KHADIJAH R.A : Saudagar Muslimah, Donatur Terbesar Kejayaan Islam
Oleh : Arifah Azkia N.H (Aktivis Mahasiswi Surabaya)
Muslimahtimes – Sayyidah Khadijah R.A sosok muslimah mulia yang dijamin oleh Allah dengan surga-Nya. Wanita yang keberadaanya dinantikan oleh penduduk surga. Dan merupakan saudagar kaya raya yang memiliki peran penting dalam dakwah Rasulullah ra dan menjadi donatur peradaban Islam yang sangat berpengaruh atas tersebarluaskannya Islam. Dialah Khadijah binti Khuwailid, istri pertama Rasulullah SAW.Di masa perjuangan Islam, banyak sahabat Rasulullah berlatar belakang pedagang dan saudagar sukses. Dukungan finansial dari para saudagar inilah yang dijadikan sebagai bekal perjuangan mensyiarkan Islam ke seluruh penjuru dunia.
Tak terkecuali peran Khadijah R.A, istri Rasulullah yang juga merupakan seorang saudagar sukses yang sangat terkenal. Dari aktivitas inilah, dukungan finansial bagi syiar-syiar Islam menjadi lebih kuat. Sosoknya yang juga dikenal sebagai saudagar muslimah yang sangat dermawan, terbukti dengan perannya menjadi saudagar, semua harta benda yang dimilikinya disalurkan penuh untuk kejayaan Islam dan segala kebutuhan syiar dakwah Islam. Memfasilitasi segala jalan dakwah Islam dan agama dengan sebaik-baiknya. Bahkam peran siti Khadijah, istri Rasulullah yang merupakan seorang saudagar muslimah yang sukses ini menjadikan dukungan finansial bagi syiar-syiar Islam menjadi kuat. Sehingga dari harta usahanya banyak berdampak untuk dakwah Rasulullah. Sehingga Islam tersebarluaskan dan sampai pada puncak kejayaannya.
//Perjuangan Khadijah R.A//
Sangatlah pantas jika sayyidah Khadijah R.A dijuluki sebagai donatur kejayaan Islam terbesar karna perannya dalam memfasilitasi jalan syiar begitu teramat besar. Bahkan ia mendermakan jiwa dan hartanya untuk dakwah Nabi. Hingga pada suatu ketika sayyidah Khadijah berujar Kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang juga suaminya :
”Wahai Rasul utusan Allah, tiada lagi harta dan hal lainnya yang bersamaku untuk aku sumbangkan demi dakwah. Andai selepas kematianku, tulang-tulangku mampu ditukar dengan dinar dan dirham, maka gunakanlah tulang-tulangku demi kepentingan dakwah yang panjang ini”.
Di saat itu harta-harta dan perniagaanya telah habis untuk dikerahkan di jalan syiar Islam. Tetapi beliau tidak pernah menyesal sama sekali bahkan beliau merasa sedih ketika kini beliau tidak lagi bisa membantu jalan syiar Islam karna hartanya sudah habis.
Semasa hidupnya beliau senantiasa menyiapkan seluruh kemampuan terbaik yang dimilikinya. Seluruh harta benda miliknya dikorbankan kepada perjuangan suci suaminya untuk membebaskan umat manusia dari kesesatan dan kejahiliyahan. Ia tidak pernah mengeluh dan menghitung-hitung seberapa besar yang dikeluarkannya untuk perjuangan suami dalam dakwah Islam.
Khadijah adalah bangsawan kaya raya yang telah mengorbankan seluruh miliknya untuk perjuangan menegakkan risalah islam yang diemban Rasulullah SAW. Hingga dengan pengorbananya itu semakin berkurang hartanya secara materi tapi justru semakin banyak pahalanya, seolah meninggalkan kemegahan duniawi tapi justru menuju keindahan ukhrawi. Ia pun rela dan rida menyediakan rumah untuk pusat dakwah Nabi, mengantar makanan ketempat dakwah Nabi, serta membiayai perjuangan Nabi ketika diboikot penduduk kafir Quraisy.
Hingga Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam menyetakannya dengan kata-kata indah :
واللهِ، ما أبدلَنِي اللهُ خيْرًا مِنْها: آمَنَتْ بِي حِيْنَ كَفَر الناسُ، وصدَّقَتْني إِذْ كَذَّبَنِي الناسُ، ووَاسَتْنِي بِمَالِها إِذْ حَرَّمَنِي النَّاسُ، ورَزَقَنِي منها اللهُ الوَلَدَ دون غَيْرِها من النِّسَاءِ.”
“Demi Allah, Allah tidak memberiku wanita pengganti yang lebih baik daripadanya: dia (Khadijah) beriman kepadaku tatkala orang-orang mengingkariku; dia (Khadijah) memercayaiku ketika orang-orang mendustakanku; dia (Khadijah) membantuku dengan hartanya saat orang-orang tidak mau membantuku; dialah (Khadijah) ibu dari anak-anak yang Allah anugerahkan kepadaku, tidak dari istri-istri yang lain”.
Subhanallah, Mahasuci Allah atas kemuliaan jiwa yang terpatri pada Sayyidah Khadijah.
Wallahu a’lam bissowab..