Oleh. Azizah, S.Pd
Muslimahtimes.com–Kondisi ekonomi RI dinilai sedang tidak baik-baik saja. Ini terjadi justru di ujung masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hal ini dinilai dari sejumlah indikator yang justru melemah. Adapun indikator data tersebut dapat dilihat mulai dari turunnya pendapatan domestik bruto (PDB), PMI manufaktur yang masih terkontraksi, deflasi lima bulan beruntun,hingga peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK). (CNBC Indonesia, 5 Oktober 2024)
Dampak Buruk Deflasi
Tentang deflasi yang telah terjadi lima bulan beruntun, sangat mungkin akan menyebabkan krisis yang terjadi seperti yang terjadi pada masa pandemi yang baru saja usai. Deflasi terjadi kondisi dimana harga barang atau jasa mengalami penurunan dalam periode tertentu. Meskipun secara sekilas deflasi bisa memberikan keuntungan kepada konsumen sebab harganya relatif murah, namun hal ini menjadi pertanda bahwa kondisi ekonomi suatu negara sedang tidak stabil. Seperti apa dampaknya jika sebuah negara mengalami deflasi? Deflasi dapat menyebabkan permasalahan ekonomi yang jauh lebih besar seperti angka pengangguran yang tinggi, penurunan pendapatan perusahaan secara signifikan,penurunan pendapatan rumah tangga dan sebagainya.
Deflasi bertentangan dengan inflasi,dimana harga justru meningkat.Dalam jangka pendek, deflasi mungkin terasa menguntungkan bagi konsumen karena mereka dapat membeli barang dengan harga lebih murah. Namun, pada level makroekonomi, deflasi sering kali menandakan adanya masalah serius dalam perekonomian,seperti menurunnya permintaan dan investasi. Akibatnya, para pelaku bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berpotensi gulung tikar untuk waktu singkat.Para pengusaha membutuhkan biaya lebih untuk menutupi operasional bisnisnya karena pemasukan bisnisnya semakin berkurang. Bila deflasi terus berlanjut tanpa langkah mitigasinya, maka bukan tidak mungkin kembali meningkatnya angka pengangguran di Indonesia dan beban utang yang besar.
Ekonomi Kapitalisme Biang Krisis
Ada beberapa kelemahan yang ada dalam sistem Kapitalisme, di antaranya:
Pertama, dalam Kapitalisme yang menjadi penopang ekonomi adalah sektor nonriil, termasuk di dalamnya pasar saham, valas, obligasi, dan lainnya. Di mana pasar saham yang merupakan pasar judi dunia yang memang transaksi yang tidak jelas dan hanya menguntungkan para spekulan.
Kedua, standar keuangan berdasarkan dolar.Di mana uang kertas yang nilai intrinsik dan nominalnya berbeda dan mudah dipermainkan oleh para spekulan khususnya asing sehingga nilai uangnya fluktuatif.
Ketiga, pemberlakuan sistem riba khususnya bunga bank sehingga banyak orang yang kredit dibebankan dengan bunga yang besar dan menguntung sebagain orang dengan tidak susah-susah bekerja. Sehingga secara implisit terjadi tindak kezaliman yaitu menzalimi sebagian pihak untuk keuntungan pihak tertentu.
Keempat,Terjadi penumpukan (penimbunan) uang pada sebagian pihak sehingga pergerakan ekonomi tidak stabil.
Kelima,Ketidakjelasan hak kepemilikan. Dalam Kapitalisme setiap individu berhak untuk memiliki sumber daya termasuk sumber daya alam yang menguasai hajat hidup orang banyak.Sehingga yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin.Karena terjadi kesenjangan sosial yang abadi dan yang berhak menikmati hanya orang-orang yang bermodal (Kapitalis).
Dengan kelima borok di atas, maka bisa dipastikan bahwa negara manapun yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis pasti aka mengalami inlasi,deflasi bahkan stagflasi yakni gabungan antara inflasi dan deflasi. Seumpama tubuh manusia, jika seringkali diterpa penyakit,lama kelamaan pasti tubuh tidak akan kuat lagi untuk bertahan hidup.
Pada awalnya memang permasalahan itu seolah memberikan keuntungan yang banyak bagi pemilik modal,tapi sebenarnya dalam jangka panjang,justru merusak sistem Kapitalisme itu sendiri. Seperti kata Antony Giddens,seorang sosiolog dari Inggris. Menurutnya, sistem Kapitalisme itu ibarat jugernath. Di tahap awal, sistem ini memang seperti kuda yang menarik kereta. Jadi bisa mempercepat ekonomi dan memberi keuntungan para pemilik modal.Tapi, semakin lama semakin cepat dan tidak lagi terkendali, sehingga pada akhirnya jugernath itu pun bisa membanting dan menghancurkan kereta yang ditariknya itu. Demikian juga yang terjadi pada sistem Kapitalisme saat ini.
Kita tidak bisa memperkirakan secara pasti kapan ekonomi kapitalis ini akan benar-benar runtuh. Namun,dalam pandangan Islam,sistem ekonomi kapitalis dengan pilar-pilarnya secara substansial memiliki pondasi yang rapuh.Hanya saja, jika tidak ada kekuatan yang menggantikannya maka ekonomi kapitalis akan tetap terkesan kokoh dengan melakukan upaya tambal sulamnya dan penjajahannya yang semakin masif terhadap negeri-negeri muslim.
Khilafah, Sistem Ekonomi Antikrisis
Islam tidak mengenal sektor nonriil tetapi pergerakan ekonomi ada pada sektor rill sehingga jelas transaksi dan perputaran uang. Standar nilai uang berdasarkan emas dan perak yang memang memiliki nilai intrinsik dan nominalnya sama sehingga sangat jauh dari inflasi. Tidak boleh terjadi penimbunan uang, tetapi harus berputar, sehingga ekonomi senantiasa bergerak dan kekayaan tidak hanya pada segelintir orang.Islam tidak mengenal (mengharamkan) riba dan tidak ada saling menzalimi.
Dalam Islam ada kepemilikan individu, kepemilikan negara dan kepemilikan umum (rakyat) yaitu segala sumber daya alam yang menguasai hajat hidup orang banyak tidak boleh dimiliki oleh individu, kelompok, atau negara.Tetapi,dikelola oleh negara dan hasilnya untuk kemakmuran rakyat, seperti barang tambang, hutan, laut dan lain lain. Masyarakat Indonesia dengan muslim sebagai mayoritas, sudah seharusnya menyadari tentang adanya sistem yang saat ini belum diterapkan, yaitu sistem dari Sang Pencipta berupa sistem ekonomi Islam.Islam memandang bahwa kesejahteraan adalah hal yang sangat penting dan harus didapatkan oleh setiap warganya.
Dalam Islam, negaralah yang akan menerapkan sistem ekonomi Islam guna menyejahterakan seluruh rakyatnya.Islam memiliki sistem politik ekonomi yang holistik, sistem ini menjamin pemenuhan kebutuhan pokok tiap individu rakyat dan memberi peluang bagi tiap orang untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya sesuai dengan kemampuan mereka. Kebutuhan pokok ini dijamin oleh negara secara sepenuhnya. Kebutuhan pokok ini meliputi sandang, papan, dan pangan. Sementara kebutuhan dasar mencakup pelayanan kesehatan, pendidikan dan keamanan.Kebutuhan dasar juga dipenuhi secara langsung oleh negara dengan menggratiskan biaya secara sepenuhnya. Pelaksana seluruh aturan Islam termasuk di dalamnya aturan ekonomi adalah Daulah Khilafah. Daulah akan menjamin kesejahteraan seluruh rakyat, baik muslim maupun nonmuslim.Kesejahteraan dan ketentraman benar benar akan dirasakan ketika negara yang menerapkan sistem kapitalisme mau menanggalkan dan menggantinya dengan sistem pemerintahan Islam dalam bingkai Khilafah.