Oleh. Silvia Anggraeni, S.Pd
(Lampung)
#MuslimahTimes — Pembangunan terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung menciptakan keresahan bagi masyarakat. Bukan tanpa alasan, keresahan masyarakat disebabkan oleh pengeboman yang dilakukan pihak KCIC yang mengakibatkan rusaknya rumah-rumah warga.
Ratusan rumah warga Kompleks Tipar Silih Asih, RT 04/13, Desa Laksana Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) retak‑retak akibat pengeboman pada proyek pembangunan terowongan Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) di Gunung Bohong (jabar.tribunews.com).
Pada tahun 2016, pihak KCIC hanya memberikan sosialisasi tentang pengeboran bukan pengeboman. Hal ini jelas membuat warga kaget sekaligus kecewa. Pembangunan infrastruktur yang digadang demi rakyat nyatanya hanya omong kosong belaka. Alih-alih menikmati infrastruktur baru yang nyaman dan modern. Rakyat justeru harus merasakan kekhawatiran akibat rusaknya rumah mereka. Sangat jelas pemerintah tidak mementingkan nasib rakyat nya. Demi korporasi negara mengorbankan rakyat. Keputusan kerja sama dengan China menimbulkan polemik. Pasalnya untuk kepentingan proyek ini, negara berhutang kepada China.
Keputusan yang diambil memantik kontroversi. Ini lantaran sebelumnya pemerintah juga sempat memberikan sinyal bagi Jepang untuk mengerjakan proyek ambisius tersebut.
Sebagai perbandingan, Jepang menawarkan pinjaman proyek dengan jangka waktu 40 tahun berbunga hanya 0,1%/tahun dengan masa tenggang 10 tahun. Sementara itu, China menawarkan pinjaman sebesar US$ 5,5 miliar dengan jangka waktu 50 tahun dan tingkat bunga 2% per tahun (www.cnbcindonesia.com).
Utang luar negeri Indonesia saat ini bukanlah dalam jumlah yang kecil, Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia sebesar US$ 393,5 miliar atau sekira Rp 5.553,5 triliun per akhir Agustus. Naik 8,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year-on-year (YoY).
“ULN terdiri dari publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$ 196,3 miliar dan swasta (termasuk BUMN) sebesar US$ 197,2 miliar. Tumbuh 8,8% YoY, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 10,9% YoY,” sebut keterangan tertulis BI.(www.cnbcindonesia.com/ 15 Oktober 2019)
Walaupun beberapa pengamat mengatakan bahwa kondisi ini masih dalam kategori aman. Namun faktanya utang Indonesia makin meningkat walau Indonesia terus melakukan pelunasan. Beginilah sistem ekonomi berbasis riba yang sesungguhnya menipu daya. Seakan memberi kemudahan namun sebenarnya mengandung bahaya. Praktek riba dalam pemerintahan liberal memang hal yang lazim, karena kebebasan menjadikan semua halal dengan alasan kemudahan. Hal ini amat bertentangan dengan Islam yang mengharamkan riba secara mutlak.
Firman Allah SWT: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabb-nya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan melipat-gandakan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang senantiasa berbuat kekafiran / ingkar, dan selalu berbuat dosa.” (Qs. al-Baqarah: 275-276).
Maha benar Allah dengan segala firman Nya, apa yang dijelaskan ayat di atas nyata terjadi di empat negara lain serupa Indonesia yang berhutang kepada China, yaitu: Zimbabwe yang harus mengganti mata uang nya dengan Yuan akibat kegagalan melunasi utang, Nigeria yang berhutang dengan syarat membeli bahan baku dan menggunakan tenaga kasar dari China, Sri Langka melepas Pelabuhan Hambatota sebesar US$1,1 triliun, dan Pakistan di mana Gwadar Port yang dibangun bersama China dengan nilai investasi sebesar US$46 miliar harus direlakan.
Inilah bukti penjajahan yang mengatasnamakan investasi. Apa yang diharamkan sejatinya mengandung kemudhorotan. Yang dikhawatirkan Indonesia akan terjerembab dalam cengkeraman China seperti keempat negara di atas. Menimbang tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah. Bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami nasib yang sama.
Hal semacam ini akan terus terjadi selama sistem demokrasi kapitalisme bercokol menguasai umat.Segala permasalahan umat termasuk masalah moda transportasi, khilafah punya solusi. Dan jelas bebas dari praktekribawi, serta mengutamakan keamanan rakyat.
Sebagai peri’ayah umat khilafah akan menjamin keamanan rakyat nya. Mendengar keluhannya, serta membuka lebar pintu muhasabah dari umat. Inilah perbedaan karakter khalifah dan pengusaha rezim neoliberal. Seorang Khalifah melaksanakan kuasanya sebagai amanah yang akan dipertanggung jawabkandihadapan Allah SWT. Dan alur hidupnya sesuai dengan syariat.
Dari Abu Hurairahra Rasulullah saw bersabda:Imam itu bagai benteng; tempat umat berperang di belakangnya dan berlindung dengannya (HR Muslim).
Sejarah telah membuktikan masa Islam menguasai dunia, kemanan amat terjaga bahkan dirasakan oleh non muslim. Hak- hak rakyat tertunaikan dengan baik. Dalam hal transportasi, jalur-jalur penting yang menghubungkan ibukota Khilafah dan daerah lainnya dibangun dengan baik. Hingga arus transportasi lancar dan kondisi negara menjadi stabil. Hal ini karena kegiatan komersial, sosial, administratif, militer, dan sejumlah hal lainnya terlaksana dengan baik. Selain itu ketersediaan tempat istirahat dan sumber air di sepanjang jalur transportasi pun tak luput dari perhatian.
Semua pembangunan infrastruktur dilakukan oleh tenaga ahli yang dimiliki oleh negara. Sumber pendanaan pun berasal dari kas negara, bukan utang luar negeri.Dalam Islam negara mengatur pengelolaan Sumber daya alam dengan baik dan mandiri. Hingga hasilnya dapat digunakan untuk pembangunan sarana umum.
Jelaslah perbedaan antara demokrasi dan Islam dalam bentuk pengurusan umat. Dalam Islam kekayaan alam yang dimiliki negara dijadikan sumber pendapatan. Untuk membiayai semua biaya operasional negara.Hanya Islam yang mampu mengatur segala urusan rakyat. Menciptakan kondisi yang aman dan stabil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Wallahu alam bisshowab