Oleh. Yunita Gustirini
[Revowriter Bandar Lampung]
#MuslimahTimes — Merdeka! Satu kata yang hangat dalam rengkuhan rakyat Indonesia saat ini. Bulan Agustus, bulan kemerdekaan. Bulan merayakan kemenangan persada ini. Setelah terlepas dari belenggu penjajah nan keji.
Berbagai kemeriahan menghiasi perayaan tahunan ini. Aneka lomba unik menguji nyali ditawarkan. Kadang mengundang tawa karena tampak lucu. Lomba makan kerupuk dengan tangan terikat. Kompetisi futsal para remaja lelaki berdaster. Sepak bola wanita, hingga panjat pinang wanita. Juga lomba karaoke dengan busana dan gerakan menggoda.
Mulai persiapan, hingga bebenah pasca acara. Muda-mudi tumpah ruah di lapangan. Demi mempersembahkan acara yang menarik, rela bekerja sama tanpa lelah. Terkadang hingga larut malam menjelang. Ditaburi canda tawa pengusir penat.
Begitukah sesungguhnya makna kemerdekaan untukmu, teman? Euforia tahunan semata? Peringatan meriah gegap gempita. Namun hampa makna dan miskin guna.
Remaja, sesungguhnya kita belum merdeka. Hingga menjadikan Allah dan Rasul-Nya sebagai tujuan. Bukan terlena dengan gaya hidup hedonis kapitalis. Yang mengabaikan ajaran-Nya demi mengejar kesenangan hidup semata.
Sesungguhnya remaji belum merdeka. Ketika masih enggan menutup diri dengan hijab syari. Karena godaan trend busana ala barat terus menggerogoti.
Kita belum merdeka, remaja. Ketika masih membebek pada budaya barat nan sesat. Segala gaya hidupnya ditiru habis. Sampai kita kembali pada Islam dengan tuntas.
Sayangnya kita belum merdeka, teman. Saat racun sekularisme masih tertanam. Dalam pikiran juga hati terdalam. Memisahkan aturan agama dari kehidupan. Sampai pikiran busuk itu tercerabut. Lalu digantikan dengan pemikiran Islam. Yang akan membimbing langkah menapaki jalan-Nya yang lurus.
Wahai, teman remaja. Tidakah kita rindu kemerdekaan nan hakiki. Leluasa menampilkan jati diri sebagai remaja Islam sejati. Menaati Allah dan Rasul-Nya sepenuh hati. Menjadikan ajaran Islam sebagai kemudi kehidupan. Agar tak tesesat dalam belantara jahiliyah.
Duhai, remaja. Tunjukkan geliat kebangkitan. Merdekakan diri dengan Islam. Petunjuk yang tak ada keraguan di dalamnya. Tampillah dengan gemilang penuh prestasi. Dengan keperibadian Islam nan hakiki. Menghamba kepada Allah semata. Agar kilauan sebagai khairu ummah, sebagai umat terbaik dapat menerangi bumi.
Wallahua’lam.