Oleh. Nurjanah Astra Ningsih
Muslimahtimes.com–Menjaga keamanan dan menciptakan kondisi kondusif selalu menjadi prioritas aparat di berbagai wilayah Indonesia. Salah satunya terlihat di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Pada awal September 2025, Polsek Pangkalan Banteng menggelar patroli gabungan serta Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan (KRYD) cooling system.
Kegiatan tersebut melibatkan aparat kepolisian, masyarakat, hingga pelajar dengan tujuan menekan potensi gangguan kamtibmas dan memastikan situasi tetap terkendali. Selain patroli, juga digelar doa bersama di SMKN 1 Pangkalan Banteng. Doa dipanjatkan demi keselamatan bangsa dan kedamaian masyarakat Kalimantan Tengah. Upaya ini menunjukkan keseriusan aparat dalam menjaga stabilitas keamanan, terutama di tengah tantangan sosial yang semakin kompleks.
Batasan Upaya Keamanan Konvensional
Jika ditinjau lebih dalam, langkah-langkah seperti patroli gabungan dan doa bersama masih memiliki keterbatasan.
Pertama, patroli dan operasi keamanan bersifat pencegahan fisik. Upaya ini efektif untuk mengurangi peluang kejahatan, tetapi belum menyentuh akar persoalan yang melahirkan kriminalitas, seperti kemiskinan, pengangguran, penyalahgunaan narkoba, maupun keretakan sosial akibat kesenjangan ekonomi.
Kedua, doa bersama menunjukkan kebutuhan spiritual masyarakat. Namun, selama tidak dibarengi dengan perubahan sistemik, ia sering berhenti pada simbolisme. Rakyat berharap perubahan nyata, tetapi struktur sosial-politik yang melahirkan ketidakadilan belum tersentuh.
Ketiga, dalam sistem yang berlaku saat ini, keamanan kerap dipahami sebatas tugas aparat. Polisi berperan sebagai penindak kejahatan, sementara negara belum sepenuhnya hadir untuk menyelesaikan persoalan mendasar yang memicu kerawanan. Akibatnya, keamanan mudah goyah ketika ada gesekan politik, konflik kepentingan, atau ketidakpuasan sosial.
Islam dan Paradigma Keamanan Menyeluruh
Islam menawarkan perspektif berbeda tentang keamanan. Dalam pandangan Islam, keamanan tidak cukup dijaga dengan patroli dan pengawasan fisik, melainkan harus lahir dari sistem yang kokoh, yaitu penerapan syariat secara menyeluruh.
Dalam sistem Islam (Khilafah), negara dipandang sebagai ri‘ayah (pengurus umat), bukan sekadar aparat keamanan. Ada beberapa pilar utama dalam menciptakan keamanan hakiki:
1. Penerapan hukum yang adil
Hukum ditegakkan berdasarkan syariat Allah. Setiap pelanggaran, baik kecil maupun besar, diselesaikan dengan hukum yang jelas dan tanpa pandang bulu. Keadilan inilah yang melahirkan rasa aman di tengah masyarakat.
2. Pemenuhan kebutuhan rakyat
Negara wajib menjamin kebutuhan pokok warganya, seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini, potensi kriminalitas akibat desakan ekonomi dapat ditekan.
3. Pendidikan akidah dan akhlak
Masyarakat dibina dengan akidah Islam yang lurus. Dengan pendidikan berlandaskan iman, rakyat menjaga keamanan bukan semata-mata karena takut aparat, melainkan karena kesadaran bahwa Allah Maha Melihat.
4. Kepemimpinan yang menjadi perisai
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Imam adalah perisai; di belakangnya kaum Muslimin berperang dan dengannya mereka berlindung.” (HR. Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa pemimpin sejati berfungsi melindungi rakyat dari berbagai ancaman, baik fisik maupun nonfisik.
Dengan pilar-pilar tersebut, keamanan dalam Islam tidak bersifat parsial, melainkan menyentuh akar persoalan. Ia bukan hanya hasil patroli aparat, melainkan buah dari sistem yang adil, peduli, dan berbasis iman.
Menuju Rasa Aman yang Hakiki
Langkah Polsek Pangkalan Banteng dengan patroli gabungan, KRYD cooling system, dan doa bersama patut diapresiasi sebagai ikhtiar menjaga keamanan lokal. Namun, harus disadari bahwa upaya semacam ini masih bersifat sementara.
Keamanan sejati tidak bisa lahir dari simbol atau pengawasan sesaat. Ia hanya dapat diwujudkan dengan sistem yang menyentuh akar masalah: kesenjangan sosial, ketidakadilan hukum, lemahnya pendidikan akidah, serta dominasi kapitalisme. Islam menghadirkan solusi menyeluruh dengan syariat yang adil, ri‘ayah yang tulus, serta kepemimpinan yang menjadi perisai bagi rakyatnya. Inilah jaminan terciptanya kondisi aman dan kondusif, bukan hanya di Kalimantan Tengah, tetapi juga di seluruh penjuru dunia.
Wallahu a‘lam bish-shawab
