Oleh. Ummu Najmi Nafiz
(Pemerhati Generasi)
Muslimahtimes– Wakil Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menilai jualan surga neraka yang diterapkan saat Pemilu Presiden 2019 tidak relevan lagi, karena ternyata masyarakat lebih membutuhkan kebijakan yang berdampak luas.
Ia menyampaikan hal itu pada penutupan Silaknas dan Milad Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dengan tema Penguatan Nasionalisme dan Pengembangan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045.(Padang, Antara.com, 2019).
Inilah ciri khas politik liberal dalam sistem sekuler. Apatis dan alergi dengan agama. Jadilah sistem sekuler menafikan segala hal yang berbau agama, termasuk soal surga dan neraka. Akibatnya jalan yang ditempuh politik liberal dalam sistem sekuler akan menempuh segala macam cara agar dapat mencapai keinginan yang dicita-citakan, termasuk dalam urusan meraih posisi jabatan dipanggung politik. Dengan kecurangan untuk meraih kemenangan, politik transaksional dan lain sebagainya. Jalan haram bisa jadi halal, jalan halal bisa jadi haram.
Bisa ditebak, hasil akhir dari politik liberal dalam sistem sekuler seperti saat ini. Misalkan, pembohongan publik, akibat tidak mampu merealisasikan janji-janji yang diucapkan. Kembali rakyat atau masyarakat kecewa, menelan pil pahit kekecewaan akibat tidak terealisasinya janji yang telah lama dinanti dari sang pemberi janji. Kalaupun ada upaya untuk menepati janji, sudah bisa dipastikan timbul masalah baru, akibat lilitan sistem sekuler liberal kapitalis yang tidak pernah pro pada kepentingan publik atau masyarakat banyak. Sebab landasan sistemnya adalah untung-rugi, bukan pelayanan publik. Kalaupun ada janji yang diusahakan agar terealisasi, maka tidak pernah mampu memenuhi seluruh kepentingan dan kebutuhan seluruh warga masyarakat.
Lagi-lagi hal ini terjadi akibat manusia hidup dalam sistem sekuler liberal kapitalis, yang menyebabkan jauhnya manusia dari nilai-nilai agama, jauhnya manusia dari perasaan diawasi oleh Tuhannya, jauhnya manusia dari praktek halal-haram, jauhnya manusia dari pemahamannya bahwa akhir dari dunia ini adalah surga-neraka.
Memang seperti itulah politik liberal dalam sistem sekuler, wajib menjauhkan doktrin agama dari kancah kehidupan. Alhasil, sangat mudah manusia melakukan aktivitas yang melanggar norma kehidupan, perbuatan curang, bohong yang berakhir dengan perilaku zalim dan keji. Semisal praktek korupsi dengan segala macam bentuknya, pengambilan hak kepemilikan umum-masyarakat menjadi hak kepemilikan pribadi dan golongan, dan segala kasus yang semisal dengannya.
Hal tersebut terjadi akibat manusia lupa dengan identitas dirinya sebagai makhluk, bukan Tuhan. Manusia lupa dengan kapasitas dirinya yakni sangat terbatas kemampuannya. Manusia lupa dengan keadaan dirinya yang akan selalu membutuhkan kepada Tuhan-AlMudabbir.
Manusia menjadi sombong, angkuh dan merasa wajib untuk mengesampingkan Tuhan manakala berada diwilayah publik dalam kancah kehidupan. Tidak mau memakai aturan Tuhan, apalagi manakala kalah telak dalam pertarungan politik praktis liberal dalam sistem sekuler, agama sudah pasti akan dijadikan kambing hitam kekalahannya.
Manusia merasa tidak malu lagi untuk membuang ajaran agamanya. Manusia tidak risih ketika menilai doktrin agama semisal surga-neraka, hanya selevel bahan jualan yang dipakai saat kampanye jika ada peluang laku untuk dijual. Setelah laku kemudian dilupakan. Inilah sekularisasi kehidupan dalam sistem sekuler. Agama pun dijual dengan harga murah, hanya sebagai alat menuju kursi kekuasaan, setelah itu agama beserta seluruh ajarannya dihempaskan kembali. Manusia tidak merasa harus terikat dengan agamanya.
Inilah sistem sekuler.
Sungguh menyedihkan, namun sekali lagi, memang seperti itulah tuntutan sistem sekuler terhadap para pemain politik liberalnya. Terlepas dari apakah dia muslim ataupun bukan.
Karenanya, haruslah disadari bahwa kekalahan telak mencapai kursi kekuasaan bukanlah karena salah mengambil barang dagangan atau bahan jualan yang berorientasi akhirat yaitu surga dan neraka. Namun kekalahan telak ini akibat masuk dalam kubangan lumpur hitam nan busuk sistem sekuler yang menafikan dan alergi terhadap berbagai macam jargon yang diambil dari agama.
Karenanya, wajiblah manusia keluar dari kubangan lumpur hitam nan busuk sistem sekuler kapitalis yang mengantarkan pada kekalahan-kekalahan dalam setiap pertarungan politik dalam sistem liberal kapitalis sekuler. Dan menutup segala celah penyebaran aroma busuknya dalam kancah kehidupan. Sebab sistem sekuler saat ini telah menciptakan politik busuk yang menyebabkan kesengsaraan bagi kehidupan masyarakat, kezaliman dan tersebarluasnya berbagai macam penyakit ekonomi dan sosial akibat kemaksiatan yang dilakukan terang-terangan tanpa rasa malu. Sangat tidak manusiawi.
Untuk itu, manusia saat ini membutuhkan sistem hidup yang manusiawi, yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan dan kepentingan hidup seluruh umat manusia tanpa kecuali, sesuai fitrah penciptaan manusia, memuaskan akal dan menentramkan jiwa. Dan sistem itu adalah sistem Islam kaffah, yang pasti bisa mengawal pengembangan SDM unggul menuju Indonesia emas 2045, dengan menghadirkan kebijakan-kebijakan yang relevan yang berdampak luas bagi tercapainya kemakmuran, kebaikan dan keberkahan hidup seluruh warga masyarakat.
Sebab hanya sistem Islam kaffah saja yang memiliki seperangkat aturan dalam kehidupan, yang sangat manusiawi, sesuai dengan fitrah penciptaan manusia dan menentramkan hati-jiwa setiap individu manusia. Sehingga hanya sistem Islam kaffah sajalah sekali lagi yang akan mampu mengembangkan SDM unggul yaitu SDM yang berkemajuan dalam segala aspek kehidupan sehingga mampu membentuk peradaban emas manusia yang penuh dengan kemuliaan dan dapat menyebarkan banyak kebaikan dan kemaslahatan hidup bagi seluruh umat manusia.
Wallahualam.