Oleh. Rut Sri Wahyuningsih
(Institut Literasi dan Peradaban dan Kontributor Muslimahtimes.com)
Muslimahtimes.com–Seperti sudah terbiasa, setiap hari kita dipaksa mencerna berita pembunuhan, berbeda tempat, pelaku, jenis, cara hingga motif yang melatarbelakanginya. Yang masih hangat adalah kasus pembunuhan sadis, mayat dalam koper di salah satu hotel di Bandung. Koper berisi mayat itu dibuang di Cikarang, Bekasi.
Anak sulung dari korban berharap pelaku dihukum berat. Kapolsek Cikarang Barat, Kompol Gurnald Patiran, menjelaskan pelaku ditangkap di rumah istrinya. Pelaku baru saja melakukan ijab kabul dan 5 Mei berencana menggelar resepsi.
Apakah daya, nasi sudah menjadi bubur. Terimpit dana yang cupet untuk resepsi, pelaku tega menghabisi nyawa rekan kerjanya setelah sebelumnya menyetubuhi korban. Kurang sadis bagaimana lagi yang diperbuatnya? (republika.co.id, 3/5/2024).
Di tempat berbeda, juga masih hangat beritanya, seorang pria berinisial TR nekat memutilasi istrinya berinisial YN di sebuah jalan dekat kediaman mereka di Dusun Sindangjaya, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jumat (3/5/2024) sekitar pukul 07.30 WIB. Tubuh korban sempat ditenteng-tenteng pelaku dan ditawarkan kepada warga untuk dibeli.
Peristiwa kedua ini motifnya juga faktor ekonomi. Usahanya mengalami kebangkrutan, anaknya terjebak judi slot online sementara istrinya selalu membela dan membenarkan perilaku anaknya. Gelap matalah sang suami hingga menyamakan dengan domba, tak cukup dibunuh tapi dipotong-potong bak daging hewan kurban.
Mati hati nurani, tak lagi bisa berpikir benar apalagi rasional. Bulan Maret lalu, seorang ibu di Bekasi membunuh anaknya yang berusia 5 tahun dengan cara ditusuk di dada sebanyak dua puluh kali tusukan saat sang anak tertidur. Ironisnya ia melakukan aksi keji itu dihadapan anak yang lain usia 1 tahun.
Sang ibu diduga mengidap skizofrenia. Mengaku kerap mendengar bisikan yang mengganggu. Ditambah dengan kelelahan merawat dua anak kecil tanpa suami sebab suami bekerja di kota Medan menjadikannya sebagai sosok sadis. (detikNews.com, 29/3/2024)
Pemisahan Agama dari Kehidupan Akar Masalahnya
Usia muda tua atau kaya miskin hari tak menjamin mentalnya masih sehat. Ditambah dengan jauhnya masyarakat yang mayoritas beragama Islam dari ajaran agamanya sendiri menambah parah keadaan. Ekonomi sulit memang membuat seseorang buntu pikir. Membunuh semudah makan kacang goreng. Tidakkah ini menjadi perhatian kita semua?
Banyak pihak kemudian mengaitkannya dengan hadis Rasulullah saw. Sebagai berikut, Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata, “Rasulullah saw bersabda,”Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, Al haraj -yaitu pembunuhan- dan harta melimpah ruah kepada kalian.” (HR Bukhari 157 dan Muslim 1036)
Kiamat memang akan dan pasti datang, namun benarkah peristiwa pembunuhan yang kerap terjadi adalah hal yang biasa. Jangan sampai kita terjebak di dalamnya dan melupakan hukum sebab akibat hanya karena ada hadis yang memberitakan sebagai salah satu tanda akhir zaman.
Setiap orang pasti punya masalah, selama di dunia pasti tak akan lepas dari masalah, jika pun bisa melewati satu masalah pasti akan ada masalah baru yang akan dihadapinya. Kematian pun yang diyakini orang-orang adalah akhir dari masalah sehingga banyak orang memutuskan bunuh diri atau membunuh nyatanya masyhur bagi kaum muslim masih ada hari penghisaban (perhitungan).
Di hari itu semua amal manusia sejak Nabi Adam hingga akhir dunia diperlihatkan, dihitung kemudian diberi balasan. Tentulah masalah besar bagi yang paham amal baiknya selama di dunia sedikit bahkan terus menerus berbuat dosa dan kesalahan.
Sebab Sistem Tak Sahih Banyak Kriminal
Akhir zaman memang hari ini, namun ada hadis Rasulullah yang lain yang memberitakan akanada keadaan lebih baik sebelumnya. “Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah aala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’ala. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam.” (HR Ahmad; Shahih)
Hadis yang panjang ini menyebutkan sebelum Rasulullah saw diam beliau menyebutkan sebuah sistem kenegaraan yaitu Khilafah ala minhaj nubuwwah. Artinya secara pasti akan ada sebuah sistem pengganti hari ini yang sesuai dengan apa yang pernah Rasulullah dahulu lakukan di Madinah sesudah hijrah dari Makkah, yaitu negara Islam berdasarkan syariat Islam.
Banyak ahli tafsir dan Imam empat Mazhab yang menjelaskan hal ihwal kepemimpinan ini, artinya jika hari ini begitu keruh, kita memang sedang berada di sistem yang salah. Lantas apakah kita hanya akan berdiam diri?
Islam Mengayomi Rakyat, Perisai Hakiki Segala Mara Bahaya
Mereka yang melakukan pembunuhan, bisa jadi saat itu imannya lemah dan dikuasai hawa nafsu. Namun bukan berarti mereka tak percaya Allah, mereka hanya tak merasakan Allah itu ada dan berpihak pada mereka, sebab wasilah mereka bisa merasakan pengaturan Allah dengan syariatNya ya hanya dengan cara mengganti sistem hari ini, kapitalisme sekuler.
Mereka bisa dengan mudah memenuhi kebutuhan pokok adalah dengan cara mencabut ekonomi kapitalisme, pendidikan kapitalisme, keamanan, kesehatan dan lainnya. Dengan kata lain inilah yang harus diperjuangkan.
Islam bukan sekadar pengatur ibadah dan akidah pemeluknya, tapi juga solusi bagi setiap persoalan manusia. Wallahualam bissawab.