Fathiyya Binti Ahmad
Saat manusia sudah tercekoki dengan ideologi kapitalis sekuler, maka tak heran jika gagasan-gagasan yang bermunculan adalah gagasan yang akan mengarah pada kehidupan kapitalistik. Bukti fakta terdekat yang bisa kita lihat yaitu pada sebuah pertemuan Internasional dalam agenda Empowering Women In The Workplace dimana Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa perempuan sangat berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebuah negara, karena itu peran perempuan dalam sebuah pekerjaan haru ditingkatkan (detik.com 9/10/18). Pernyataan ini menunjukkan bahwa realitas ideologi kapitalis sekuler yang tertancap dibenak manusia telah mengarahkan pada kehidupan yang hanya memikirkan kepuasan materialistik.
Adapun paradigma ideologi ini terhadap perempuan yaitu memandang perempuan sebagai komoditas bisnis yang sangat berpengaruh dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang akan mampu mengahasilkan pundi-pundi materi. Sebab perempuan lebih memiliki keuletan dalam setiap pekerjaan namun cukup hanya memberi nilai upah yang rendah. Hal inilah yang dibaca oleh para kapital dan tak heran jika banyak para pengusaha kapital yang banyak membutuhkan tenaga kerja wanita dibanding laki-laki.
Seiring dengan akidah sekuler (pemisahan antara agama dan kehidupan) yang dianut oleh ideologi kapitalisme maka semakin membuat keruh kehidupan manusia. Sebab bisa dibayangkan dampak dari pemberdayaan perempuan untuk berkiprah didunia kerja, yang akhirnya justru meninggalkan kewajiban utamanya sebagai pengurus rumah tangga. Contoh dampak kasus anak-anak yang memilih gaya kehidupan bebas akibat kurang perhatian dari seorang ibu, kasus perceraian semakin meningkat akibat seorang ibu tak mampu mengurus rumah tangganya dengan baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa narasi gagasan perempuan sebagai pendorong kemajuan negara yang alih-alih mencari solusi tuntas justru sebenarnya telah mengeksploitasi wanita, memalingkan tugas utama wanita dan menambah jumlah masalah dalam tatanan kehidupan keluarga.
Kenyataan ini harusnya disadari dan harus dipahami oleh setiap manusia, bahwa ideologi kapitalisme hari ini merupakan sumber permasalahan negara. Ideologi yang telah gagal mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan ideologi yang rusak, sebab memberikan ruang gagasan pendapat yang bebas dan bertentangan fitrah kehidupan manusia.
Adapun paradigma ideologi Islam dalam memandang perempuan yaitu perempuan bukanlah komoditas bisnis yang layak dimanfaatkan untuk memperoleh pundi -pundi materi yang dapat menyokong kemajuan ekonomi negara. Sebab sumber ekonomi didalam Islam sangatlah melimpah ruah, yaitu bisa bersumber dari pengelolaan sumberdaya alam, jizyah, kharja maupun ghanimah. Islam memandang bahwa perempuan adalah kunci peradaban yang memiliki peran sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Karenanya Islam pun telah menjauhkan perempuan dari tanggung jawab dan tugas yang berat. Dan Islam mewajibkan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap perempuan untuk memenuhi hak mereka yaitu laki-laki yang memiliki kewajiban untuk menafkahi istrinya maupun negara yang memiliki kewajiban untuk menjamin kesejahteraan hidup bagi setiap individu. Waalahualam bisshawab