Breaking News

Penanganan Sampah Menuju Lingkungan yang Bersih dan Nyaman

Spread the love

Oleh. Iis Nurhasanah

Muslimahtimes.com–Hidup di lingkungan bersih dan sehat adalah impian bagi setiap orang. Namun, sayang saat ini impian untuk menciptakan linkungan bersih dan sehat tidaklah mudah. Sampah menjadi salah satu masalah yang tidak kunjung terselesaikan.

Untuk menciptakan kecamatan yang sehat dan mendukung Pemerintah Kabupaten Bandung menuju penilaian kabupaten/kota sehat tahun 2025, pemerintah Kecamatan Pasirjambu mengadakan rapat koordinasi Forum Komunikasi Kecamatan Sehat (FKKS) yang bertempat di aula kantor kecamatan, Rabu (04/09/2024).

Nia Kania selaku Camat Kecamatan Pasir Jambu mengatakan bagaimana cara menciptakan Kecamatan Pasirjambu yang sehat. Salah satunya adalah dengan membentuk desa sehat yang nantinya akan melibatkan semua elemen mulai dari Pokja hingga Karang Taruna.

Kemudian sebagai langkah untuk menindak lanjutinya, Pemerintah Kecamatan akan bekerjasama dengan lingkungan hidup untuk membersihkan serta menariknya memakai armada atau Dump Truck ke pembuangan sementara atau akhir. Lalu kemudian dilakukan penertiban serta pengamanan tempat pembuangan liar tersebut (mediakasasi.com, 4/9/2024).

Akan tetapi, faktanya untuk merealisasikan hal ini tidaklah gratis. Masyarakat harus membayar sejumlah uang untuk biaya akomodasi ataupun biaya pengelolaan sampah tersebut.

Patut diapresiasi upaya dari pihak berwenang dalam menangani masalah sampah, namun amat disayangkan jika hanya berputar di tataran teknis saja. Karena masalah sampah sudah terlanjur menyebar ke mana-mana.

Apabila ditela’ah lebih dalam lagi, akan kita temukan ternyata manajemen pengelolaan sampah bukan hanya sebatas tataran teknis, melainkan berhubungan erat dengan pandangan hidup atau ideologi suatu negara.

Untuk pengelolaan sampah wajib kita kritisi karena beban pungutan biaya yang ditetapkan pemerintah setempat pada warga dirasa berat. Sehingga wajar saja muncul titik-titik pembuangan sampah liar yang menyebabkan lingkungan tidak sehat.

Bahkan dengan kewenangan yang kelihatannya masih abu-abu dan tidak jelas ini, ada kesan saling lempar tanggung jawab. Akibatnya adalah tidak terkelolanya sampah dengan baik sehingga masyarakat dan lingkungan pun terganggu.

Manajemen sampah seharusnya sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan, pemanfaatan, dan penanganannya.

Masalah sampah mustahil terurai hingga ke akarnya jika sistem sekuler masih diterapkan di muka bumi. Sistem ini memberatkan pengelolaan sampah dengan memungut biaya pada warga setempat.

Sementara itu, upaya dari individu saja bersifat terbatas. Maka butuh kerjasama dengan masyarakat sekitar. Karenanya diperlukan pengelolaan sampah secara umum atau komunal, yaitu dengan prinsip ta’awun (tolong-menolong) dan bekerja sama dalam kebaikan sesuai hadits Rasulullah yang artinya:

“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik dan menyukai kebaikan, Allah bersih dan menyukai kebersihan, mulia dan menyukai kemuliaan, bagus dan menyukai kebagusan. Oleh karena itu, bersihkanlah lingkunganmu” (H.R. At-Tirmidzi)

Hal yang tidak kalah penting adalah peran negara. Pada masa kekhilafahan Bani Umayah, jalan-jalan di Cordova bersih dari sampah karena ada mekanisme penyingkiran sampah yang awalnya dilakukan individu diambilalih oleh negara. Pengelolaan sampah tidak bertumpu pada kesadaran individu dan kebiasaan masyarakat saja, namun dibutuhkan pula infrastuktur pengelolaanya, dan ini menjadi tanggung jawab negara.

Edukasi pada masyarakat disampaikan sebagai amal saleh yang dicintai Allah. Disampaikan pula secara masif bahwa manusia bertanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan. Penguasa sebagai pelayan masyarakat memastikan keberadaan sistem dan infrastruktur pengelolaan sampah umum dan mencurahkan segala upaya agar terkelola secara baik. Tak lupa mendorong para ilmuwan untuk menciptakan teknologi-teknologi pengelolaan sampah sehingga kehidupan bersih, asri, dan nyaman benar-benar terwujud. Wallahu a’lam bishawab.