Oleh : Antika Rahmawati
Mahasiswi STMIK Muhamadiyah Matraman Jakarta & Aktifis Dakwah
#MuslimahTimes — Siapa kaum muslim yang tak kenal dengan kota Istanbul, Turkey yang kini menjadi IbuKota Turki saat ini? Tentu kaum muslim juga paham mengapa kota itu dinamakan Istanbul? Bila kita kembali melihat sejarah, sebelumnya kota tersebut adalah Kota Heraklius. Kota tersebut terkenal dengan jumlah gereja yang mana jumlah nya lebih banyak daripada jumlah hari dalam setahun. Dan kota itu mempunyai tembok yang amat sulit untuk dihancurkan, selain tembok tersebut mempunyai tiga lapis yang ketebalan nya kurang lebih masing-masing lapisan mempunyai ketebalan yang dibilang sangat tebal. Konstantinopel juga merupakan kota yang dikelilingi oleh laut, dan lautnya pun sulit dilewati kapal-kapal manapun karena didalam laut dekat teluk Golden Hornsehingga kapal yang akan melewati teluk Golden Hornakan karam. Konstantinopel dulunya merupakan Ibu Kota Imperium Laut. Dan kota itu masih dikuasai oleh Byzantiun yang terkenal dengan pasukan lautnya yang kuat pada masanya. Saat itu penaklukan demi penaklukan dilakukan oleh pejuang-pejuang muslim sebelum Sultan Muhamad Al-Fatih. Bahkan sampai pada ayahnya sendiri Sultan Murad II gagal menaklukan kota tersebut.
Lima abad yang lalu sebelum adanya masa kekhalifahan, Rasulallah tengah mempersiapkan parit untuk perang ahzab, ketika itu Rasulallah ditanya oleh salah seorang dari sahabat kemudia beliau mengeluarkan hadits sebagai berikut : “Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata, Saat kami dengan menulis di sekeliling Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah dari kedua kota yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Maka, Rasulullah SAW menjawab, Kota Heraclius akan dibebaskan terlebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel. (HR Ahmad). Mendengar bisyarah itu sahabat yang tadi bertanya terasa senang mendengarnya tapi berbeda dengan yahudi, mendengar sabda Rasul seperti itu mereka mentertawakan karena menganggap itu hanya mimpi belaka.
Setelah Perang ahzab selesai, Rasulallah Shalallahu’alaihiwasallam mengeluarkan kembali hadist tentang penaklukan Konstantinopel “Sungguh,KotaKonstantinopel akan jatuh ke tangan islam. Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik peminpin, dan pasukan yang menaklukan adalah sebaik-baik pasukan.”(H.R. Ahmad). Salah satu sahabat yang ingin sekali mewujudkan bisyarah beliau pertama kali adalah Abu Ayyub Al-Anshori. Beliau gugur karena saat itu tengah sakit parah dan makam nya ditempatkan persis di depan pintu benteng Konstantinopel. Kemudian pada masa Turki Utsmani banyak juga yang ingin menaklukan tembok kokoh nan indah itu. Namun, karena persiapan mereka yang kurang mantap dalam mengahadapi serangan dari pasukan Konstantin, maka mereka pun gagal.
Sampai akhirnya seorang pemuda dengan keyakinan yang mantap ingin meneruskan perjuangan ayahnya yaitu menaklukan Tembok kokoh itu (Konstantinopel). Bukan hanya itu sejak kecil sudah dididik dengan ajaran-ajaran islam oleh kedua gurunya, meyakinkan bahwa ia adalah orang yang dimaksud dalam bisyaroh Rasulallah. Mehmed kecil mampu menghafal Al-qur’an pada usia 8 tahun karena pernah mendapat pukulan keras dari sang guru. Kemudian pada usia 12 tahun beliau sudah menjadi sultan, namun, pada saat itu pemikirannya belum cukup matang untuk mengatur strategi penaklukan Konstantinopel. Lalu ketika ia semakin beranjak dewasa, Mehmed II mencoba untuk mengatur strategi dan menyiapkan pasukan agar menjadi sebaik-baik pasukan seperti yang dikabarkan oleh Rasulallah. Dengan bimbingan kedua Syaikhnya, ia diminta untuk melakukan ibadah dan menjauhkan diri dari maksiat, bukan hanya itu Mehmed juga memeriksa siapa saja pasukan yang berkhianat dan mengeluarkan pasukan yang berkhianat tersebut.
Dalam persiapan untuk menaklukan Konstantinopel, sebuah benteng di selat Bosporus didaratan Eropa. Sebelumnya, buyut Mehmed II, Sultan Beyazid dalam usaha penaklukan Konstantinopel juga pernah membuat sebuah benteng di selat Bosporusdi dartan Asia, benteng diberi nama Anadolu Hisari (benteng Anatolia/Asia kecil, 1393M). Sedangkan yang dibangun Sultan Mehmed II diberi nama Rumeli Hisari. Uniknya dari Benteng yang dibuat oleh Mehmed II berbentuk lafadz Muhammad, Manusia mulia yang beliau idolakan semasa kecil. Pada saat itu, kaisar Byzantium yang mengetahui ada benteng yang dibangun oleh Sultan Mehmed II itu mengirimkan utusan untuk menyampaikan surat pada Sultan Mehmed II yang menyatakan bahwa dia telah lancang membangun benteng di selat Bosporus tanpa izin seperti mendiang buyutnya Sultan Beyazid. Namun balasan dari Sultan Mehmed II begitu mengejutkan, ia mengatakan bahwa sultan yang sekarang berbeda dengan sultan yang dahulu. – (Muhammad Al-Fatih 1453, Ustadz Felix Siauw)
Sebelum melakukan penyerangan, ia melakukan negosiasi terlebih dahulu dengan menawarkan Kaisar Byzantium untuk menyerahkan Konstantinopel Secara Damai, jika mereka bersedia maka tidak akan dilakukan peperangan dan sebaliknya. Namun, Kaisar Byzantium tetap menginginkan peperangan, karena menurutnya lebih baik berperang daripada harus menyerahkan Konstantinopel begitu saja. Dalam satu malam, Sultan Mehmed II dapat menyusun strategi pengepungan dengan meminta pertolongan kepada allah untuk meminta Konstantinopel itu jatuh kepada kaum muslim, dan mendirikan sebuah pemerintahan yang berdasarkan hukum Allah. Namun pada pengepungan pertama itu gagal karena banyaknya pasukan Utsmani yang syahid, maka Sultan Mehmed II mengehentikan penyerangan tersebut karena ia menyadari senjata yang digunakan belum cukup canggih untuk menghancurkan tembok Konstantinopel. Kemudian, Sultan Mehmed II atau Muhammad Al-Fatih memikirkan cara lain untuk melakukan pengepungan kedua di awal tahun 1453, pada saat itu sang Sultan meminta kepada Allah agar ia diberi petunjuk bagaimana cara mengepung dan menghancurkan tembok Konstantinopel itu.
Keesokan harinya, datanglah seorang ahli pembuat senjata meriam berkebangsaan Hungaria bernama Orban yang semula ditahan di Kota Konstantin selama 1 tahun karena menawarkan pembuatan meriam namun tak kunjung diperintahkan oleh kaisar Byzantium untuk membuatnya karena tidak ada uang untuk membayar biaya pembuatan meriam tersebut. Namun, ia memutuskan untuk menawarkan hal yang sama pada Sultan Mehmed II, dan Sultan Mehmed II menyanggupi permintaan Orban namun, ia meminta agar ukuran peluru meriamnya itu dibuat 4 kali lipat besarnya untuk bisa menembak dalam jarak 1,6 Kilometer. Kemudian dibuatlah meriam tersebut dengan ukuran yang melebihi meriam pada umumnya, ukuran bervariasi dengan rata-rata 4,2 meter.
Sayangnya, dipengepungan ini kemenangan belum berpihak kepada Utsmani, pasalnya, meriam-meriam raksasa itu ketika ditembakan hanya mempunyai daya tembak 3 jam sekali. Maka dalam waktu 3 jam itu tembok berhasil di perbaiki oleh lawan. Dan pada detik-detik terakhir penyerangannyapun banyak sekali menglami kerugian, banyak pasukan Utsmani yang syahid karena dipanah dan dibakar akibat mereka memanjat tembok saat penyerangan. Belum lagi persediaan logistik yang semakin menipis, disitulah diam-diam wazirnya Halil Pasha yang ternyata sudah di suap oleh Kaum Byzantium untuk menyuruh sang Sultan berhenti menyerang Konstantinopel. Tetapi, saat Halil Pasha menyalahkan dan sebagian pasukan banyak yang berkhianat dan memilih mundur, Zaganos Pasha masih membela sang Sultan dan ia mengobarkan kembali semangat para pasukan Utsmani yang masih bertahan.
Akhirnya diputuskan tanggal 21 April disepakati, kapal-kapal dari Selat Bosporus akan dipindahkan ke Teluk Golden Horn melalui Bukit Galata, karena jika melewati langsung ke Selat Bosporus, maka kapal mereka akan tenggelam. Dan saat itu, pemandangan mengerikan yang mampu membuat nyali sang lawan menjadi ciut, karena mereka tak menyangka bahwa Sultan Utsmani yang mereka remehkan selama ini mampu menjadikan gunung-gunung menjadi pengganti ombak dilautan yang menggerakan kapal-kapal mereka menuju Teluk Golden Horn. Dan pemimpin dari Byzantium itu mengatakan, Konstantinopel telah berakhir. Tanggal 27 Mei 1453 Sultan Mehmed II telah mengerahkan inovasi perang yang tidak pernah ada sebelumnya. Ia telah menyiapkan meriam-meriam raksasa dan menara-menara kayu yang tinggi tembok untuk melakukan penyerangan setelah ia memindahkan kapal-kapalnya melalui Bukit. Tanggal 28 Mei 1453 sang Sultan memperintahkan pasukannya untuk berpuasa dan menghindari maksiat kepada Allah. Selain itu, ulama-ulama membacakan ayat-ayat Qur’an dan hadits-hadits kemuliaan penaklukan kota Konstantinopel. –(Sejarah Penaklukan Konstantinopel 2020)
Tanggal 29 Mei 1453 seluruh kaum muslim melaksanakan Sholat Jumat yang dipimpin oleh Sultan Muhammad II (Mehmed II), ia berkhutbah dengan khutbahnya yang terkenal : ”Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulallah telah menjadi kenyataan, dan salah satu mukjizatnya kelak akan terbukti. Maka kita akan mendapat sebagian daripada janji hadits ini yaitu kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu, sampaikan kepada setiap pasukan, kemenangan besar akan kita capai akan menambah ketinggian dan kemuliaan islam. Untuk menjaga agar syari’at Islam selalu didepan mata dia, dan janganlah sampai satupun melanggar syari’at Allah yang mulia. Jangan mengganggu orang-orang yang tak berdaya, jangan ganggu para wanita, jangan ganggu orang-orang yang bersembunyi dalam gereja, jangan mengganggu mereka semua kalau kita berhasil menaklukan kota ini.” – (Sejarah Penaklukan Konstantinopel 2020.)
Sungguh betapa bijaksananya khutbah beliau sehingga saat kota itu takluk, sang Sultan masuk lewat pintu gerbang Konstantinopel, seraya mengucap kalimah thayyibah dan melakukan sujud Syukur atas semua pertolongan Allah atas penaklukan Konstantinopel tersebut. Dan mereka dibebaskan untuk menganut agama mereka serta Sang Sultan meminta agar Gereja Hagya Sofia dijadikan masjid. Dan sebelum Ashar Gereja sudah selesai dibersihkan dari berhala-berhala didalamnya, dan adzan dikumandangkan saat itu hingga saat ini adzan masih berkumandang di Istanbul sana. Dari situlah Sultan Mehmed atau Muhammad II diberi gelar Al-fatih yang berarti sang penakluk. Satu kota lagi yang belum ditaklukan karena saat ingin menaklukan kota tersebut Muhammad Al-Fatih mengidap penyakit yang telah lama menggerogoti tubuhnya hingga akhirnya beliau wafat.
Kini, masih ada bisyarah Rasulallah yang perlu kita songsong yakni tegaknya Khilafah dan Penaklukan Roma. Maka, jangan pernah berputus asa ketika berdakwah, karena kita tidak mungkin menyaksikan tegaknya Khilafah dengan tangan hampa (tidak melakukan kontribusi apapun) tetapi dengan cara berdakwah, menyatukan seluruh pemikiran umat agar mereka kembali memahami Syari’at-Nya. Yakin, seterjal apapun jalan dakwah ini, semata-mata untuk menguji keimanan kita semata sebagai seorang pengemban dakwah. Kemarin, adalah peringatan penaklukan Konstantinopel yang pernah takluk pada bulan Jumadil ‘Ula, sebagai pengingat bahwa masih ada tugas besar menanti kita menggantikan perjuangan orang-orang sebelumnya dimasa kekhilafahan islam.