
Oleh. Gayuh Rahayu Utami
Muslimahtimes.com–Generasi Zilenial atau biasa disebut dengan Gen-Z kini mulai menjadi bahan perbincangan di tengah kondisi umat yang hari ini mengalami berbagai keterpurukan dari segala bidang. Terutama pada kasus kenaikan tunjangan gaji Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mencapai 100 juta rupiah menuai respon keras dari rakyat yang juga tidak ketinggalan dari kaum pemuda. Generasi yang mendominasi dari kalangan mahasiswa ini mengeluarkan aspirasi dengan situasi hari ini yang begitu mencekam dan tidak sedang baik-baik saja. Patut diapresiasi akan respon generasi muda terhadap kondisi negeri ini yang mengalami berbagai kerusakan di segala aspek, baik bidang pendidikan, moral, tata kelola pemerintah, dan layanan publik.
Perlu diketahui bahwa generasi muda sejatinya adalah garda terdepan untuk menyongsong kebangkitan. Akan tetapi butuh diarahkan karena anak muda biasanya mengalami dominan baqa’ yang tinggi. Adanya demontrasi di ibu kota di kalangan pemuda menunjukkan bahwa rakyat sebenarnya adalah minta keadilan dari negara bukan untuk dimusuhi. Di samping itu berfungsi untuk mengoreksi kebijakan penguasa hari di mana sejauh ini berbagai kebijakan yang diterbitkan oleh negara lebih mementingkan para oligarki daripada rakyatnya sendiri yang mengalami berbagai permasalahan di tengah kenaikan tunjangan gaji DPR. Terjadi persimpangan jauh antara pejabat dengan rakyat. Pejabat bisa menikmati kekuasaan dengan fasilitas mewah sedangkan sebagai rakyat mengalami kemiskinan yang ekstrim. Bahkan gaji guru honorer sangat jauh dari kata layak.
Dari tindakan yang dilakukan oleh generasi muda hari ini dengan kondisi jauh dari pemahaman Islam yang kaffah, maka untuk mencapai perubahan yang hakiki bukan sekadar menyalurkan emosi semata. Mereka yang lebih paham dengan perkembangan teknologi hari ini pun juga diarahkan ke arah yang benar dengan sesuai Islam agar bisa menyuarakan opini untuk menggapai perubahan yang hakiki. Untuk mendapatkan perubahan tersebut, para pemuda diarahkan dengan metode perubahan sesuai dengan dicontohkan Rasulullah, yaitu melalui pembinaan terhadap Islam. Berupaya peka dengan kondisi yang serba rusak, kemudian berinteraksi dengan umat dengan kata lain memberikan edukasi dan menyuarakan solusi Islam. Selanjutnya adalah merebut kekuasaan dari kekuasaan jahiliyah menuju kekuasaan Islam yang bermartabat serta memuliakan dunia akhirat.
Memang perubahan tidak bisa instan dengan ganti orang saja dan membubarkan DPR, melainkan ganti sistem dari sistem jahiliyah kepada sistem Islam yang penuh barokah. Generasi muda hari ini diajak berpikir kritis dengan cara pikir Islam. Memahamkan kepada mereka bahwa kondisi hari ini sangat parah kerusakannya akibat sistem demokrasi kapitalisme yang bertentangan dengan Islam. Memahamkan Islam sebatas ibadah ritual namun dilarang untuk diterapkan di ranah publik seperti ekonomi, pergaulan, pendidikan, kesehatan, keamanan, pengelolaan sumber daya alam. Karena sejatinya DPR itu bagian dari sistem demokrasi itu sendiri.
Generasi muda merupakan aset besar untuk perubahan peradaban sebagaimana kisah Muhammad Al Fatih yang mampu menaklukkan Konstantinopel yang merupakan kabar dari Rasullullah sejak 800 tahun yang akhirnya terwujud di tangan sang pemuda hebat. Seharusnya generasi muda jika mencontoh Muhammad Al Fatih maka menjadi generasi yang tangguh dan teguh terhadap akidah Islam dan tidak putus asa menjemput janji Allah dengan kembali tegaknya peradaban Islam. Mencetak generasi pejuang yang tidak menyerah di tengah berbagai gempuran pemikiran barat yang hari ini mendominasi dalam skala lokal maupun skala global. Generasi muda bisa bangkit yang sebenarnya jika tumbuh pemahaman islam yang utuh terhadap dirinya dan untuk menyelamatkan umat dari berbagai kerusakan yang merupakan buah dari sistem kapitalisme sekuler hari ini. Membutuhkan adanya kesadaran politis di dalam benak para pemuda bahwa kita hari ini dijajah negeri sendiri efek dari sistem kapitalisme sekuler yang mendominasi hari ini.
Kerusakan seperti ini tidak bisa dibiarkan melainkan wajib adanya terus menyuarakan amar ma’ruf nahi munkar terhadap kebijakan penguasa. Di mana kelak di akhirat para pejabat yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah ketika rakyatnya mengalami berbagai penderitaan. Dan adzabnya pun tidak ringan. Sungguh sangat berat pertanggungjawaban mereka di hadapan Allah terhadap penguasa yang zalim terhadap rakyatnya.