Oleh : Shita Ummu Bisyarah
#MuslimahTimes — Sesungguhnya telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa di dalamnya. Pada bulan itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup; setan-setan dibelenggu. Di dalamnya ada satu malam yang nilai amal padanya lebih baik dari seribu bulan. Karena itu, siapa saja yang tidak berhasil memperoleh kebaikannya, sesungguhnya dia tidak akan dapat lagi memperoleh kebaikan selama-lamanya. (HR. an-Nasa’i dan Ahmad)
Bulan Ramadgan merupakan bulan istimewa dengan berbagai keutamaan sepertu yang dijelaskan pada hadits diatas. Datangnya bak hadiah indah dari Allah karena Allah mengobral tiket pahala dengan diskon besar-besaran. Pintu-pintu surga dibuka lebar, maksudnya dipermudah oleh Allah untuk memasukinya karena Allah melipatgandakan pahala hingga berkali-kali lipat. Biasanya membaca Alquran tiap hurufnya kita dapat 10 pahala, di bulan Ramadhan pahalanya bisa 100 kali lipat, 1000 kali lipat bahkan berjuta-juta kali lipat tergantung seberapa ikhlas niat kita. Karena sangat mudah bagi Allah melipatgandakan pahala seorang hambanya.
Pintu maksiat ditutup rapat-rapat karena Ramadhan memang mengondisikan masyarakat untuk Taqwa. Biasanya sebelum subuh kita masih terlelap dalam mimpi indah sekarang kita “dipaksa” bangun untuk sahur. Biasanya sholat subuh kesiangan sekarang insyaAllah tepat waktu sholatnya. Ramadhan membentuk kembali habbits seorang muslim dengan habbits yang seharusnya. Sebegitu mulianya bulan ini, hingga Rosul dan para Sahabatnya selalu menyebut dalam doa-doa panjangnya untuk dipertemukan kembali dengan bulan ini. Tidak hanya itu, persiapan mereka untuk menyambutnya jauh-jauh hari sehingga ketika bulan ini datang mereka telah siap.
Nah apa yang dilakukan Baginda dan para Sahabat ketika Ramadhan tiba? Tidak main-main, mereka melakukan amalan yang paling istimewa puncak dari cita-cita seorang muslim, yakni jihad fii sabilillah. Jika pahala jihad dibulan selain ramadhan sangat besar yakni hidup mulia atau mati syahid yang pahalanya yakni masuk surga tanpa hisab, bagaimana dengan jihad di bulan Ramadhan? Pastilah pahalanya berlipatganda, bahkan Rosul mengatakan dia melesat secepat kilat ke surga dan derajatnya ditinggikan disisi Allah. MasyaAllah betapa besar dan sangat utama pahala jihad saat Ramadhan. Maka tidak heran kemenangan-kemenangan kaum muslimin ketika jihad banyak sekali terjadi pada bulan Ramadhan, dan peristiwa-peristiwa ini terkenang hingga akhir zaman.
Masih ingat dengan kemenangan pertama kaum Muslim? Perang pertama yang sangat menggoncang psikis Roaulullah hingga beliau tak henti – hentinya memanjatkan doa demi kemenangan perang ini, karena bila di perang ini kalah, maka tak akan ada lagi peradaban Islam dimuka bumi. Perang Badar Al-Qubra sebuah peperangan dimana jumlah kaum muslim yang hanya 315 orang dengan perlengkapan yang sangat terbatas melawan kaum kafir Qurois dengan pasukan berjumlah sekitar 1000 orang, ditambah 100 pasukan berkuda dan 700 unta. Tak hanya itu mereka juga dilengkapi aneka hidangan dan para wanita penghibur.
Jika dilogika dengan akal manusia, rasa-rasanya tak akan didapat kemenangan besar ini melihat jumlah pasukan yang kalah telak, diperparah dengan sarana yang sangat tidak memadahi. Namun dikala sempit tersebut kemenangan datang dengan pertolongan Allah di bulan suci Ramadhan.
Masih ingat juga peristiwa perang Khandaq? Kemenangan telak ke-2 kaum Muslim. Di bulan suci Ramadhan kaum Muslim yang dipimpin langsung oleh Rosulullah menggali parit sepanjang 5.5 km dengan lebar yang hampir 5 m. Pada hari itu pula bisyarah akan ditakhlukkannya kota Persia dan Romawi dikabarkan oleh Rosulullah. Sungguh hari yang membahagiakan ditengah kesempitan saat itu.
Banyak perang-perang dan peristiwa bersejarah lain yang Rosul lakukan di bulan Ramadhan bahkan hal ini dilanjutkan oleh generasi setelah beliau. Mulai dari perang Tabuk, Fathul Makkah, futuhat kota ‘Asqalan yang merupakan pintu masuk menuju kota Al-quds oleh Salahuddin Al-Ayubi, futuhat Andalusia (Spanyol) dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad dll.
Peristiwa diatas menunjukkan bahwa Ramadgan tak hanya bulan untuk memperbanyak ibadah mahdhah saja atau bahkan bulan yang katanya tidur saja berpahala hingga kaum rebahan tergugah untuk rebahan seharian. Namun Ramadhan adalah bulan perjuangan. Bulan meraih amalan tertinggi dan peluang meraih cita-cita tertinggi sebagai seorang Muslim yakni hidup mulia atau mati syahid di medan jihad fii sabiilillah.
Hal ini dicontohkan oleh Rosul dan para Sahabat serta generasi emas penerusnya bahwa mereka tak pernah meninggalkan jihad walau di bulan Ramadhan dimana mereka juga diwajibkan untuk shaum (berpuasa). Maka sebagai seorang Muslim sudah seharusnya kita mencontoh sang Uswatun Hasanah dengan meningkatkan ruuhul jihad.
Namun pertanyaannya bagaimana bisa kita berjihad dimasa sekarang karena tak ada Amirul Jihad yang bisa mengomando kaum muslim di seluruh dunia. Karena umat muslim sekarang tersekat oleh sekat Nasionalisme. Padahal faktanya kaum muslim srkarang sedang terjajah, tertindas, dibantai, dikeruk kekayaan alamnya, dicuci otaknya, dibodohkan akalnya dan berbagai kedzoliman lain yang dilakukan oleh kaum kafir penjajah.
Namun dilemanya kaum muslim seolah tak bisa berbuat apa-apa selain hanya menyalurkan bantuan kemanusiaan yang sejatinya tak bisa menyelesaikan akar permasalahan mereka karena adanya sekat nasionalisme ini. Pun jika secara individu atau kelompok kita berjihad kesana tak akan mungkin menandingi kekuatan besar mereka alias sama saja seperti kita bunuh diri.
Lihat saja bagaimana Palestina hingga kini masih berdarah, Rohingya masih teraniaya terusir dari wilayahnya, Kasmir masih meronta, negara muslim lain masih dikuras kekayaan alamnya, miskin penduduknya, kelaparan dimana-mana. Bagaimana kita bisa menolong mereka jika tidak ada persatuan umat? Sedangkan persatuan umat Islam seluruh dunia hanya bisa terwujud oleh suatu instansi yang menaungi yakni Khilafah.
Maka sudah seharusnya kita sebagai kaum muslim merapatkan barisan untuk mewujudkan persatuan umat ini. Dibulan Ramadhan yang penuh berkah ini sudah saatnya kita meraih amalan tertinggi dengan berdakwah melanjutkan kehidupan islam dalam naungan Khilafah yang akan membebaskan penjajahan diatas dunia. Wallahua’lambisshawab.
Sumber Foto : Tribunnews