih tetap romantis untuk dibaca saat hipnotis demokrasi sedang terkikis saat ini.
Buku ini sangatlah cocok bagi mereka yang menginginkan perubahan dalam hidupnya, entah bagi seorang pemimpin di perusahaannya, pemimpin bagi teman-temannya, pemimpin bagi keluarganya, atau bahkan orang yang biasa saja. Semua orang butuh buku ini untuk menjadi the best version dalam hidupnya. Over all, Achieving The Impossible, Recommended. Bahkan, saya percaya jika dari buku ini akan melahirkan Muhammad Al-Fatih yang berikutnya. Apakah itu Anda?