Oleh: Yunita Gustirini
[Ibu Peduli Generasi]
Sahabat remaja, setiap orang pasti pernah ditimpa musibah. Entah yang kadarnya ringan, hingga yang berat. Misalnya, meringis sewaktu tertusuk jarum saat mengenakan kerudung. Hingga nangis bombay saat ditinggal orang-orang tercinta untuk selamanya. Termasuk duka lara ditimpa bencana seperti yang marak terjadi saat ini.
Yup! Sejatinya, kehidupan setiap manusia pasti diramaikan dengan musibah dan bencana. Kadang bikin wajah muram atau mata menganak sungai. Bahkan tak jarang menimbulkan trauma, menggores luka nan dalam hingga tahun berulang.
Musibah dan bencana adalah bagian dari cara Allah menunjukkan kuasa-Nya. Hendaklah manusia sadar diri. Ada Dia, Sang Penggenggam Kehidupan. Meski begitu, bukan tanpa maksud Allah menurunkan musibah. Seperti firman-Nya,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuuraa: 30)
Sahabat remaja, ternyata musibah yang hadir mewarnai kehidupan manusia, adalah rencana Allah memuliakan hamba-Nya. Gimana gak, kita yang sering lalai dari mengingat-Nya. Kita yang kerap mengabaikan titah-Nya. Kita yang acap kali tak menempatkan Allah di prioritas utama. Pasti menggungung dosa-dosa kita. Namun, Allah kirim musibah untuk melebur dosa-dosa tersebut. Allah ampuni kesalahan kita.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah dari seorang Muslim yang tertusuk duri hingga apa-apa yang lebih berat darinya, kecuali dicatat baginya derajat dan dihapus darinya dengan hal itu kesalahan.” (HR Muslim).
Maka, tak perlu sedih berlarut, sahabat. Apalagi marah tak jelas. Bersabarlah, selalu ada kebaikan di balik musibah yang Allah hadirkan. Yakinlah, Allah menyayangi hamba-Nya, apalagi yang taat. Dengan musibah yang mendera, Allah tuntun kita ‘back to the right track’. Kembali ke jalan-Nya yang benar. Syukuri apa pun ketetapan Allah terhadap hidup kita. Yakinlah, pasti ada kabaikan bagi setiap insan beriman.
“Tidaklah Allah menetapkan suatu ketetapan bagi seorang mukmin melainkan menjadi kebaikan baginya. Hal itu tidak dimiliki kecuali oleh orang yang beriman. Jika ia mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur dan itu menjadi kebaikan baginya. Begitupun jika ia ditimpa dengan musibah, maka ia bersabar dan itu pun menjadi kebaikan baginya.” (HR Muslim)
Ketimbang mengeluh dan marah, lebih baik lakukan muhasabah. Mengoreksi diri yang kerap salah dan khilaf. Mengakui kesalah kita di hadapan-Nya. Lalu genjot semangat memperbaiki diri. Berproses menjadi sebaik-baik hamba-Nya.
Segera berjamaah mengkaji Islam kaffah, pedoman kehidupan. Biar gak sesat tujuh turunan. Biar hidup terang benderang. Lalu amalkan dalam kehidupan. Lanjut dengan gencar mendakwahkannya. Sampaikan kebenaran dan cegah kemungkaran. Biar teman dan lingkungan kita juga melek Islam. Bisa sama-sama bersih dari debu kemaksiatan.
Yuk, iringi musibah dengan muhasabah. Agar Allah limpahkan berkah.
Wallahua’lam.